Secara bahasa sabar berarti menahan dan mengekang. Sedangkan menurut istilah sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap
ridho Allah. Menurut Al Ghazali, sabar merupakan ciri khas manusia, binatang dan malaikat
tidak memiliki sifat sabar karena binatang diciptakan tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsu, bahkan hawa nafsu itulah satu-satunya yang mendorong binatang untuk
bergerak atau diam. Binatang juga tidak memiliki kekuatan untuk menolak hawa nafsunya. Sedangkan malaikat, tidak memerlukan sifat sabar karena memang tidak
ada hawa nafsu yang harus dihadapinya. Malikat selalu cenderung kepada kesucian. Sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan
kesuciannya itu.
32
h Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Islam mengajarkan kepada kita
untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah. Menurut M. Quraish Shihab, tidak ditemukan satu ayat pun
yang menganjurkan untuk meminta maaf , tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf.
33
Atau dengan kata lain kita lebih dianjurkan memberi maaf kepada orang lain sebelum orang itu meminta maaf kepada kita.
i Hikmah Kebijaksanaan
Hikmah adalah keadaan jiwa yang bisa menentukan hal-hal yang benar diantara yang salah dalam urusan ikhtiyarnya.
34
j Adil
Adil adalah kekuatan jiwa yang dapat menuntun amarah dan syahwat sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah.
35
2 Akhlak Tercela
a Berbohong
32
Ilyas, Kuliah Akhlak …,H.134
33
Ilyas, Kuliah Akhlak …,H.141
34
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT.Mitra Cahaya Utama, 2005, Cet Ke-2, H.62
35
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …,H.62
Berbohong ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya.
b Takabur
Takabur ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia melebihi orang lain. Pendek kata takabur ialah merasa dirinya paling hebat diantara orang lain.
36
c Dengki
Dengki adalah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha menghilangkan kenikmatan itu dari orang tersebut.
37
d Bakhil
Bakhil artinya kikir, orang yang kikir ialah orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya dengan sangat dan berlebihansehingga sukar
baginya mengurangi sebagian apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada orang lain.
38
4. Pentingnya Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Anak merupakan karunia sekaligus ujian bagi manusia. Anak merupakan amanah yang menjadi tanggung jawab orang tuanya. Ketika pertama kali dilahirkan ke dunia,
seorang anak dalam keadaan fitrah dan berhati suci lagi bersih. Lalu kedua orang tuanyalah yang memegang peranan penting pada perkembangan berikutnya, apakah
keduanya akan mempertahankan fitrah dan kesucian hatinya, ataukah malah merusak dan mengotorinya. Rasulullah Shallallaahu „alaihi wa sallam bersabda:
اسّج ي ارّص ي ا ّ ي ا ب ف رْطفْلا لع ل ي َّإ لْ م ْ م ام
“Tidak ada seorang bayi pun yang terlahir kecuali dalam keadaan fitrah Islam. Namun kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi
.” HR. al-Bukhari
36
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …,H.59
37
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …,H.59
38
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf …,H.59
Seorang anak ibarat kertas putih bersih yang siap untuk dituliskan apapun di atasnya. Jika kedua orang tuanya membiasakannya pada kebaikan, maka dia akan tumbuh menjadi
anak yang baik. Sebaliknya, jika keduanya membiasakannya pada keburukan, maka dia pun akan tumbuh menjadi buruk pula.
Orang tua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Dalam mendidik dan membimbing anak orang tua sangat berperan dalam
mempersiapkan generasi penerus, maka dengan memberikan pendidikan keteladanan, pembiasaan, perhatian, nasehat dan hukuman anak akan menemukan tauhid yang murni
dan budi perkerti yang luhur dan etika agama yang lurus. Dalam dunia pendidikan orang tua didorong dan dipacu untuk mengenal beberapa
macam pendidikan bagi anak-anaknya mulai sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan maka selain memberikan kebutuhan makan, minum, dan pakain, orang tua wajib
mencintai anak-anaknya jika pendidikan tanpa ada rasa cinta tampaklah akan kurang berhasil.
Pendidikan terhadap anak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan berumah tangga. Sebab salah satu tujuan utama pernikahan adalah lahirnya keturunan yang
nantinya akan menjadi generasi penerus. Generasi penerus yang tumbuh tanpa didampingi pendidikan agama yang memadai justru akan menjadi mangsa dan korban
penjajahan peradaban lain. Setiap orang tua tentu mendambakan anaknya menjadi anak yang saleh, yang
memberi kesenangan dan kebanggaan kepada mereka. Kehidupan seorang anak tak lepas dari keluarga orang tua, karena sebagian besar waktu anak terletak dalam keluarga.
Peran orang tua yang paling mendasar didalam mendidik agama kepada anak-anak mereka adalah sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena dari orang tualah anak
pertama kali menerima pendidikan,baik itu pendidikan umum maupun agama.
