Analisa Termodinamika Sistem Pendingin

Madi Margoyungan : Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Kantor ADPEL Di Medan, 2008. USU Repository © 2009

4.1 Analisa Termodinamika Sistem Pendingin

Diagram alir dari sistem pendingin yang direncanakan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1. Diagram alir sistem pendingin. Pada diagram alir tersebut, terdapat 3 jenis jalur fluida yang digunakan yaitu jalur refrijeran berdasarkan siklus kompresi uap, jalur udara dan jalur air dingin. Udara digunakan untuk mengkondisikan udara di ruangan kantor dan menyerap cooling load dari ruangan tersebut, yang kemudian dialirkan ke evaporator untuk didinginkan kembali oleh refrijeran melalui ducting. Dengan demikian, pada evaporator terjadi perpindahan panas dari refrijeran, dimana panas yang diserap refrijeran dari udara yang dihisap exhaust fan adalah cooling load ruangan yang dikondisikan. Ini merupakan sistem pendingin tidak langsung Indirect Ekspansion. Madi Margoyungan : Perencanaan Unit Mesin Pendingin Untuk Kebutuhan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Kantor ADPEL Di Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam hal ini, ada beberapa parameter suhu yang perlu ditetapkan sebagai tahap awal perencanaan yaitu suhu refrijeran dan suhu air dingin. Suhu refrijeran di evaporator direncanakan 32 ºF 0 ºC untuk menghindari pembekuan pada fluida air bila suhu refrijeran direncanakan di bawah titik beku air. Suhu air dingin setelah didinginkan refrijeran dan disuplai ke ruangan tentu saja berada sedikit di atas suhu tersebut. Menurut Edward G. Pita ,suhu air dingin yang disuplai ke ruangan biasanya berkisar antara 40-50 o F 4,4-10 o C sedangkan kenaikan suhu air setelah mengkondisikan ruangan biasanya berkisar antara 5-15 o F 2,8-8,3 o C. Dalam perencanaan ini, suhu air dingin suplai direncanakan 3 o C 37,4 o F dan kenaikan suhu air dingin direncanakan 7 o C 44,6 o F. Pada kenyataannya, karena suhu ruangan yang telah dikondisikan relatif lebih tinggi dari suhu air dingin baik pada jalur pipa suplai maupun jalur balik, terjadi perpindahan panas dari ruangan ke air dingin. Walaupun pada pipa air dingin dililitkan isolasi, pindahan panas tetap terjadi dalam skala kecil. Khusus untuk perencanaan ini, dimana semua ruangan kantor dikondisikan, panas dari ruangan yang berpindah ke air dingin telah menjadi bagian dari cooling load total ruangan yang diserap oleh air dingin. Meskipun demikian, perlu dilakukan penambahan terhadap cooling load total yang telah dihitung untuk mengantisipasi hal ini. Adapun cooling load total yang telah dihitung pada bab 3 yaitu sebesar 1.675.402 Btuhr, telah ditambahkan 10 dari nilainya menjadi 1.842.942 Btuhr. Dengan demikian, penambahan terhadap cooling load total tidak perlu lagi dilakukan dan untuk selanjutnya nilai cooling load ini yang akan menjadi dasar perencanaan komponen- komponen sistem pendingin.

4.2. Pemilihan Refrijeran