4.3.1 Biaya Operasi dan Pemeliharaan
Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan drainase sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya, sumber daya meliputi sumber daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana,
dan sumber daya dana. Ketersediaan sumber daya ini sangat bergantung pada ketersediaan dana biaya.
Pengelolaan sistem drainase kota Medan, khususnya sub sistem Sei Sikambing biaya operasi tidak dianggarkan atau tidak tersedia sedangkan biaya pemeliharaan dianggarkan untuk
keseluruhan sistem drainase kota dengan jumlah yang terbatas relatif kecil. Biaya yang dianggarkan adalah biaya pemeliharaan untuk rehabilitasi dan normalisasi saluran yang tidak
berfungsi atau mengalami kerusakan berat. Struktur biaya pemeliharaan drainase kota Medan meliputi biaya pemeliharaan
terpogram, biaya pekerjaan non fisik perencanaan, konsultansi, dll. dan biaya pekerjaan pemeliharaan yang bersifat swakelola.
Dari besaran biaya yang disediakan untuk operasi dan pemeliharaan drainase kota pada sub sistem Sei Sikambing dapat dinyatakan bahwa jumlah tersebut tidak cukup untuk
menyajikan suatu sistem drainase yang dapat berfungsi secara optimal.
4.3.2 Tipe Drainase
Tipe drainase pada sub sistem Sei Sikambing pada umumnya terdiri dari dua yaitu saluran terbuka dan tertutup dan yang dominan adalah saluran terbuka. Saluran terbuka
berbentuk persegi dan trapesium sedangkan saluran tertutup berupa saluran terbuka yang diberi penutup, box culvert dan gorong-gorong.
Pemilihan tipe drainase yang ada saat ini adalah dengan mempertimbangkan ketersediaan tanah dan keadaan lokasi, pembiayaan dan pertimbangan kemudahan dalam
operasi dan pemeliharaan. Sebahagian besar drainase pada sub sistem Sei Sikambing adalah saluran terbuka oleh karena masih tersedia lahan dan untuk kemudahan dalam operasi serta
pemeliharaannya. Sedangkan drainase pada jalan Gatot Subroto, jalan Iskandar Muda, jalan Setia Budi merupakan saluran tertutup diberi penutup oleh karena keterbatasan lahan dan
dapat dimanfaatkan untuk jalur pejalan kaki. Pengoperasian tipe saluran terbuka untuk menerima aliran permukaan dari jalan dan
lahan pada umumnya tidak mengalami masalah karena elevasi puncak dinding saluran lebih rendah dari permukaan jalan dan lahan sedangkan pada saluran tertutup elevasi puncak tutup
lebih tinggi dari permukaan jalan setinggi kansteen jalan sehingga untuk jalan masuk air
Dominggo Pasaribu: Konsep Pengelolaan Drainase Kota Medan Secara Terpadu, 2007. USU e-Repository © 2008
diberi lubang masuk kerb in. Yang sering menjadi permasalahan pada saat hujan adalah lubang masuk sering tidak berfungsi akibat tertutup tanah dan sampah sehingga terjadi
genangan air pada badan jalan.
4.3.3 Peralatan Operasi dan Pemeliharaan