77
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata mean
dan standar deviasi dari masing - masing variabel yaitu disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation PG
103 2.89
5.00 4.0354
.49886 ID
103 3.00
5.00 4.0441
.43661 SK
103 3.00
5.00 4.0379
.44438 PK
103 3.00
5.00 4.0491
.43927 Valid N listwise
103
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat didekripsikan bahwa jumlah
responden N ada 103. Dari 103 responden ini variabel pengalaman memiliki nilai minimum 2,89, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0354, dengan
standar deviasi 0,49886, Independensi memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0441, dengan standar deviasi 0,43661, skeptisme
profesional auditor memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0379, dengan standar deviasi 0,44438. Sedangkan pada variabel
dependen pendeteksian kecurangan nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0491 dengan standar deviasi 0,43927.
78
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menghitung angka korelasional atau r
hitung
dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan
r
tabel
. Nilai r
tabel
0,195, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 103 – 2 = 101,
tingkat signifikansi 5, maka didapat r
tabel
0,195. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan
lebih besar atau sama dengan r
tabel
Imam Ghozali, 2009:53. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid,
karena koefisien korelasi r
hitung
r
tabel
. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel pengalaman dengan 103 sampel
responden.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman
Pertanyaan Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria
PG1
0,770
0,195
Valid
PG2
0,663
0,195
Valid
PG3
0,539
0,195
Valid
PG4
0,673
0,195
Valid
PG5
0,731
0,195
Valid
PG6
0,474
0,195
Valid
PG7
0,581
0,195
Valid
PG8
0,560
0,195
Valid
PG9
0,461
0,195
Valid
Sumber: data primer yang diolah
79 Variabel pengalaman terdiri atas 9 butir pernyataan, dari ke-9
butir pernyataan adalah valid r
hitung
r
tabel
. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel Independensi dengan 103
sampel responden.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi
Pertanyaan Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria IN1
0,566 0,195
Valid IN2
0,644 0,195
Valid IN3
0,574 0,195
Valid IN4
0,632 0,195
Valid IN5
0,513 0,195
Valid IN6
0,566 0,195
Valid IN7
0,471 0,195
Valid IN8
0,690 0,195
Valid IN9
0,603 0,195
Valid IN10
0,415 0,195
Valid IN11
0,408 0,195
Valid IN12
0,430 0,195
Valid
Sumber: data primer yang diolah Variabel independensi terdiri atas 12 butir pernyataan, dari ke -
12 butir pernyataan adalah valid r
hitung
r
tabel
. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel skeptisme profesonal
auditor dengan 103 sampel responden. Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor Pertanyaan
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria SK1
0,597 0,195
Valid SK2
0,477 0,195
Valid SK3
0,402 0,195
Valid SK4
0,529 0,195
Valid SK5
0,621 0,195
Valid SK6
0,590 0,195
Valid SK7
0,613 0,195
Valid SK8
0,481 0,195
Valid SK9
0,487 0,195
Valid SK10
0,479 0,195
Valid Sumber: data primer yang diolah
80 Variabel skeptisme professional auditor terdiri atas 10 butir
pernyataan, dari ke-10 butir pernyataan adalah valid r
hitung
r
tabel
. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel pendeteksian
kecurangan dengan 103 sampel responden.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Pendeteksian Kecurangan
Pertanyaan Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Kriteria PK1
0,602 0,195
Valid PK2
0,496 0,195
Valid PK3
0,548 0,195
Valid PK4
0,492 0,195
Valid PK5
0,400 0,195
Valid PK6
0,635 0,195
Valid PK7
0,677 0,195
Valid PK8
0,407 0,195
Valid PK9
0,412 0,195
Valid PK10
0,625 0,195
Valid PK11
0,499 0,195
Valid PK12
0,634 0,195
Valid PK13
0,642 0,195
Valid Sumber: data primer yang diolah
Variabel pendeteksian kecurangan terdiri atas 13 butir pernyataan, dari ke-13 butir pernyataan adalah valid r
hitung
r
tabel
.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan adalah dengan mengukur koefisien
Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 20. Nilai alpha bervariasi dari 0
– 1, suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari
0,60 dalam Ghozali, 2009:48.
