Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

lembaga pertama dan utama yang dikenal anak. Hal ini disebabkan karena karena kedua orang tuanyalah yang pertama dikenal dan diterima pendidikannya. Bimbingan, perhatian, dan kasih sayag yang terjalin antara kedua orang tua dan anak-anaknya merupakan basis yang ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis serta nilai-nilai sosial dan religius pada diri anak. 3 Tujuan pendidikan dalam rumah tangga ialah agar anak dapat berkembang secara maksimal, mengikuti seluruh aspek perkembangan anaknya, yaitu jasmani, akal, dan ruhani. Yang bertindak sebagai pendidik dalam hal ini adalah ayah dan ibu si anak serta semua anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak itu seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan kakak. Akan tetapi yang paling bertanggung jawab adalah ayah dan ibu. 4 Dalam perspektif pendidikan Islam, pendidikan Aqidah Akhlak adalah pendidikan yang sangat penting diberikan kepada anak sebagai fondasi awal dalam menghadapi realita perkembangan jaman yang dari tahun ke tahun semakin berkembang. Perkembangan jaman yang semakin cepat itulah yang menuntut agar anak memiliki fondasi yang kuat agar tidak terbawa arus perkembangan jaman. Dengan adanya pendidikan Aqidah Akhlak dalam keluarga dan di sekolah, anak tidak akan cepat terpengaruh dan bisa mempertimbangkan mana perilaku yang baik dan yang buruk. Dewasa ini peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah kurang. Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari- hari, banyak orang tua cenderung melepas anaknya pada dunia pendidikan di sekolah saja tanpa memperhatikan pendidikan dari lingkungan keluarganya sendiri. Mereka beranggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Padahal keberhasilan pendidikan agama Islam bukan terletak pada pendidikan di sekolah saja, namun juga terletak pada pendidikan dalam rumah tangga. Anak lebih banyak waktu berinteraksi dengan orang tua dibanding dengan guru di sekolah, artinya orang tualah yang sebenarnya memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan prestasi belajar pendidikan anak. Inilah hal yang kurang disadari oleh para orang tua. Mereka sepenuhnya memberikan pendidikan anak-anak mereka kepada sekolah. Karena tanpa mereka sadari, mereka juga 3 Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Dalam Islam, Jakarta; Gaya Media Pratama, 2001, Cet.Ke-1.H.125 4 Ahmad Tafsir Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung Remaja Rosyada Karya Offset 1994.Cet Ke-2 H.155 mempunyai kewajiban dalam hal mendidik anak-anak. Pendidikan tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada sekolah,. Karena bagaimanapun anak tetap butuh pendidikan, perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Kita sering melihat orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan pada akhirnya mereka sangat jarang mempunyai waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan memperhatikan perkembangan anak-anaknya, sehingga anak tidak mempunyai kesempatan untuk curhat atau berbagi cerita kepada orang tua mereka. ketika orang tua mereka sering terlibat pertengkaran bahkan yang lebih parah yaitu perceraian. Di sinilah ketika kedua orang tua sering terlibat pertengkaran atau masalah-masalah yang lainnya, anaklah yang menjadi korban dari masalah mereka. Ketika anak merasa hubungan dalam keluarganya sudah tidak harmonis lagi, anak akan cenderung mencari tempat pelarian yang menurutnya bisa memberikan rasa aman dan nyaman dari semua masalah yang dihadapinya. Hal ini juga mempengaruhi tingkah laku atau perilaku anak bukan hanya di masyarakat akan tetapi di sekolah. Kita sering jumpai siswa yang malas belajar, tidak masuk kelas, dan sering membuat masalah atau yang kita sebut sebagai trouble maker di sekolah. Semua itu bisa jadi adalah wujud kekecewaan anak terhadap hubungan keluarganya yang tidak harmonis sehingga mereka membuat masalah-masalah untuk mendapatkan perhatian dari teman-teman atau guru-gurunya. Semua itu mereka lakukan karena mereka ingin melampiaskan semua maslah yang ada di lingkungan keluarga. Mereka tidak punya tempat untuk berbagi cerita karena orang tua mereka sibuk berkerja dan tidak punya waktu untuk mendengarkan keluh kesah dan masalah yang sedang dialami oleh sang anak. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah orang tua dalam memberikan pendidikan agama kepada anak sudah maksimal. Penulis mencoba meneliti sebab-sebab dari akhlak siswa yang seperti itu.lalu penulis juga mencoba meneliti apakah ada pengaruh antara pendidikan agama dalam keluarga dengan akhlak anak di sekolah. Dengan demikian berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis terpanggil untuk meneliti tentang “Pendidikan Agama Dalam Keluarga Dan Pengaruhnya Terhadap Akhlak Siswa d i Sekolah”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalahnya adalah: 1. Banyaknya orang tua yang sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga mengabaikan pendidikan anak mereka. 2. Banyak terjadinya kenakalan-kenakalan yang dilakukan siswasiswi di lingkungan sekolah. 3. Kurangnya rasa hormat siswasiswi terhadap guru-guru mereka di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

