Pengertian Zikir DZIKIR DALAM HUKUM ISLAM

BAB II DZIKIR DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Zikir

Kata zikir diambil dari bahasa Arab yan g berarti “ingat atau mengingat”. Zikir juga sesuatu yang mengalir di atas lisan, sedangkan menurut istilah zikir adalah suatu perbuatan atau pekerjaan yang dilakaukan oleh seseorang untuk mengingat Tuhan yang telah menciptakannya. Kata mengingat dan menyebut adalah dua kata yang sering digunakan untuk memahami kata zikir. Karena mengingat dan menyebut dalam bahasa zikir bersifat komplementer saling terkait dan melengkapi. Ditemukan dalam Al- Qur ‟an kata zikir dalam berbagai bentuknya tidak kurang dari 200 ayat yang menyebutkan kata yang berakar dari kata zikir, semuanya bermuara pada proses zikrullah itu sendiri, walaupun sejumlah ayat menyebutnya dengan kata yang disandarkan langsung pada Allah SWT, pada nama-Nya, pada nikmat, peringatan, atau ayat-ayat-Nya. 11 Ibn Hajar As-qalany mendefiniskan zikir dengan segala lafal yang dianjurkan untuk banyak membacanya seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hawqalah, basmalah, hasbalah, istighfar, dan sebagainya. Disamping itu, beliau menjelaskan bahwa melakukan perbuatan yang diwajibkan dan yang disunnahkan termasuk pula dalam pengertian zikir, hal ini senada dengan pendapat Said bin Zubair, yang tidak membatasi pengertian zikir. Menurutnya, 11 Qomaruddin SF, ed., Zikir Sufi: Menghampiri Ilahi Lewat Tasawuf, Jakarta, Serambi, 2002, cet. Ke-3, h. 19. segala bentuk ketaatan kepada Allah SWT adalah zikir. Orang yang tidak taat kepada Allah SWT berarti dia tidak berzikir. 12 Sedangkan zikir menurut pendapat yang lain diistilahkan dengan kata meditasi, yang tujuannya semata-mata untuk memudahkan pemahaman awal dan membandingkan zikir dengan bentuk meditasi lainnya, Dengan menyebut zikir sebagai meditasi dasar, maka dapat memberi gambaran bahwa : 1. Zikir dengan menyeru nama-nama Dzat Allah zikir ismu Dzat sebagai zikir dasar yang akan menjadi pondasi zikir selanjutnya. 2. Adapun zikir lanjutan antaran lain Tasbih, Doa, Tadabbur Qura‟an, Tadabbur Alam, Tafakur, dan yang lebih sempurna dan yang paling luar biasa adalah shalat. Zikir disebut dasar karena sederhana, terbuka, dan telah diajarkan sejak Nabi Adam sampai Rasulullah SAW, dan terus tumbuh dan berkembang dalam berbagai bentuk meditasi untuk berbagai tujuan 13 Dalam pandangan Sayyid Sabiq, zikir adalah apa yang diucapkan oleh lisan dan hati berupa tasibih atau mensucikan Allah SWT, memuji dan 12 Ibn Hajar al-Asqalany, Fath al-Bary, Beirut, Dar al- Ma‟rifah, 1379 H, juz 11, h.209 13 HM Munadi bin Zubaidi, The Power Of Zikir: Terapi Dzikir Untuk Kesembuhan dan Ketenangan, Klaten: Image Press, 2007, cet. Ke-1, h. xi menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan sertan sifat- sifat keindahan dan kesempurnaan yang telah dimiliki-Nya. 14 Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa zikir adalah mengulang- ulang nama Allah dalam hati maupun lewat lisan. Ini bisa dilakukan dengan mengingat lafal jalalah Allah, sifat-Nya, perbuaatan-Nya, atau suatu tindakan yang serupa. 