81
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbachs
Alpha N of
Items Keterangan
Pengalaman 0,872
9 Reliabel
Independensi 0,863
12 Reliabel
Skeptisme Profesionalisme Auditor 0,833
10 Reliabel
Pendeteksian Kecurangan 0,871
13 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 di atas menunjukkan nilai
cronbach’s alpha atas variabel pengalaman sebesar 0,872, variabel independensi sebesar 0,863,
variabel skeptisme profesionalisme auditor sebesar 0,833, dan variabel pendeteksian kecurangan sebesar 0,871. sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner semua variabel ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif
sama dengan jawaban sebelumnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada di dalam kuesioner mampu
mengukur peubah yang didapatkan dalam penelitian ini Ghozali, 2009: 45. Maksudnya untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner
dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
82
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
normalitas. Menurut Ghozali 2009:147 uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen terikat dan variabel independen
bebas mempunyai kontribusi atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik uji Kolmogorov
– smirnov, adapun penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut Ghozali, 2009:147:
1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal.
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
83 normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal Imam Ghozali, 2009:147. Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat
dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini:
Gambar 4.5: Uji Normalitas Data Secara Grafik
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas Imam Ghozali 2009:112.
84 2 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik Imam Ghozali, 2009:149. Adapun hasil
perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji Kolmogorof-Smirnov
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Normalitas Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PG ID
SK PK
N 103
103 103
103 Normal Parameters
a,b
Mean 4.0354 4.0441 4.0379 4.0491
Std. Deviation .49886 .43661 .44438 .43927
Most Extreme Differences Absolute
.084 .086
.074 .068
Positive .064
.086 .068
.068 Negative
-.084 -.054
-.074 -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .849
.874 .751
.685 Asymp. Sig. 2-tailed
.466 .430
.626 .736
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.10 di atas uji Kolmogorov - Smirnov dapat
diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai sig. 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal Ghozali,
2009:147.
b. Hasil Uji Multikolienaritas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF serta
besaran korelasi antar variabel independen.
85
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
PG .453
2.207 ID
.218 4.593
SK .155
6.463 a. Dependent Variable: PK
Sumber: data primer yang diolah Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi
gejala multikolinearitas antara masing - masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya
mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih
kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas
kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
86
Gambar 4.6: Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Imam Ghozali
2009:107.
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
a. Hasil Uji Determinasi Adjusted R
2
Menurut Ghozali 2009:87 untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu
diketahui nilai koefisien determinasi Adjusted R-Square. Adapun hasil uji determinasi Adjusted R
2
.
87
Tabel 4.12 Hasil Uji Determinasi
Adjusted R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .865
a
.748 .741
.22362 2.165
a. Predictors: Constant, SK, PG, ID b. Dependent Variable: PK
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.12 di atas menyatakan bahwa nilai koefisien nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square
adalah 0,741. Hal ini berarti 74,1 variasi dari pendeteksian kecurangan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen pengalaman,
independensi dan skeptisme profesionalisme auditor. Sedangkan sisanya 100 - 74,1 = 25,9 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada
dalam penelitian ini kompetensi Setyaningrum, 2010, tipe kepribadian, beban kerja Fitriany, 2012.
b. Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta 1
Constant .360
.219 PG
.228 .066
.259 ID
.313 .109
.311 SK
.372 .127
.377 a. Dependent Variable: PK
Sumber: data primer yang diolah
88 Berdasarkan tabel 4.13 di atas hasil yang telah diperoleh dari
koefisien regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0,360 + 0,228 X
1
+ 0,313 X
2
+ 0,372 X
3
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 0,360. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel pengalaman,
independensi dan skeptisme profesionalisme auditor dianggap konstan atau bernilai 0 nol, maka pendeteksian kecurangan akan meningkat
sebesar 0,360 satuan atau 36 . Koefisien regresi pada variabel pengalaman sebesar 0,228, hal ini
berarti jika variabel independensi bertambah satu satuan maka variabel pendeteksian kecurangan akan meningkat sebesar 0,228 satuan atau
22,8, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel independensi sebesar 0,313, hal
ini berarti jika variabel independensi bertambah satu satuan maka variabel pendeteksian kecurangan akan meningkat sebesar 0,313 satuan
atau 33,3 , dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel skeptisme profesionalisme auditor
sebesar 0,372, hal ini berarti jika variabel skeptisme profesionalisme auditor bertambah satu satuan maka variabel pendeteksian kecurangan
akan meningkat sebesar 0,372 satuan atau 37,2 , dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
89
5. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Hasil Uji Secara Simultan Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel- variabel independen secara simultan bersama - sama mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen Ghozali, 2009:88. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka H
a
diterima dan menolak H
o,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H
o
diterima dan menolak H
a
.
