mengangkat  mereka  kederajat  yang  tinggi,  serta  berbahagia  dalam  hidup  dan kehidupannya.  Pendidikan  agama  membersihkan  hati  dan  mensucikan  jiwa,  serta
mendidik hati nurani dan mencetak mereka agar berkelakuan  yang baik  dan mendorong mereka untuk memperbuat pekerjaan yang mulia.
Pendidikan agama memelihara anak-anak, supaya mereka tidak menuruti nafsu yang murka,  dan  menjaga  mereka  supaya  jangan  jatuh  ke  lembah  kehinaan  dan  kesesatan.
Pendidikan agama menerangi anak-anak supaya melalui jalan yang lurus, jalan kebaikan, jalan kesurga. Sebab itu mereka patuh mengikuti perintah Allah, serta berhubungan baik
dengan  teman  sejawatnya  dan  bangsanya,berdasarkan  cinta-mencintai,  tolong-menolong dan  nasehat-menasehati.
11
Oleh  sebab  itu  pendidikan  agama  harus  diberikan  mulai  dari Taman Kanak-kanak sampai keperguruan tinggi.
Dengan  demikian  pendidikan  agama  sangat  berperan  dalam  memperbaiki  akhlak anak-anak  untuk  membersihkan  hati  dan  mensucikan  jiwa  mereka.  Agar  mereka
berkepribadian  baik  dalam  kehidupannya.  Dengan  pendidikan  agama,maka  anak-anak menjadi  tahu  dan  mengerti  akan  kewajibannya  sebagai  umat  beragama,  sehingga  ia
mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan menjauhi larangan agama. Secara  umum,  pendidikan  agama  Islam  bertujuan  untuk  meningkatkan  keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak
mulia  dalam  kehidupan  pribadi,  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara.  Dari  tujuan tersebut  dapat  ditarik  beberapa  dimensi  yang  hendak  ditingkatkan  dan  dituju  oleh
kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu: 1 dimensi keimanan peserta didik terhadap  ajaran  agama  Islam;  2  dimensi  pemahaman  atau  penalaran  intelektual  serta
keilmuan  peserta  didik  terhadap  ajaran  agama  Islam;  3  dimensi  penghayatan  atau pengalaman batin  yang  dirasakan peserta didik  dalam menjalankan  ajaran agama  Islam;
dan 4 dimensi  pengamalannya, dalam  arti bagaimana ajaran  Islam  yang telah diimani, dipahami  dan  dihayati  atau  diinternalisasi  oleh  peserta  didik  itu  mampu  menumbuhkan
motivasi  dalam  dirinya  untuk  menggerakkan,  mengamalkan,  dan  menaati  ajaran  agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa
11
Mahmud  Yunus,  Metodik  Khusus  Pendidikan  Agama,  Jakarta:  PT.  Hidakarya  Agung,
1983, Cet. XI, h. 7-8
kepada  Allah  Swt  serta  mengaktualisasikan  dan  merealisasikannya  dalam  kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
12
Tujuan  Pendidikan  agama  dalam  segala  tingkat  pengajaran  umum  adalah  sebagai berikut:
a. Menanamkan perasaan cinta dan taat kepada Allah dalam hati kanak-kanak yaitu
dengan mengingatkan nikmat Allah yang tidak terhitung banyaknya. b.
Menanamkan itikad  yang benar dan kepercayaan  yang betul dalam dada kanak- kanak.
c. Mendidik  kanak-kanak  dari  kecil,  supaya  mengikut  suruhan  Allah  dan
meninggalkan  segala  laranganNya,  baik  terhadap  Allah  ataupun  terhadap masyarakat,  yaitu  dengan  mengisi  hati  mereka,  supaya  takut  kepada  Allah  dan
ingin akan pahalanya. d.
Mendidik kanak-kanak dari kecilnya, supaya membiasakan akhlak yang mulia dan adat kebiasaan yang baik.
e. Mengajar  pelajaran-pelajaran,  supaya  mengetahui  macam-macam  ibadat  yang
wajib  dikerjakan  dan  cara  melakukannya,  serta  mengetahui  hikmah-hikmah  dan faedah-faedahnya  dan  pengaruhnya  untuk  mencapai  kebahagiaan  di  dunia  dan
akhirat. Begitu juga mengajarkan hukum-hukum agama yang perlu diketahui oleh tiap-tiap orang Islam, serta taat mengikutnya.
f. Memberi petunjuk mereka untuk hidup di dunia dan menuju akhirat.
g. Memberikan  contoh  dan  tiru  teladan  yang  baik,  serta  pengajaran  dan  nasehat-
nasehat. h.
Membentuk  warga  negara  yang  baik  dan  masyarakat  yang  baik  yang  berbudi luhur dan berakhlak mulia, serta berpegang teguh dengan ajaran agama.
13
Menurut  penulis  tujuan-tujuan  pendidikan  agama  islam  sudah  bagus,  tinggal bagaimana  penerapannya  saja.  Karena  tujuan-tujuan  tersebut  sudah  memenuhi  semua
aspek yang ada dalam syariat islam.
