Hasil dan Pembahasan Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional, Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris pada KAP di Wilayah Jakarta)

77

B. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata mean dan standar deviasi dari masing - masing variabel yaitu disajikan sebagai berikut: Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PG 103 2.89 5.00 4.0354 .49886 ID 103 3.00 5.00 4.0441 .43661 SK 103 3.00 5.00 4.0379 .44438 PK 103 3.00 5.00 4.0491 .43927 Valid N listwise 103 Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat didekripsikan bahwa jumlah responden N ada 103. Dari 103 responden ini variabel pengalaman memiliki nilai minimum 2,89, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0354, dengan standar deviasi 0,49886, Independensi memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0441, dengan standar deviasi 0,43661, skeptisme profesional auditor memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0379, dengan standar deviasi 0,44438. Sedangkan pada variabel dependen pendeteksian kecurangan nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0491 dengan standar deviasi 0,43927. 78

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel . Nilai r tabel 0,195, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 103 – 2 = 101, tingkat signifikansi 5, maka didapat r tabel 0,195. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel Imam Ghozali, 2009:53. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena koefisien korelasi r hitung r tabel . Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel pengalaman dengan 103 sampel responden. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria PG1 0,770 0,195 Valid PG2 0,663 0,195 Valid PG3 0,539 0,195 Valid PG4 0,673 0,195 Valid PG5 0,731 0,195 Valid PG6 0,474 0,195 Valid PG7 0,581 0,195 Valid PG8 0,560 0,195 Valid PG9 0,461 0,195 Valid Sumber: data primer yang diolah 79 Variabel pengalaman terdiri atas 9 butir pernyataan, dari ke-9 butir pernyataan adalah valid r hitung r tabel . Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel Independensi dengan 103 sampel responden. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria IN1 0,566 0,195 Valid IN2 0,644 0,195 Valid IN3 0,574 0,195 Valid IN4 0,632 0,195 Valid IN5 0,513 0,195 Valid IN6 0,566 0,195 Valid IN7 0,471 0,195 Valid IN8 0,690 0,195 Valid IN9 0,603 0,195 Valid IN10 0,415 0,195 Valid IN11 0,408 0,195 Valid IN12 0,430 0,195 Valid Sumber: data primer yang diolah Variabel independensi terdiri atas 12 butir pernyataan, dari ke - 12 butir pernyataan adalah valid r hitung r tabel . Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel skeptisme profesonal auditor dengan 103 sampel responden. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria SK1 0,597 0,195 Valid SK2 0,477 0,195 Valid SK3 0,402 0,195 Valid SK4 0,529 0,195 Valid SK5 0,621 0,195 Valid SK6 0,590 0,195 Valid SK7 0,613 0,195 Valid SK8 0,481 0,195 Valid SK9 0,487 0,195 Valid SK10 0,479 0,195 Valid Sumber: data primer yang diolah 80 Variabel skeptisme professional auditor terdiri atas 10 butir pernyataan, dari ke-10 butir pernyataan adalah valid r hitung r tabel . Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel pendeteksian kecurangan dengan 103 sampel responden. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Pendeteksian Kecurangan Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria PK1 0,602 0,195 Valid PK2 0,496 0,195 Valid PK3 0,548 0,195 Valid PK4 0,492 0,195 Valid PK5 0,400 0,195 Valid PK6 0,635 0,195 Valid PK7 0,677 0,195 Valid PK8 0,407 0,195 Valid PK9 0,412 0,195 Valid PK10 0,625 0,195 Valid PK11 0,499 0,195 Valid PK12 0,634 0,195 Valid PK13 0,642 0,195 Valid Sumber: data primer yang diolah Variabel pendeteksian kecurangan terdiri atas 13 butir pernyataan, dari ke-13 butir pernyataan adalah valid r hitung r tabel .

