Kedudukan Hukum POLRI yang Menjadi Pengajar Pendidikan

C. Kedudukan Hukum POLRI yang Menjadi Pengajar Pendidikan

Kepolisian Kedudukan hukum POLRI mengutamakan kepentingan nasional, yaitu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, saling menghormati, yaitu suatu sikap dalam hubungan fungsional yang mencerminkan pemahaman dan penghargaan akan kedudukan, tugas dan fungsi serta peran masing-masing tanpa mencampuri urusan internal masing-masing pihak. Saling membantu, yaitu segala bentuk usaha, kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang saling berhubungan dan kerja sama secara timbal balik dalam rangka kelancaran pelaksanaan suatu tugas kepolisian. Persamaan kedudukan, yaitu posisi yang sama antara satu pihak dengan pihak lainnya dengan tidak membedakan status hukum. Saling menguntungkan, yaitu adanya manfaat yang dirasakan dan diperoleh masing-masing pihak dalam perjanjian kerja sama. Mengutamakan kepentingan umum, yaitu mendahulukan kepentingan orang banyak atau masyarakat.Memperhatikan hierarki, yaitu dengan memperhatikan tingkat kewenangan berdasarkan pangkat, jabatan dan susunan organisasi di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia secara berjenjang danmemperhatikan hukum nasional masing-masing dan memperhatikan hukum dan kebiasaan internasional. 65 Kedudukan menjadi pengajar pendidikan berkedudukan di Mabes POLRI yang keanggotaannya secara fungsional dijabat oleh pejabat di lingkungan Mabes 65 Pasal 3,Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik IndonesiaNomor 6 Tahun 2013 TentangKerja Sama Pendidikan dan PelatihanKepolisian Negara Republik Indonesiadengan luar Negeri POLRI yang diangkat oleh Kapolri.Sedangkan kedudukan menjadi pengajar pendidikan di daerah berkedudukan secara fungsional dijabat oleh Kapolda. 66 Kedudukan kepolisian di negeri ini tidaklah pernah jelas sejak awal dibentuknya paska Proklamasi Kemerdekaan RI. Paska Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dikeluarkan Keppres No 1541959 yang menyatakan Kepolisian Negara diberikan kedudukan menteri negara ex-officio. Perubahan masih terus bergulir sampai pada tanggal 13 Juli 1959 melalui Keppres No 1541959 menyebutkan Kapolri diberikan pula jabatan sebagai Menteri Muda Kepolisian. 67 Di masa Orde Baru terjadi perubahan yang cukup ekstrim, sekalipun masih belum banyak merubah tatanan sebelumnya.Presiden Soeharto mulai menata ulang 4 elemen di dalam ABRI.Kedudukan Kapolri sebelumnya Kepala Kepolisian Negara atau KKN sejajar dengan Kepala Staf angkatan bersenjata KSAL, KSAU, dan KSAD.Istilah kepala staf tersebut untuk menggantikan Presiden Soekarno pernah mengutarakan keinginannya untuk membentuk ABRI yang terdiri atas Angkatan Perang dan Angkatan Kepolisian.Keinginan Presiden Soekarno tersebut ditentang oleh Kapolri Menteri muda Kepolisian Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. Alasannya, dengan dimasukkan ke dalam ABRI akan mengurangi profesionalitasnya. Kemauan keras Soekarno itu pula yang menyebabkan RS Soekanto mengundurkan diri pada tanggal 15 Desember 1959.Ahirnya, melalui Tap MPRS No II dan III Tahun 1960 ditetapkan ABRI terdiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara. 66 Ibid 67 http:leo4kusuma.blogspot.com201112kepolisian-ri-harus-revolusi- total.html.VWVkrH-jI1c, diakses tanggal 12 Maret 2015 penyebutan sebelumnya, yaitu panglima angkatan bersenjata laut, udara, dan darat. Perubahan di organisasi kepolisian pun dilakukan dengan merubah tanda kepangkatan yang sama dengan kepangkatan di angkatan bersenjata. Demi memperkuat legitimasi politiknya, rezim Orba selanjutnya meleburkan Polri ke dalam ABRI sekarang TNI.Polri menjadi angkatan keempat yang sejajar dengan angkatan laut, angkatan udara, dan angkatan darat.Di sinilah awal dimulainya militerisme ke dalam organisasi Polri yang masih membekas hingga saat ini.Militerisme diperlihatkan dari segala aspek, mulai dari seragam, tanda kepangkatan dan kepangkatan, perekrutan, hingga pada aspek pendidikan seluruh jenjang pendidikan.Diterapkannya politik teroritial di mana angkatan darat mendominasi komando militer menyebabkan polisi lebih dekat dengan angkatan darat TNI-AD. Pokok persoalan di dalam kepolisian RI sesungguhnya terletak dari perkembangan sejarahnya.Dimulai dari terbentuknya Pasukan Polisi Istimewa yang turut serta pula dalam berbagai misi penumpasan separatis hingga misi merebut Irian Barat.Sejak saat itu perannya menjadi di persimpangan jalan, apakah menjadi polisi profesional ataukah sekalian dapat difungsikan untuk mendukung fungsi militer. Paska reformasi bukan memberikan solusi, akan tetapi permasalahan baru, yaitu dengan melepaskan Polri dari TNI dan menjadikan Polri sebagai institusi yang langsung di bawah Presiden RI. Padahal, seperti TNI-AL, TNI-AU, dan TNI-AD berada di bawah Panglima TNI.Ini berarti pula kedudukan Panglima TNI sejajar degan Kapolri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN