Zikir Seluruh Indra Zikir dalam bentuk shalat

mengingat Allah SWT dalam bentuk ketaatan maupun penghambaan, baik dilakukan secara hati, lisan, maupun anggota tubuh yang lain. Dengan zikir yang seperti ini bisa diartikan bahwa zikir dapat dilakukan dalam kondisi apapun, baik dalam kondisi duduk, berdiri, berbaring, diam, bicara, maupun berjalan dan seseorang dapat berzikir selagi di dalam hatinya masih ingin mengingat Allah, dan bahkan seorang tatkala hembusan nafasnya bisa dikatakan zikir selagi ingin selalu menyebut nama Allah SWT, dan pada waktu hembusan nafasnya menjadikan dia mengingat kepada Allah SWT. Zikir kepada Allah merupakan komunikasi antara hamba dengan Tuhan dalam berbagai bentuk ibadah, sujud dan tasbih. Nash Al-Quran dan Hadis menyebut zikir merupkan mukjizat ilmiah tersendiri, sebab ia menghubungkan ingatan manusia akan Tuhan-Nya.

B. Macam-macam Zikir

Telah kita ketahui dari uraian di atas bahwa banyaknya seluruh ketaatan kepada Allah SWT. Hati, lisan dan anggota tubuh manusia sebagai mediasi untuk berzikir kepada Allah SWT, adapun macam-macam zikir banyak ragamnya dengan mengacu dari pemaparan di atas, dengan demikian zikir terdiri dari enam macam yaitu :

1. Zikir Seluruh Indra

Yang dimaksud dengan zikir seluruh indra ialah dengan mengaplikasikan seluruh indra tubuhnya hanya untuk mengingat kepada Allah, seperti pada waktu mata memandang ciptaan Tuhan yang indah, lalu lisan menyebut Alhamdulillah, dan selalu menjaga seluruh indra yang ada dalam dirinya untuk tidak berpaling dari mengingat Allah „azza wazalla. Firman Allah SWT :                  Artinya : Dan Allah mengeluakan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran dan penglihatan. dan hati agar kamu bersyukur. Qs. Al-Nahl: 78 Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu bentuk zikir kepada-Nya. dalam ayat ini zikir dihubungkan dengan indra.

2. Zikir dalam bentuk shalat

Firman Allah SWT:                                        Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diserukan sembahyang pada hari Jumat, bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang, bertebarnlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung QS. Al- Jumu‟ah: 8-9 Kita lihat dalam ayat di atas, di satu sisi zikir bermakna shalat dan di sisi lain bermakna interaksi dengan sesama manusia. masuk ke masjid untuk shalat berjamaah dan keluar masjid untuk bekerja dan berusaha sama-sama dihubungkan dengan Allah SWT. Artinya, kedua hal itu dipandang sebagai zikir kepada Allah, bahkan di ujung ayat terdapat perintah untuk berzikir kepada Allah dalam segala situasi.

3. Zikir dengan lisan