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 20. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,60 dalam Ghozali, 2009:48. 81 Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbachs Alpha N of Items Keterangan Pengalaman 0,872 9 Reliabel Independensi 0,863 12 Reliabel Skeptisme Profesionalisme Auditor 0,833 10 Reliabel Pendeteksian Kecurangan 0,871 13 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 di atas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel pengalaman sebesar 0,872, variabel independensi sebesar 0,863, variabel skeptisme profesionalisme auditor sebesar 0,833, dan variabel pendeteksian kecurangan sebesar 0,871. sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner semua variabel ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam penelitian ini Ghozali, 2009: 45. Maksudnya untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. 82

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas Data

Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali 2009:147 uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen terikat dan variabel independen bebas mempunyai kontribusi atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik uji Kolmogorov – smirnov, adapun penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut Ghozali, 2009:147: 1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi 83 normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal Imam Ghozali, 2009:147. Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini: Gambar 4.5: Uji Normalitas Data Secara Grafik Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas Imam Ghozali 2009:112. 84 2 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik Imam Ghozali, 2009:149. Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji Kolmogorof-Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Normalitas Secara Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PG ID SK PK N 103 103 103 103 Normal Parameters a,b Mean 4.0354 4.0441 4.0379 4.0491 Std. Deviation .49886 .43661 .44438 .43927 Most Extreme Differences Absolute .084 .086 .074 .068 Positive .064 .086 .068 .068 Negative -.084 -.054 -.074 -.066 Kolmogorov-Smirnov Z .849 .874 .751 .685 Asymp. Sig. 2-tailed .466 .430 .626 .736 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.10 di atas uji Kolmogorov - Smirnov dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai sig. 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal Ghozali, 2009:147.

b. Hasil Uji Multikolienaritas

Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen. 85 Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PG .453 2.207 ID .218 4.593 SK .155 6.463 a. Dependent Variable: PK Sumber: data primer yang diolah Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing - masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut: 86 Gambar 4.6: Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Imam Ghozali 2009:107.

4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

a. Hasil Uji Determinasi Adjusted R

2 Menurut Ghozali 2009:87 untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi Adjusted R-Square. Adapun hasil uji determinasi Adjusted R 2 . 87 Tabel 4.12 Hasil Uji Determinasi Adjusted R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .865 a .748 .741 .22362 2.165 a. Predictors: Constant, SK, PG, ID b. Dependent Variable: PK Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.12 di atas menyatakan bahwa nilai koefisien nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square adalah 0,741. Hal ini berarti 74,1 variasi dari pendeteksian kecurangan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen pengalaman, independensi dan skeptisme profesionalisme auditor. Sedangkan sisanya 100 - 74,1 = 25,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini kompetensi Setyaningrum, 2010, tipe kepribadian, beban kerja Fitriany, 2012.

b. Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant .360 .219 PG .228 .066 .259 ID .313 .109 .311 SK .372 .127 .377 a. Dependent Variable: PK Sumber: data primer yang diolah 88 Berdasarkan tabel 4.13 di atas hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y= 0,360 + 0,228 X 1 + 0,313 X 2 + 0,372 X 3 Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 0,360. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel pengalaman, independensi dan skeptisme profesionalisme auditor dianggap konstan atau bernilai 0 nol, maka pendeteksian kecurangan akan meningkat sebesar 0,360 satuan atau 36 . Koefisien regresi pada variabel pengalaman sebesar 0,228, hal ini berarti jika variabel independensi bertambah satu satuan maka variabel pendeteksian kecurangan akan meningkat sebesar 0,228 satuan atau 22,8, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel independensi sebesar 0,313, hal ini berarti jika variabel independensi bertambah satu satuan maka variabel pendeteksian kecurangan akan meningkat sebesar 0,313 satuan atau 33,3 , dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel skeptisme profesionalisme auditor sebesar 0,372, hal ini berarti jika variabel skeptisme profesionalisme auditor bertambah satu satuan maka variabel pendeteksian kecurangan akan meningkat sebesar 0,372 satuan atau 37,2 , dengan catatan variabel lain dianggap konstan. 89

5. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

a. Hasil Uji Secara Simultan Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel- variabel independen secara simultan bersama - sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Ghozali, 2009:88. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H o, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H o diterima dan menolak H a . Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F Simultan ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 14.731 3 4.910 98.200 .000 b Residual 4.950 99 .050 Total 19.682 102 a. Dependent Variable: PK b. Predictors: Constant, SK, PG, ID Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 di atas menyatakan bahwa hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai F hitung diperoleh sebesar 98,200 F tabel sebesar 2,70 dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman, independensi, skeptisme profesionalisme auditor terhadap pendeteksian kecurangan berpengaruh secara simultan bersama-sama.

