kepada Allah, bahkan di ujung ayat terdapat perintah untuk berzikir kepada Allah dalam segala situasi.
3. Zikir dengan lisan
Zikir dengan lisan merupakan salah satu zikir yang cara praktiknya dengan lisan, yaitu dengan mngucapkan lafaz-lafaz yang berisi pujian kepada
Allah, dan zikir tersebut berupa tasbih, tahmid dan tahlil. Zikir yang hanya terucap dengan lisan adalah tingkatan zikir yang paling
rendah, pada waktu lisan berzikir sedangkan hatinya lalai, dan bahkan Sarraj dan Kalabadhi mengatakan bahwan zikir yang semacam ini adalah zalim, yang tidak
mengetahui apapun tentang zikirnya, dan tidak mengetahui tentang yang disebutnya.
Zikir yang seperti ini akan tetap mendapatkan pahala dari Allah, selama itu dilakukan masih mengharapkan ridha dari Allah, dan zikir tersebut bukan
untuk tujuan yang lain, seperti mengharapkan pujian ataupun sanjungan dari orang lain. Firman Allah SWT :
Artinya : “Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. al-
Imran: 135
4.
Zikir dalam jiwa
Firman Allah SWT
Artinya :
“Dan sebutlah nama Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu
pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. al-
A‟raf: 205 Zikir dalam jiwa ini ditegaskan dalam hadis Qudsi, Nabi SAW bersabda
dalam hadis qudsi, Allah „Azza wa Jalla berfirman, “Aku mengikuti persangka hamba-ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya bila ia mengingat-Ku. Jika
ia mengingat-Ku dalam jiwanya, Aku pun mengingatnya dalam jiwa-Ku .”
Dari Firman Allah dan hadis qudsi diatas betapa seseorang begitu mudah untuk berzikir, bahkan Allah selalu mengingat dalam jiwa-Nya, tatkala ada
seorang hamba yang mengingat Allah dalam jiwanya.
5. Zikir dengan Hati