39
Agar pendidikan anak dapat berhasil dengan baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik antara lain:
a. Mendidik dengan ketauladanan contoh
39
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di lingkungan sekolah dan
keluarga, Jakarta: Bulan Bintang: 1978, Cet. IV, h. 80
Ketauladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan
sosial. Seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru, bahkan semua keteladanan itu akan
melekat pada diri dan perasaannya. Sehubungan dengan hal tersebut, hendaklah orangtua selaku memberikan contoh
yang ideal kepada anak-anaknya, sering terlihat oleh anak melaksanakan sholat, bergaul dengan sopan santun. Berbicara dengan lemah lembut dan lain-lainnya. Dan
semua itu akan ditiru dan dijadikan contoh oleh anak. b.
Mendidik dengan adab pembiasaan dan latihan Setiap anak dalam keadaan suci, artinya ia dilahirkan di atas fitrah kesucian
bertauhid dan beriman kepada Allah Swt. Oleh karena itu menjadi kewajiban orang tua untuk memulai dan menerapkan kebiasaan, pengajaran dan pendidikan serta
menumbuhkan dan mengajak anak kedalam tauhid murni dan akhlak mulia. Hendaknya setiap orangtua menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak
sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan itu akan membentuk
sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan terlihat jelas dan kuat, sehingga telah masuk menjadi bagian dari pribadinya.
Abdullah Nashih Ulwan mengemukakan bahwa, .Pendidikan dengan pembiasaan dan latihan merupakan salah satu penunjang pokok pendidikan dan merupakan salah
satu sarana dalam upaya menumbuhkan keimanan anak dan meluruskan moralnya. Di sinilah bahwa pembiasaan dan latihan sebagai suatu cara atau metode mempunyai
peranan yang sangat besar sekali dalam menanamkan pendidikan pada anak sebagai upaya membina akhlaknya. Peranan pembiasaan dan latihan ini bertujuan agar ketika
anak tumbuh besar dan dewasa, ia akan terbiasa melaksanakan ajaran-ajaran agama dan tidak merasa berat melakukannya.
40
40
Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah-kaidah Dasar Pendidikan anak menurut Islam,Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, Cet. 1, h. 65
Pembiasaan dan latihan jika dilakukan berulang-ulang maka akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itulah yang nantinya membuat anak cenderung melakukan
yang baik dan meninggalkan yang buruk dengan mudah. c.
Mendidik dengan nasehat Diantara mendidik yang efektif di dalam usaha membentuk keimanan anak,
mempersiapkan moral, psikis dan sosial adalah mendidik dengan nasehat. Sebab nasehat ini dapat membukakan mata anak-anak tentang hakikat sesuatu dan
mendorongnya menuju situasi luhur, menghiasinya dengan akhlak mulia, serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.
41
Nasehat yang tulus berbekas dan berpengaruh jika memasuki jiwa yang bening, hati terbuka, akal yang bijak dan
berpikir. Nasehat tersebut akan mendapat tanggapan secepatnya dan meniggalkan bekas yang dalam. Al Qur.an telah menegaskan pengetian ini dalam banyak ayatnya,
dan berulang kali menyebutkan manfaat dari peringatan dengan kata-kata yang mengandung petunjuk dan nasehat yang tulus,
42
diantaranya:
Artinya: .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.. Q.S Qaaf: 50:37 Nasihat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakekat
serta menghiasinya dengan akhlak mulia. Nasehat orang tua jauh lebih baik dari pada orang lain, karena orang tualah yang selalu memberikan kasih sayang serta contoh
perilaku yang baik kepada anaknya. Di samping memberikan bimbingan serta dukungan ketika anak mendapat kesulitan atau masalah, begitupun sebaliknya ketika
anak mendapatkan prestasi. d.
Mendidik dengan pengawasan Pendidikan yang disertai pengawasan yaitu mendampingi anak dalam upaya
membentuk akidah dan moral, mengasihinya dan mempersiapkan secara psikis dan
41
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan anak dalam Islam…
h. 66
42
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan anak dalam islam…h. 70
sosial, memantau secara terus menerus tentang keadaannya baik dalam pendidikan jasmani maupun dalam hal belajarnya. Mendidik yang disertai pengawasan bertujuan
untuk melihat langsung tentang bagaimana keadaan tingkah laku anak sehari-hari baik dilingkungan keluarga maupun sekolah. Dilingkungan keluarga hendaknya anak
tidak selalu di marahi apabila ia berbuat salah, tetapi ditegur dan dinasehati dengan baik. Sedangkan dilingkungan sekolah, pertama-tama anak hendaknya diantar
apabila ia ingin pergi kesekolah. Supaya ia nanti terbiasa berangkat kesekolah dengan sendiri. Begitu pula setelah anak tiba dirumah ketika pulang dari sekolah
hendaknya ditanyakan kembali pelajaran yang ia dapat dari gurunya.