12
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.
III, h. 78
13
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama…h.13
2. Pengertian keluarga
Keluarga  itu  terdiri  dari  ayah,  ibu  beserta  anak-anaknya    keluarga  inti  ,  ayah  dan ibulah yang disebut orang tua.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia istilah orang tua adalah : 1.
Orang yang sudah tua 2.
Ayah Ibu 3.
Orang tua, orang yang dianggap tua pandai, pintar Dalam penulisan skripsi ini yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu dari anak-
anak hasil pernikahan orang tua kandung. Keluarga merupakan institusi sosial  yang terpenting dan merupakan inti sosial  yang
utama, melalui individu-individu dalam masyarakat dipersiapkan nilai-nilai kebudayaan, kebiasaan,  dan  tradisinya  dipelihara  kelanjutannya,  dan  melalui  kebudayaan  juga  dia
dipindahkan dari generasi ke generasi berikutnya.
14
Orang  tua  merupakan  pendidik  utama  dan  pertama  bagi  anak-anak  mereka,  karena dari  merkalah  anak  mula-mula  mengenal  pendidikan.  Dengan  demikian  bentuk  pertama
dari pendidik adalah terdapat pada kehidupan keluarga.
15
Orang tua atau ayah dan ibu memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Pada  umunya  pendidikan  dalam  rumah  tangga  itu  bukan  berpangkal  tolak  dari kesadaran  dan  pengertian  yang  lahir  dari  pengetahuan  mendidik,  melainkan  secara
kodrati  suasana  dan  strukturnya  memungkinkan  memberikan  kemungkinan  alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan
atau hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antar orang tua dan anak. Didalam  pembinaan  terhadap  anak  diperlukan  suatu  perhatian  penuh  dari
pembinanya  pendidik  sebab  seseorang  yang  sedang  dididik  baik  buruknya  tergantung dari sejauh mana baik buruknya si pendidik.
Sebagai  pusat  pendidik  dalam  keluarga,  orang  tua  adalah  orang  yang  pertama  kali menanamkan  nilai-nilai  pendidikan  dalam  diri  si  anak.  Orang  tualah  yang  menciptakan
14
Ramayulis Dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, Cet Ke-4, H.6
15
Zakiah Daradjat Dkk, Ilmu Pendidikan Dalam Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, Cet Ke-6, H.35
kondisi  lingkungan  baik  atau  buruknya,  baik  melalui  sikap,  tingkah  laku,  akhlak, perbuatan, ucapan, maupun cara berpikir.
Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk menciptakan suatu masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang semua itu harus dijalankan
oleh  keluarga  sebagai  lembaga  sosial  terkecil.  Dalam  buku  Keluarga  Muslim  dalam Masyarakat  Moderen,  dijelaskan  bahwa  .Berdasarkan  pendekatan  budaya,  keluarga
sekurangnya mempunyai tujuh fungsi, yaitu, fungsi biologis, edukatif, religius, proyektif, sosialisasi, rekreatif dan ekonomi.
16
Keluarga  sebagai  kesatuan  hidup  bersama  mempunyai  7  fungsi  yang  ada hubungannya dengan kehidupan si anak, yaitu:
a. Fungsi  biologik;  yaitu  keluarga  merupakan  tempat  lahirnya  anak-anak;  secara
biologis  anak  berasal  dari  orang  tuanya.  Mula-mula  dari  dua  manusia,  seorang pria  dan  wanita  yang  hidup  bersama  dalam  ikatan  nikah,  kemudian  berkembang
dengan  lahirnya  anak-anaknya  sebagai  generasi  penerus  atau  dengan  kata  lain kelanjutan dari identitas keluarga.
b. Fungsi afeksi; yaitu keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang
penuh dengan kemesraan dan afeksi penuh kasih sayang dan rasa aman. c.
Fungsi  sosialisasi;  yaitu  fungsi  keluarga  dalam  membentuk  kepribadian  anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga anak mempelajari pola-pola tingkah laku,
sikap,  keyakinan,  cita-cita  dan  nilai-nilai  dalam  masyarakat  dalam  rangka perkembangan kepribadiannya.
d. Fungsi  pendidikan;  yaitu  keluarga  sejak  dahulu  merupakan  institusi  pendidikan.
Dahulu  keluarga  merupakan  satu-satunya  institusi  untuk  mempersiapkan  anak agar dapat hidup secara sosial dan ekonomi di masyarakat. Sekarangpun keluarga
dikenal  sebagai  lingkungan  pendidikan  yang  pertama  dan  utama  dalam mengembangkan  dasar  kepribadian  anak.  Selain  itu  keluargaorang  tua  menurut
hasil  penelitian  psikologi  berfungsi  sebagai  faktor  pemberi  pengaruh  utama  bagi motivasi  belajar  anak  yang  pengaruhnya  begitu  mendalam  pada  setiap  langkah
perkembangan anak yang dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.
16
Jalaluddin  Rahmat,  Keluarga  Muslim  dalam  Masyarakat  Moderen,  Bandung:  PT.
