Integrasi Antar Berbagai Sistem Infrastruktur Kota

Gambar 5.2: Bagan penanganan permasalahan sistem drainase kota Medan

5.2 Integrasi Antar Berbagai Sistem Infrastruktur Kota

Pembangunan berbagai infrastruktur kota harus dilaksanakan secara terintegrasi agar dalam memberikan pelayanan dapat memberikan daya guna yang optimal. Perencanaan dan pengembanganan infrastruktur jalan harus memperhatikan kondisi infrastruktur keairan jaringan drainase, infrastruktur jaringan komunikasi dan energi agar dalam operasionalnya dapat berfungsi maksimal atau tidak terjadi gangguan-gangguan. Bagan pada Gambar 5.3 menunjukkan hubungan infrastruktur dan pengelolaan Sumber Daya Air dimana terdapat enam kelompok infrastruktur kota yang saling berhubungan dan mempunyai keterkaitan pengaruh satu dengan yang lainnya. Drainase perkotaan merupakan bagian dari infrastruktur keairan yang berhubungan langsung dengan kelompok infrastruktur pengelolaan limbah, jalan dan pelayanan lainnya dan kelompok bangunangedung dan lingkungannya. Dominggo Pasaribu: Konsep Pengelolaan Drainase Kota Medan Secara Terpadu, 2007. USU e-Repository © 2008 Bangunan Gedung dan Lingkungannya Energi Limbah Gambar 5.3: Hubungan infrastruktur dan pengelolaan Sumber Daya Air Kodoatie, 2002 Pengelolaan infrastruktur kota khususnya infrastruktur keairan dalam pelaksanaannya akan menghadapi permasalahan perbedaan kepentingan, tujuan dan sasaran dengan pelaksanaan pengelolaan infrastruktur lainnya. Untuk melakukan koordinasi, negosiasi antar kepentingan, konsultansi, diskusi dan mencari kesepakatan dengan semua stakeholder khususnya dalam tahap perencanaan dibutuhkan suatu badanorganisasi koordinasi. Dengan dibentuknya Dewan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 20 April 2005 dan diharapkan diikuti dengan pembentukan Dewan Sumber Daya Air tingkat KabupatenKota. Dewan Sumber Daya Air diharapkan menjadi wadah untuk membangun koordinasi dan integrasi berbagai sektor. Keberhasilan badan ini diharapkan akan menjadi percontohan untuk membentuk badan koordinasi yang bersifat teknis untuk pengelolaan infrastruktur keairan di KabupatenKota. Pada pengelolaan infrastruktur keairan khususnya sistem drainase kota, peran serta berbagai instansi, swasta dan masyarakat stakeholder dalam wadah koordinasi dibutuhkan agar pelaksanaan pengelolaan dapat terlaksana secara optimal dan tidak terjadi tumpang tindih aktivitas. Sebagai contoh koordinasi dalam pengelolaan infrastruktur kota adalah pemanfaatan lahan dalam suatu wilayah sungai, instansi yang bertanggungjawab untuk membuat tata guna lahan RUTRK adalah Bappeda, dalam pembangunan infrastruktur lahan jalan, jembatan, Komunikasi Jalan dan Pelayanan Infrastuktur Keairan : Struktur dan Sistem Sistem Sumberdaya Air Buatan Manusia Sistem Sumberdaya Air Alam Natural • Sistem jaringan irigasi • Sistem jaringan drainase • Sistem Satuan Wil. Sungai • Dll. Salah satu kegiatannya adalah pengedalian banjir INFRASTUKTUR Termasuk di dalamnya SUMBER DAYA AIR - Pengelolaan menyeluruh dan terpadu - Perkiraan assesment - Proteksi - Pengembangan berkelanjutan - Kelestarian lingkungan Dominggo Pasaribu: Konsep Pengelolaan Drainase Kota Medan Secara Terpadu, 2007. USU e-Repository © 2008 jaringan instalasi, limbah dan bangunan publik terlibat berbagai isntansi, yang memanfaatkan lahan adalah swasta dan masyarakat. Kepentingan dalam pengelolaan sistem drainase adalah perlunya koordinasi dari semua stakeholder agar sistem drainase yang direncanakan dapat berfungsi dan memberikan pelayanan optimal. Peran masing-masing stakeholder akan dijelaskan pada konsep pengeloaan drainase yang terpadu.

5.3 Konsep Pengelolaan yang Terpadu