Karakteristik Vektor Epidemiologi DBD

dan kemiskinan. Faktor kemiskinan dapat mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum dan pembuangan sampah yang benar, sehingga kesehatan dapat terganggu.

2.2.4 Karakteristik Vektor

Kejadian DBD dapat dipengaruhi oleh keberadaan vektor dan jenis vektor, sebagaimana penjelasan yang telah tertera pada bagian sub bab etiologi DBD. Tidak semua jenis vektor dapat menularkan penyakit DBD. Keberadaan dan perkembangbiakan vektor DBD dipengaruhi oleh karakteristik fisik dan geografis lingkungan. Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD mengalami metamorfosis lengkap metamorfosis sempurna yaitu dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva, pupa dan dewasa. Larva nyamuk akan menggantungkan dirinya pada permukaan air untuk mendapatkan oksigen dari udara. Pupa nyamuk akan berenang naik turun dari bagian dasar ke permukaan air. Dalam waktu dua atau tiga hari perkembangan pupa sudah sempurna dan siap menjadi nyamuk dewasa Palgunadi et al, 2013. Nyamuk dewasa siap mengisap darah dan memiliki pola aktivitas gigitan. Hanya nyamuk betina yang mengisap darah dan kebiasaan mengisap darah pada Aedes aegypti umumnya pada waktu siang hari sampai sore hari. Kegiatan menggigit dapat berbeda menurut umur, waktu dan lingkungan. Upaya penanggulangan DBD dapat dilakukan dengan pengendalian vektor sebelum menjadi nyamuk dewasa yakni dengan mengidentifkasi keberadaan jentik vektor. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Erliyanti 2008 di Kota Metro Provinsi Lampung diketahui bahwa keberadaan jentik vektor memiliki hubungan dengan kejadian DBD p=0,000, OR=9,796, CI=4,304-22,299. Keberadaan jentik vektor dapat juga diidentifikasi dari kepadatan jentik vektor. Kepadatan jentik vektor biasanya dinyakatan oleh Angka Bebas Jentik ABJ. Perhitungan ABJ dapat dilakukan dengan cara Kemenkes RI, 2011a: a. ABJ Jumlah rumahbangunan yang bebas jentik X 100 Jumlah rumahbangunan yang diperiksa b. Container Index: Jumlah container ada jentik X 100 Jumlah container yang diperiksa c. House Index: Jumlah rumah yang ditemukan jentik X 100 Jumlah rumah yang diperiksa d. Breteau Index: Jumlah container dengan jentik X 100 100 rumah 2.2.5 Pelayanan Kesehatan 2.2.5.1 Tata Laksana Kasus