B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Untuk memudahkan penelitian ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, disamping karena terlalu banyaknya pembahasan-pembahasan,
maka penulis memberikan batasan yaitu bagaimana tarian sufi dijadikan sebagai mediasi zikir.
2. Perumusan masalah
a. Bagaimana hukum Islam memandang tentang tarian sufi?
b. Apakah tarian sufi bisa dijadikan mediasi zikir?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui perbedaan dan persamaan antara fiqih dan tasawuf dalam memandang metode berdzikir.
2. Dapat mengetahui hukum berdzikir dengan mengunakan tarian dalam fiqih
dan tasawuf. 3.
Mengetahui lebih dalam tentang konsep berdzikir dengan tarian dalam dunia tasawuf.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu : 1.
Tersedia data tentang penyelesaian status hukum berdzikir dengan menggunakan tarian secara hukum fiqih maupun tasawuf.
2. Sebagai subangsih dalam pengambilan keputusan dan yurisprudensi
hukum terutama mengenai status hukum tarian sufi yang dipakai untuk mediasi berdzikir dalam hal ini komunitas tarekat Maulawiyyah.
3. Untuk memberikan konstribusi positif dari akademisi dalam rangka
sebagai sosialisasi hukum Islam, dari dua sudut pandang yang berbeda antara fiqih dan tasawuf.
4. sebagai bentuk khazanah keilmuaan dan pengembangan keIslaman
serta wawasan bagi siapa saja yang membaca hasil penelitian ini.
D. Metode Penelitian
Pembahasan skripsi ini dilakukan dengan cara deskriptif analisis dengan melakukan pendekatan kualitatif. Penulis menggunakan dokumentasi naskah
dengan menelusuri buku-buku, artikel dan karya ilmiah lainnya yang berkenaan dengan tema bahasan ini.
Data yang diperoleh tersebut disusun secara teratur dan sistematis lalu dianalisis secara kualitatif, dengan demikian jenis penelitian dalam karya ilmiah
ini adalah penelitian kualitatif. Adapun teknik penulisan, penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009 ”.
E. Kajian Pustaka