Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah
12 mengaktualisasikan sebuah peristiwa, yang nantinya penelitian tersebut dapat
penulis kembangkan dan mendapatkan metodologi yang penulis garap sesuai dengan standarisasi metodologi penelitian yang kontemporer.
2. Kritik, sumber-sumber yang terkumpul baik primer maupun sekunder kemudian dikritik baik secara ekstern maupun intern. Yang dimaksud ekstern
ialah otentisitas atau keaslian, pokok kritik ekstern adalah menguji hal-hal yang bersifat fisik dan penampilan luar dari sumber-sumber tersebut. Ini berarti
penelahaan pada hal-hal yang bersifat material seperti: jenis kertas, jenis tinta, waktu, zaman, tempat, dan identifikasi pengarang yang sebenarnya. Sedangkan
kritik intern ialah membahas masalah kredibilitas atau keabsahan. Kritik internal ini bertujuan mengungkap isi kebenaran validitas sumber tersebut,
seperti: menyelami alam pikiran pengarang serta kondisi mental dan kejujuran pengarang dalam mengobyektifkan suatu sumber.
3. Interpretasi,untuk mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah sumber. Tidak cukup hanya memperhatikan teks-teks saja tetapi kita perlu menganalisis
dan menafsirkan kembali, yakni apakah proses dalam penulisannya dalam suasana bebas merdeka, tanpa tekanan dari siapapun atau sebaliknya. Sebab
jika sebaliknya, maka apa yang terkandung dalam teks sumber itu, tidak orisinil, artinya tidak sesuai dengan hati dan pikirannya. Agar tulisannya itu
bisa lebih obyektif dan tidak multitafsir 4. Historiografi, yaitu penulisan sejarahnya, di mana mencoba merekonstruksi
kembali kejadian historisitas penyerbuan AS atas Irak dan dampaknya dari tahun 2003 sampai 2007 secara kronologis. Menurut Taufik Abdullah, suatu
penulisan sejarah dianggap layak dan baik apabila baru dikerjakan setelah
13 dilakukannya penelitian, sebab tanpa dilakukannya penelitian maka penulisan
sejarah menjadi rekonstruksi tanpa pembuktian.