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F Simultan
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
14.731 3
4.910 98.200 .000
b
Residual 4.950
99 .050
Total 19.682
102 a. Dependent Variable: PK
b. Predictors: Constant, SK, PG, ID
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 di atas menyatakan bahwa hasil uji F
dapat dilihat pada tabel di atas nilai F
hitung
diperoleh sebesar 98,200 F
tabel
sebesar 2,70 dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H
a
diterima, sehingga dapat
dikatakan bahwa
pengalaman, independensi,
skeptisme profesionalisme auditor terhadap pendeteksian kecurangan berpengaruh
secara simultan bersama-sama.
b. Hasil Uji Secara Parsial Uji t
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
90 masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 Ghozali, 2009:88.
Tabel 4.15 Hasil Uji t Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .360
.219 1.645
.103 PG
.228 .066
.259 3.461
.001 ID
.313 .109
.311 2.877
.005 SK
.372 .127
.377 2.940
.004 a. Dependent Variable: PK
Sumber: data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa pengaruh
pengalaman, independensi, skeptisme profesionalisme auditor terhadap pendeteksian kecurangan menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap pendeteksian kecurangan:
1 Pengaruh Pengalaman Terhadap Pendeteksian Kecurangan Variabel pengalaman dengan nilai t
hitung
sebesar 3,461 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 0,001 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima yang berarti pengalaman berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
pendeteksian kecurangan. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriany 2012, dalam penelitianya yang berjudul
“Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit Dan Tipe Kepribadia Terhadap Skeptisme Profesiona Dan Kemampuan Auditor Dalam
Mendeteksi Kecurangan
”. Metode yang digunakan adalah
91 menggunakan regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa beban kerja berpengaruh negatif terhadap peningkatan kemampuan auditor dalam mendeteksi gejala-gejala kecurangan,
sedangkan pengalaman audit dan skeptisme profesional terbukti berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan auditor
mendeteksi gejala - gejala kecurangan. Dengan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin
berpengalaman seorang auditor, maka akan semakin tinggi atau semakin baik dalam mendeteksi kecurangan. Dengan hasil tersebut
kantor akuntan publik harus memberikan pelatihan bagi auditor dalam meningkatkan kemampuan bagi mereka dan memberikan kompensasi
yang layak dan sesuai kebutuhan auditor, karena semakin lamanya auditor bekerja maka akan semakin baik pekerjaan yang dilaksanakan.
Sehingga akan meningkatkan pendeteksian kecurangan yang menghasilkan kualitas audit yang lebih baik lagi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Sukriah, dkk 2009 menyimpulkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang
auditor maka semakin meningkat kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2 Pengaruh Independensi Terhadap Pendeteksian Kecurangan Variabel independensi dengan nilai t
hitung
sebesar 2,877 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 0,005 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima yang berarti independensi berpengaruh positif secara parsial terhadap pendeteksian
92 kecurangan. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Matondang 2010, dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh
Pengalaman, independensi dan keahlian profesionalisme terhadap pencegahan dan pendeteksian kecurangan penyajian laporan
keuangan ”, metode yang digunakan menggunakan regresi linier
berganda. Disimpulkan pengalaman, independensi dan keahlian professional berpengaruh terhadap pencegahan dan pendeteksian
kecurangan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tingginya
independensi seorang auditor maka akan semakin tinggi mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil tersebut maka kantor akuntan publik
perlu melakukan motivasi dan melakukan pengawasan terhadap auditor, sehingga akan meningkatkan pendeteksian kecurangan.
Dengan meningkatnya pendeteksian kecurangan maka akan semakin baiknya kualitas audit dan akan menyajikan laporan keuangan yang
lebih baik lagi sehingga dapat dipercaya perusahaan dalam mengaudit laporan keuangan.
3 Pengaruh Skeptisme Profesionalisme Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan
Variabel skeptisme profesionalisme auditor dengan nilai t
hitung
sebesar 6,642 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima yang berarti skeptisme profesionalisme auditor berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap pendeteksian kecurangan. Hasil sesuai dengan
93 penelitian yang dilakukan oleh Waluyo 2005, dalam penelitianya
yang berjudul “Skeptisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksdi Kecurangan
”, metode yang digunakan dalam penelitianya menggunakan refresi linier bverganda. Hasil penelitian menyatakan
bahwa tipe skeptisme yang terdiri dari dukungan data dan tipe kepripadian berpengaruh pendeteksian kecurangan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin meningkat skeptisme auditor maka akan semakin tinggi pendeteksian
kecurangan, dengan hasil tersebut maka kantor akuntan publik harus melakukan peningkatan pelatihan terhadap auditor agar lebih
professional lagi, sehingga akan meningkatkan kualitas audit yang lebih baik lagi dan menyajikan laporan keuangan yang semakin baik.
C. Interpretasi