43
5. Model Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Pelaksanaan pendidikan Agama Islam bagi anak di dalam lingkungan keluarga sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua, kewajiban itu terpikul dipundak
kedua orang tua. Sangat tidak benar seandainya orang tua menyerahkan pendidikan Agama bagi anak-anaknya kepada sekolah atau guru ngaji saja. Karena proses
pembinaan keberagamaan anak akan lebih banyak berada di dalam keluarga, dan itu membutuhkan pengawasan langsung dari orang tua. Orang tua perlu menambah ilmu
pengetatahuan agamanya sehingga memiliki modal untuk dapat memberikan pendidikan keagamaan kepada anak-anaknya. Materi pokok pendidikan Agama Islam
yang harus ditanamkandididikkan kepada anak-anak di dalam lingkungan keluarga
seperti yang terdapat pada surah Luqman ayat 13-19.
43
Jalaluddin Rahmat, Keluarga Muslim dalam Masyarakat Moderen, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1994, Cet. 2, h. 20-21
“13dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.14dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.15dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.16Luqman berkata: Hai anakku,
Sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
membalasinya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.17Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh Allah.18dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.19dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. ”
Ayat tersebut sudah mencakup tiga aspek ajaran Islam, yaitu Aqidah, ibadah dan Syari‟ah. Pada Aspek pendidikan Aqidah meliputi hal-hal pokok yaitu;
1. Keimananpengeesaan kepada Allah swt, keyakinan tauhid yang sebersih-
bersihnya yaitu larangan mengsekutukan Allah. 2.
Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri segala karunia Tuhan. 3.
Kesadaran bahwa segala gerak-gerik kita yang nampak maupun yang tersembunyi tidak lepas dari pengetahuan dan pengawasan Tuhan.
Adapun aspek ibadah yang paling pokok adalah : 1.
Perintah shalat , yaitu melaksanakan shalat fardu lima kali sehari, dan shalat nawafil lainnya.
2. Perintah amar ma‟ruf . Dalam pelaksanaannya pada anak-anak adalah anak-
anak dibiasakan dalam berhubungan dengan manusia dengan mengerjakan amal- amal shaleh dan menyuruh orang lain melakukan kebaikan.
3. Perintah mencegah yang munkar. Bagi anak prakteknya adalah ditanamkan
kepada anak akan rasa benci dan tidak melakukan segala perbuatan yang munkar yaitu segala perbuatan yang bertentangan dengan agama.
4. Perintah melaksanakan kesabaran dalam menghadapi segala ujian, cobaan yang
menimpanya. Pada aspek pendidikan Akhlak yaitu pergaulan yang baik yang perlu ditanamkan
kepada anak, meliputi : 1.
Bertutur kata yang lemah lembut dengan siapapun, terutama dengan orang tua. 2.
Larangan berlaku sombong atau takabur dengan siapapun juga baik dalam berbicara tidak memalingkan muka maupun berjalan.
3. Berlaku sederhana dalam hidup dan kehidupannya.
Maka dari itu orang tua harus faham dan mengerti bagaimana cara mendidik anak dalam keluarga agar pendidikan agama dalam keluarga bisa berjalan maksimal dan
anak mempunyai akhlak dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam baik itu dari segi ibadah, perilaku dan pergaulan.
44
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab besar dalam mendidik, khususnya didalam melindungi keluarga dan memelihara
keselamatan keluarga. Melindungi keluarga bukan hanya memberikan tempat tinggal saja, tetapi memberikan perlindungan supaya keluarga kita terhindar dari malapetaka baik didunia
maupun di akherat nanti yaitu dengan cara mengajak keluarga kita kepada perbuatan- perbuatan yang perintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Memelihara keselamatan keluarga yaitu mengajarkan keluarga kita supaya taat kepada Allah SWT, agar keluarga kita diberikan keselamatan oleh Allah SWT baik di dunia dan akherat.
Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan Agama Islam dalam keluarga harus benar-benar dilaksanakan. Dan sebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anknya,
karena anak itu sifatnya menerima semua yang dilkukan, yang dilukiskan dan condong kepada semua yang tertuju kepadanya. Jika anak itu dibiasakan dan diajari berbuat baik maka
anak itu akan hidup bahagia di dunia dan di akherat. Tetapi jika dibiasakan berbuat jahat dan dibiarkan begitu saja, maka anak itu akan celaka dan binasa. Maka yang menjadi ukuran dari
ketinggian anak itu ialah terletak pada yang bertanggung jawab pendidik dan walinya.
B. Kerangka Berfikir
Sebagai pusat pendidikan dalam keluarga, orang tua adalah orang yang pertama kali menanamkan nilai-nilai pendidikan dalam diri anak. Orang tua yang menciptakan kondisi
lingkungan keluarga, baik melalui sikap, tingkah laku akhlak dan perbuatan, ucapan maupun cara berfikir. Disamping itu merekapun berperan sebagai pembimbing, pengajar, serta
memberi teladan bagi anak-anaknya, khususnya dalam pembinaan akhlak anak. Seorang anak akan terbiasa melakukan hal-hal yang baik apabila orang tua mereka
melatih, membiasakan, memberi teladan yang baik, hal ini akan menjadi sikap yang teladan bagi anak-anak.
Oleh karena itu, mengingat sangat dibutuhkannya peran orang tua dalam membina akhlak anak, maka orang tua sebagai pemeran pertama dan utama dalam keluarga harus mampu
44
http:dedihnurdin.blogspot.com201002model-pendidikan-agama-dalam-keluarga.html