b. Hasil Uji Secara Parsial Uji t

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh 90 masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 Ghozali, 2009:88. Tabel 4.15 Hasil Uji t Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .360 .219 1.645 .103 PG .228 .066 .259 3.461 .001 ID .313 .109 .311 2.877 .005 SK .372 .127 .377 2.940 .004 a. Dependent Variable: PK Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa pengaruh pengalaman, independensi, skeptisme profesionalisme auditor terhadap pendeteksian kecurangan menunjukkan pengaruh yang signifikan. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap pendeteksian kecurangan: 1 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pendeteksian Kecurangan Variabel pengalaman dengan nilai t hitung sebesar 3,461 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti pengalaman berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendeteksian kecurangan. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriany 2012, dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit Dan Tipe Kepribadia Terhadap Skeptisme Profesiona Dan Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan ”. Metode yang digunakan adalah 91 menggunakan regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan, sedangkan pengalaman audit dan skeptisme profesional terbukti berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan auditor mendeteksi gejala - gejala kecurangan. Dengan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor, maka akan semakin tinggi atau semakin baik dalam mendeteksi kecurangan. Dengan hasil tersebut kantor akuntan publik harus memberikan pelatihan bagi auditor dalam meningkatkan kemampuan bagi mereka dan memberikan kompensasi yang layak dan sesuai kebutuhan auditor, karena semakin lamanya auditor bekerja maka akan semakin baik pekerjaan yang dilaksanakan. Sehingga akan meningkatkan pendeteksian kecurangan yang menghasilkan kualitas audit yang lebih baik lagi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Sukriah, dkk 2009 menyimpulkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan. 2 Pengaruh Independensi Terhadap Pendeteksian Kecurangan Variabel independensi dengan nilai t hitung sebesar 2,877 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 0,005 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti independensi berpengaruh positif secara parsial terhadap pendeteksian 92 kecurangan. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Matondang 2010, dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Pengalaman, independensi dan keahlian profesionalisme terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan ”, metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Disimpulkan pengalaman, independensi dan keahlian professional berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tingginya independensi seorang auditor maka akan semakin tinggi mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil tersebut maka kantor akuntan publik perlu melakukan motivasi dan melakukan pengawasan terhadap auditor, sehingga akan meningkatkan pendeteksian kecurangan. Dengan meningkatnya pendeteksian kecurangan maka akan semakin baiknya kualitas audit dan akan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik lagi sehingga dapat dipercaya perusahaan dalam mengaudit laporan keuangan. 3 Pengaruh Skeptisme Profesionalisme Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan Variabel skeptisme profesionalisme auditor dengan nilai t hitung sebesar 6,642 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti skeptisme profesionalisme auditor berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendeteksian kecurangan. Hasil sesuai dengan 93 penelitian yang dilakukan oleh Waluyo 2005, dalam penelitianya yang berjudul “Skeptisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksdi Kecurangan ”, metode yang digunakan dalam penelitianya menggunakan refresi linier bverganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa tipe skeptisme yang terdiri dari dukungan data dan tipe kepripadian berpengaruh pendeteksian kecurangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin meningkat skeptisme auditor maka akan semakin tinggi pendeteksian kecurangan, dengan hasil tersebut maka kantor akuntan publik harus melakukan peningkatan pelatihan terhadap auditor agar lebih professional lagi, sehingga akan meningkatkan kualitas audit yang lebih baik lagi dan menyajikan laporan keuangan yang semakin baik.

C. Interpretasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

1 10 154

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Pengaruh pengalaman, pengetahuan dan skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah: studi pada inspektorat Provinsi Kalimantan Barat

0 5 129

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

Pengharuh Kompetensi Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan (survey Pada KAP di WIlayah Bandung yang Terdaftar di BPK)

6 86 32

PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK, SKPETISME PROFESIONAL AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 30

PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT, TIPE KEPRIBADIAN DAN SKEPTISME PROFESIONAL TERHADAP Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit, Tipe Kepribadian Dan Skeptisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi empiris pada Kant

0 1 16

PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, INDEPENDENSI, DAN SKEPTISME PROFESIONAL TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR MENDETEKSI KECURANGAN (Studi Empiris pada Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 0 158