Remaja  Rosdakarya, 1994, Cet. 2, h. 20-21
e. Fungsi  rekreasi;  yaitu  keluarga  merupakan  tempatmedan  rekreasi  bagi
anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan dan kegembiraan. f.
Fungsi  keagamaan;  yaitu  keuarga  merupakan  pusat  pendidikan,  upacara  dan ibadah  agama  bagi  para  anggotanya,  disamping  peran  yang  dilakukan  institusi
agama.  Fungsi  ini  penting  artinya  bagi  penanaman  jiwa  agama  pada  si  anak; sayangnya  sekarang  ini  fungsi  keagamaan  ini  mengalami  kemunduran  akibat
pengaruh sekularisasi. g.
Fungsi  perlindungan;  yaitu  keluarga  berfungsi  memelihara,  merawat  dan melindungi si anak baik fisik maupun sosialnya. Fungsi ini oleh keluarga sekarang
tidak  dilakukan  sendiri  tetapi  banyak  dilakukan  oleh  badan-badan  sosial  seperti tempat perawatan bagi anak-anak cacat tubuh mental, anak yatim piatu, anak-anak
nakal  dan  perusahaan  asuransi.
17
Keluarga  diwajibkan  untuk  berusaha  agar  setiap anggotanya  dapat  terlindung  dari  gangguan-gangguan  seperti  gangguan  udara
dengan  berusaha  menyediakan  rumah,  gangguan  penyakit  dengan  berusaha menyediakan  obat-obatan  dan  gangguan  bahaya  dengan  berusaha  menyediakan
senjata, pagartembok dan lain-lain. Menurut  Abu  Ahmadi,  ia  menambahkan  satu  fungsi  keluarga  selain  ketujuh  fungsi
diatas yaitu
fungsi ekonomi.
Fungsi ekonomi
adalah keluarga
berusaha menyelenggarakan  kebutuhan  manusia  yang  pokok,  diantaranya  kebutuhan  makan  dan
minum,  kebutuhan  pakaian  untuk  menutup  tubuhnya  dan  kebutuhan  tempat  tinggal. Berhubung  dengan  fungsi  penyelenggaraan  kebutuhan  pokok  ini  maka  orang  tua
diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
18
3. Pengertian Akhlak
Dilihat  dari  sudut  bahasa  etimologi,  perkataan  akhlak  bahasa  arab  adalah  bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai,
atau tingkah laku. Di dalam Da’iratul ma’arif dikatakan :
17
HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet.
1, h. 21-22
18
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991, Cet. II, h. 104
“akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik,”
19
Sedangkan  dalam  kamus  Shahih  kata  khuluq  berarti  tabiat  atau  perangai.  Qurtubi dalam  tafsi
rnya menjelaskan. “khuluq dalam bahasa arab artinya adalah adab atau etika yang mengendalikan seseorang dalam bersikap atau bertindak”.
20
Prof.  Dr.  Ahmad  Amin  mengatakan  bahwa  akhlak  ialah  kebiasaan  kehendak.  Ini berarti  bahwa  kehendak  itu  bila  di  biasakan  akan  sesuatu  maka  kebiasaan  itu  di  sebut
akhlak. Dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan  yaitu  kelakuan  baik  yang  merupakan  akibat  dari  sikap  jiwa  yang  benar
terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa
manusia  sejak  lahir  yang  tertanam  dalam  jiwanya  dan  selalu  ada  pada  dirinya.  Sifat  itu dapat lahir berupa perbuaatan baik, yang disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk yang
disebut dengan akhlak tercela. Semua itu tergantung dari bagaimana cara pembinaannya.
a. Perbedaan akhlak, moral dan etika
1. Moral
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral  juga  berarti  ajaran  yang  baik  dan  buruk  perbuatan  dan  kelakuan
akhlak. Moralisasi,  berarti  uraian  pandangan,  ajaran  tentang  perbuatan  dan  kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan moral.
Menurut  asal  katanya  “moral”  dari  kata mores dari  bahasa  Latin,  kemudian diterjemahkan  menjadi
“aturan  kesusilaan”.  Dalam  bahasa  sehari-hari,  yang  dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun
dan  tidak.  Jadi,  moral  adalah  aturan  kesusilaan,  yang  meliputi  semua  norma  kelakuan, perbuatan  tingkah  laku  yang  baik.  Kata susila berasal  dari  bahasa  Sansekerta, su artinya
“lebih  baik”, sila berarti  “dasar-dasar”,  prinsip-prinsip  atau  peraturan-peraturan  hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
21
Dalam  Wikipedia  di  jelaskan  bahwa  Moral Bahasa  Latin Moralitas  adalah istilah manusia menyebut  ke  manusia  atau  orang  lainnya  dalam  tindakan  yang  memiliki
19
Asmaran. A.S, M.A, pengantar studi akhlak, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,1994, Cet Ke-2, H.1
20
Muhhammad  Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung : Al-Bayan, 1997, Cet Ke- 1, H.178
21
http:imungblog.blogspot.com201210pengertian-etika-dan-moral.html