Metode Analisis Data Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional, Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris pada KAP di Wilayah Jakarta)

52

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Hamid 2007:33 metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka terutama yang berhubungan dengan data-data sekunder. Sementara itu data primer dapat dilakukan melalui studi lapangan berupa eksperimen, observasi dan wawancara dengan metode kuesioner. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada auditor yang terdaftar di KAP-KAP yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 20.0 , setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Uji Statistik deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi 53 Ghozali, 2009:19. Priyatno 2008:12 menjelaskan bahwa analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean , standar deviasi, variasi, modus, dll. Juga dilakukan pengukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan distribusi data apakah normal atau tidak. 2. Uji Kualitas Data Pengujian Pendekteksian Kecurangan data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji Pendekteksian Kecurangan data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat di kuesioner dapat mengukur tingkat ke validitasan suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2009:49. Pengujian validitas ini menggunakan Total Correlation Corrected Item, analisis ini dengan cara mengkolerasikan masing-masing skor item dengan skor total dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Pengujian 54 menggunakan dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1 Jika r hitung ≥ r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid 2 Jika r hitung r tabel uji 2 sisi dengan sig. 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid. Priyatno, 2010:94. b. Uji Reliabilitas Uji reabilitas adalah alat untuk menguji konsistensi jawaban reponden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai sebesar 0,06. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,6 maka butir pertanyaan dalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha 0 6 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel Nunnaly,1967 dalam Ghozali 2009:46. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen 55 dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel terhadap variabel dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan menghitung nilai Variance Inflation Factor VIF dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir Ghozali, 2009:96. b. Uji Normalitas Menurut Ghozali 2009:147 uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen terikat dan variabel independen bebas mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik uji Kolmogorov – smirnov, adapun penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut Ghozali, 2009:147. 56 c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroksiditas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroksiditas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau jika terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009:125. Pada saat mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat ditentukan dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, serat titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009:125. 4. Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen Ghozali, 2009:88. Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan H o yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda 57 sama dengan = pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan ≠ pada hipotesis alternatif. Tanda = dan ≠ ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89. Kriteria dalam uji parsial Uji t dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan membandingkan t hitung dengan t tabel yaitu, 1 Apabila - t hitung - t tabel atau t hitung t tabel , maka H o ditolak dan H a diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, 2 Apabila t hitung ≤ t tabel atau - t hitung ≥ - t tabel , maka H o diterima dan H a ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikansi=5, maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel- variabel independen X secara simultan bersama-samamempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y. Ghozali, 2009:88. Apabila F hitung F tabel , maka H o ditolak dan H a diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan 58 sebesar 5, jika nilai F hitung F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikansi=5, maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 5. Analisis Regresi Linier Berganda a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e Keterangan: Y : Pendeteksian Kecurangan X 1 : Pengalaman X 2 : Independensi X 3 : Skeptisme Profesional Audit a : Konstanta 59 b x : Koefisien regresi e : Error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data baik secara individu maupun model, bebas dari asumsi klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik. Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi. b. Uji R 2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square R 2 untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional Audit terhadap Pendeteksian Kecurangan. Nilai R 2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 0 ≤ R 2 ≤1. Jika nilai R 2 bernilai besar mendekati 1 berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R 2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas Ghozali, 2009:87. 60 Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahaan mendasar penggunaan R 2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R 2 , nilai Adjusted R-square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model Ghozali, 2009:87. Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R-Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda.

E. Operasional Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

1 10 154

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Pengaruh pengalaman, pengetahuan dan skeptisme profesional auditor terhadap pendeteksian kerugian daerah: studi pada inspektorat Provinsi Kalimantan Barat

0 5 129

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

Pengharuh Kompetensi Dan Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Pendeteksian Kecurangan (survey Pada KAP di WIlayah Bandung yang Terdaftar di BPK)

6 86 32

PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK, SKPETISME PROFESIONAL AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 30

PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT, TIPE KEPRIBADIAN DAN SKEPTISME PROFESIONAL TERHADAP Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit, Tipe Kepribadian Dan Skeptisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi empiris pada Kant

0 1 16

PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, INDEPENDENSI, DAN SKEPTISME PROFESIONAL TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR MENDETEKSI KECURANGAN (Studi Empiris pada Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 0 158