1. Pendidikan agama yang dimaksud adalah pendidikan agama yang meliputi pendidikan akhlak, adab etika yang menentukan seseorang dalam bersikap dan bertindak sebagaimana yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. 2. Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas X SMAN 2 Mauk-Tangerang. 3. Akhlak yang dimaksud disini adalah perilaku atau tingkah laku siswa selama berada di lingkungan sekolah yang meliputi pergaulan sesama teman, kepada guru dan pergaulan dalam belajar.

D. Perumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah tersebut maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut : “bagaimanakah pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap akhlak siswa di sekolah?”

E. Tujuan Dan Kegunaan Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap akhlak anak di sekolah. 2. Agar orang tua mengerti pentingnya pendidikan agama dalam keluarga. 3. Agar orang tua sadar bahwa pendidikan sekolah hanya sebagai penunjang dan pendidikan orang tua lah yang utama. Adapun kegunaan penelitian dalam skripsi ini adalah: 1. Secara ilmiah, penulisan skripsi ini untuk mempertajam kematangan, keilmuan, serta kemampuan untuk melahirkan sebuah karya ilmiah. 2. Secara pragmatis, penulisan skripsi ini memberikan bekal pengetahuan mengenai teori- teori tentang pendidikan, dan mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang penelitian sosial, serta sebagai sumbangan pemikiran dalam membina dan membimbing akhlakk remaja dalam lingkungan keluarga, agar anak remaja dapat berkepribadian dengan akhlak yang mulia. 8

BAB II TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pengertian pendidikan agama islam dalam keluarga

1. Pengertian Pendidkan Agama Islam

Pendidikan berasal dar i kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan “ me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya: memberi, memelihara, dan memberikan latihan ajaran, tujuan, penanaman mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Seperti contoh: semua orang tua wajib mendidik anaknya secara baik, itu artinya setiap orang tua yang memiliki anak wajib mendidik anaknya, memelihara, melatih akhlak, dan melatih kecerdasan pikiran anak. 1 Pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah proses mengubah sikap dan tata laku sikap seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 2 Secara harfiah, pendidikan berasal dari kata educare, yang artinya mengeluarkan suatu kemampuan. Jadi educare adalah membimbing untuk mengeluarkan kemampuan yang tersimpan dalam diri anak untuk tercapainya kedewasaan. 3 Pengertian secara terminologi Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa, pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulanya dengan anak-anak dalam memimpin perkembangan jasmaniyah dan ruhaniyah kearah kedewasaan. 4 Menurut dictionary of education, yang dikutip oleh Drs.H.M. Alisuf Sabri dalam bukunya ilmu pendidikan islam, bahwa pendidikan diartikan: 1. Serangkaian proses atau anak mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk- bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai atau berguna bagi masyarakat. 2. Proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak dipengaruhi dengan dengan lingkungan yang sengaja dipilih dan dikendalikan misalnya oleh guru di 1 Muhibbin Syah,M.Ed, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997, Cet Ke-3, H.10 2 Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru …, H.10 3 Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru …, H.10 4 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung, Remaja Karya, 2007, Cet. Ke-18, H. 11 sekolah sehingga mereka memperoleh kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal. 5 Dalam UU RI No. 20 Th 2003 pasal 1, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 6 Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Zakiah Darajat Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai denganajaran Islam. 7 Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-qur.an dan al- hadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran latihan serta penggunaan pengalaman. 8 Pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 9 5 Alisuf shabri, ilmu pendidikan, jakarta: CV.pedoman ilmu jaya, cet1 1999 h.4 6 DEPDIKNAS, UURI No 20 th 2003tentang SISDIKNAS Bandung: FOKUSMEDIA 2003 H. 2 7 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 1, h. 130 8 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, Cet.IV, h. 21. 9 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.III, h. 78