15 Mengutip dari kitab al- Mawsu‟ah al-Fiqhiyyah dan al-Futuhat ar- Rabbaniyyah, al-Khumais menyimpulkan pengertian zikir sebagain berikut : Zikir menurut syariah adalah setiap ucapan yang dirangkai untuk tujuan memuji dan berdoa. Yakni lafal yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT, berkaitan dengan pengagungan terhadap-Nya dan pujian terhadap-Nya, dengan menyebut nama-nama-Nya atau sifat-Nya, dengan memuliakan dan mengesakan-Nya, dengan bersyukur dan mengagungkan Dzat-Nya, dengan membaca kitab-Nya, dengan memohon pada-Nya dan berdoa kepada-Nya. 16 Sedangkan pelaksanaanya sama sekali tak ada batasannya baik dalam metode, jumlah, atau waktu berzikir. Pembatasan terhadap metode yang berkaitan dengan beberapa amalan wajib tertentu tidak dibahas disini, misalnya shalat. Syariat cukup jelas dan semua orang mengetahui kewajiban ini, bahkan 14 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, t.t., Dar al-Hadits, 2004, h. 384. 15 Ibn „Atha‟ilah, Zikir: Penentram Hati, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006, cet. Ke- 2, h. 29 16 Muhammad bin Abdurrahman, Adz-Dzikr al-Jama ‟I Bain al-Ittiba‟ wa al-Ibtida‟, terjemahan Abu Harkaan, solo, At-Thibyan, t.th h.,27. Rasulullah SAW bersabda bahwa para penghuni surga hanya menyesali satu hal, yakni tidak cukup mengingat Allah selama di dunia. 17 Usman Najaty mengatakan bahwa dalam realitasnya semua ibadah adalah zikir atau membutuhkan zikir. 18 Tatkala manusia sedang melakukan hubungan yang intens dengan sang Khalik tidak terlepas dari zikir karena dengan wahana zikir manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah, menurut Ahmad Mahmud Subhy, zikir bukan sekedar repetisi lisan, melainkan memikirkan keagungan Allah SWT, nikmat-nikmat-Nya, dan memikirkan kekurangan diri sendiri dalam bersyukur dan kelemahannya dalam memenuhi hak-hak Allah SWT, serta mengakui nikmat-nikmat lahiriah dan batiniah. Jadi dalam zikir terdapat pemikiran dan perenungan. 19 Seperti halnya dalam praktek zikir yang dijalankan oleh kaum sufi, pada prinsipnya seluruh praktek kaum sufi bermuara ke Hadirat Ilahi Rabbi. Perbedaan terletak pada metode dan sikap dalam merefleksikan kebutuhan pengakomodasian keanekaragaman para murid. Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa zikir memiliki makna umum dan makna khusus. Makna umum dari zikir ialah 17 Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Energi Zikir dan Salawat, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007, h. 10 18 Muhammad Usman Najaty, Al- Qur‟an wa Ulum an-Nafs, terjemahan ibn Ibrahim, Jakarta Cendekia Sentra Mulia, 2001, h. 331 19 Ahmad Mahmud shubhy, Al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islamy, terjemah Yunan Askaruzzaman Ahmad, Jakarta, Serambi, 2001, h. 251 mengingat Allah SWT dalam bentuk ketaatan maupun penghambaan, baik dilakukan secara hati, lisan, maupun anggota tubuh yang lain. Dengan zikir yang seperti ini bisa diartikan bahwa zikir dapat dilakukan dalam kondisi apapun, baik dalam kondisi duduk, berdiri, berbaring, diam, bicara, maupun berjalan dan seseorang dapat berzikir selagi di dalam hatinya masih ingin mengingat Allah, dan bahkan seorang tatkala hembusan nafasnya bisa dikatakan zikir selagi ingin selalu menyebut nama Allah SWT, dan pada waktu hembusan nafasnya menjadikan dia mengingat kepada Allah SWT. Zikir kepada Allah merupakan komunikasi antara hamba dengan Tuhan dalam berbagai bentuk ibadah, sujud dan tasbih. Nash Al-Quran dan Hadis menyebut zikir merupkan mukjizat ilmiah tersendiri, sebab ia menghubungkan ingatan manusia akan Tuhan-Nya.

B. Macam-macam Zikir