Penemuan dan Pelaporan Penderita Penanggulangan Fokus Pemberantasan Vektor Intensif

a. Penemuan dan Pelaporan Penderita

Petugas kesehatan di unit-unit pelayanan kesehatan harus segera melaporkan penemuan penderita DBD. Penemuan dan pelaporan penderita untuk mencegah terjadinya KLB disebut dengan Penyelidikan Epidemiologi DBD. Penyelidikan Epidemiologi DBD dilakukan dengan pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik ditempat tinggal penderita dan rumah bangunan sekitarnya, termasuk tempat- tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter Kemenkes RI, 2011a. Penemuan penderita DBD dengan cepat diharapkan dapat mengurangi kejadian DBD, dan kegiatan tata laksana kasus dapat segera diterapkan.

b. Penanggulangan Fokus

Penanggulangan fokus dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida atau disebut dengan fogging fokus, jika dari penyelidikan epidemiologi ditemukan penderita atau tersangka DBD sekurang-kurangnya 3 orang dengan tanda demam tanpa sebab yang jelas dan terdapat hasil jentik di wilayah tersebut Kemenkes RI, 2011a. Penyemprotan insektisida dapat diikuti dengan kegiatan penyuluhan dan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN oleh masyarakat. Pelaksanaan penanggulangan fokus yang tepat diharapkan dapat mencegah kejadian KLB DBD. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rahayani 2010 di Kota Surabaya dengan pendekatan analisis spasial, diketahui bahwa kegiatan penanggulangan fokus dapat mempengaruhi kejadian DBD p= 0,001, r=0,206 .

c. Pemberantasan Vektor Intensif

Pemberantasan vektor intensif dapat dilakukan melalui kegiatan pengendalian vektor dan gerakan PSN. Pengendalian vektor dapat dilakukan secara biologi, kimiawi dan manajemen lingkungan Kemenkes RI, 2011a. Sedangkan gerakan PSN dapat dilakukan dengan kegiatan seperti pemberantasan sarang nyamuk melalui peran aktif masyarakat melalui langkah 3 M, yaitu: 1. Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur paling sedikit seminggu sekali atau menaburkan bubuk abate ke dalamnya. 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air. 3. Mengubur atau menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng-kaleng bekas dan plastik Depkes, 2007. Pelaksanaan pemberantasan vektor diharapkan dapat mencegah terjadinya KLB DBD melalui kegiatan PSN dengan menilai keberadaan jentik vektor. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Budiyanto 2008 di Kota Palembang dengan desain cross sectional dan sampel berjumlah 606 orang, diketahui bahwa gerakan PSN mempengaruhi keberadaan jentik vektor DBD. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Harya et al 2013 di Kota Bengkulu dengan sampel berjumlah 280 orang, dan diketahui bahwa memang ada hubungan antara gerakan PSN dengan keberadaan jentik vektor p=0,002 .

d. Penyuluhan