Pengaruh Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat

62 terus gigih melawan pasukan pendudukan AS. 47 Ternyata memang diketahui kondisi malam sepi itu akibat semua warga sipil tidak ingin menjadi sasaran amuk militer yang menyerang warga Irak secara sporadis. Dengan begitu rakyat sipil mulai melindungi dirinya dengan melakukan aksi diam di rumah masing-masing dan tidak melakukan aktivitas sebagaimana mestinya di siang hari. Di dalam buku karya George Walker Bush yang berjudul Decision Points yang dikutip oleh koran Kompas, Bush pada awalnya menentang invasi AS ke Irak. Bush mengaku memberikan argumentasi berbeda soal rencana serangan ke Irak yang telah memakan banyak korban baik warga sipil Irak hingga tentara Irak dan AS pun terkena imbasnya. Bush pun mengatakan dalam penyerbuan atas Irak: Saya tidak ingin menggunakan kekerasan. Saya waktu itu mencoba memberikan kesempatan untuk melakukan diplomasi berjalan. ujar Bush dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi NBC senin 811. 48 Lebih mengejutkan lagi, mengapa Bush mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan kekerasanserangan terhadap Irak, sedangkan korban tewas warga sipil Irak sudah begitu banyak ? Akan tetapi yang paling menghebohkan lagi, Bush merasa terkejut dan marah ketika ternyata tidak ditemukan senjata pemusnah massal yang digunakan sebagai dalih dari serangannya terhadap Irak. Dalam pemaparannya dia mengatakan: saya merasa mual ketika setiap kali saya memikirkan dan mengingat masa kelam itu, sampai sekarang , kata presiden AS yang ke-43 ini. 49 Meski demikian ia terang-terangan menolak meminta maaf atas tidak ditemukannya senjata pemusnah massal tersebut ataupun kekacaun yang terjadi di 47 Trias Kuncahyono, Bulan Sabit di atas Baghdad Jakarta: Kompas, 2005, h. 95-96. 48 Bush Tak Setuju Perang Irak Buku Memoar, Kompas, 10 November 2010, h. 8. 49 Kompas, 10 November 2010, h. 8. 63 Irak pasca invasi itu atau sampai saat ini. Tetapi yang paling penting ialah bagaimana hak-hak asasi manusia di Irak mesti dikedepankan. Sebab setelah terjadinya perang korban yang paling banyak berjatuhan ialah warga sipil Irak sendiri. Rasa ketakutan terus menjadi ancaman yang nyata, padahal jika AS mematuhi semua undang-undang internasional maka hal yang demikian tidak akan pernah terjadi. Contoh, Undang-Undang Internasional PBB tentang Hak-Hak Asasi Manusia Piagam No. 15 tahun 1986CNEN tertanggal 24 Desember 1986 yang menyatakan bahwa setiap warga sipil mesti diutamakan haknya demi mencapai kebebasan. Demikian pula hukum yang tertuang di dalam UUD Irak yang melarang melakukan penyiksaan. Dalam aliniea A dari ayat 22 dikatakan bahwa kehormatan manusia terpelihara dan tidak berlaku jahat dalam bentuk jenis apapun dari jenis-jenis penyiksaan baik jasmani maupun spiritual. Begitu pula dalam Traktat Hukuman Kejahatan No. 111 tahun 1969 bahwa tidak boleh melakukan setiap perbuatan yang menyinggung hidup manusia dan keselamatan badannya dan kehormatannya. 50

B. Pengaruh Terhadap Kehidupan Ekonomi

Berbagai indikasi kehancuran kehidupan dan ekonomi mulai muncul ke permukaan dengan jelas di masyarakat internasional akibat serbuan AS atas Irak. Tidak hanya perekonomian dalam negeri Irak sendiri yang terkena imbasnya tetapi juga perekonomian dalam negeri AS pun menjadi terkenan getahnya. Hal inilah yang sedang menjadi isu besar di dalam perekonomian, setidaknya di 50 Ahmad Raef, Hak-Hak Asasi Manusia di Irak Cairo : al- Zahra Li I‟lam al-Arab, 1990, h. 39-42. 64 berbagai jenis pasar, minyak, emas, saham, dan lain-lain. Kondisi seperti itu dianggap sebagai pemicu kacaunya kondisi geopolitik internasional yang memberikan ancaman pada perekonomian dunia. Geopolitik adalah dampak dari keberadaan lingkungan fisik phsycal environmentlokasi tempat tinggal terhadap masyarakat yang membentuk pada persepsi politik dari masyarakat tersebut. Faktor utama yang diperlukan bagi keberadaan geopolitik yang baik adalah terjadinya komunikasi internal, di samping faktor lainnya. Faktor utama yang sangat dibutuhkan geopolitik ialah keberadaan negara tetangga yang ramah tidak mengancam, meski berposisi lebih kuat ataupun lebih lemah. Kini ada kerapuhan yang sedang mengancam ketenangan kehidupan global yakni munculnya era kekuatan udara yang mengubah realitas geopolitik tradisional, munculnya geopolitik dari energi minyak, serta munculnya aksi terorisme sebagai sebuah bentuk kekuatan. Tidak heran jika mencuat kekhawatiran perang di kawasan Teluk akan memberikan gejolak pada pasar uang, bursa saham, bursa komoditas, dan aspek ekonomi mikro lainnya. Itu karena masyarakat dunia tidak lagi terbatas pada yang berada di Timur Tengah, AS, dan Eropa juga kini merasa tidak nyaman. Ada kekhawatiran yang mendalam soal kemungkinan serangan terhadap Irak. Kekhawatiran itu juga semakin dipicu oleh rapuhnya legitimasi serangan yang membuat masyarakat dunia memiliki persepsi jika serangan terjadi, maka dampak baliknya akan merunyamkan AS. Itu juga akan menggangu ketenangan investasi dunia. Pasar khawatir akar dari terorisme justru bukan tercabut malah semakin mendalam. Dampak dari ketakutan itu sudah terlihat jelas. Kurs Dollar AS 65 menyentuh titik terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap mata uang Inggris Poundsterling. Dollar AS juga turun melemah terhadap Frank mata uang Swiss, juga Euro dan Yen. Kemudian para investor dunia dibuat kelimpungan atas berita persiapan perang oleh AS dan Inggris. 51 Seperti yang dilansir oleh Murray Sabrin, profesor keuangan di Sekolah Bisnis Anisfield, di mana ia adalah direktur eksekutif pusat bisnis dan kebijakan publik AS 27 April, 2006 mengatakan, biaya perang Irak akan mencapai US 320.000.000.000. Menurut Congressional Research Service, bahkan jika penarikan pasukan secara bertahap dimulai tahun ini, biaya perang di Irak dan Afghanistan kemungkinan akan naik dengan tambahan sekitar US 371.000.000.000, mengutip sebuah studi Kantor Anggaran Kongres. Biaya perang di Afghanistan dan Irak totalnya mencapai US 811.000.000.000. Kedua perang itu jauh melebihi US 549.000.000.000 biaya perang di Vietnam. Hal ini membuat jelas bahwa kita sedang menyaksikan episode terbaru dalam ekspansi pemerintah AS dalam menanggapi krisis atau ancaman bagi keamanan kesejahteraannya akibat invasi itu. 52 Menanggapi itu semua dampak perekonomian ini tidak hanya terjadi pada Irak saja tetapi juga pada AS. Gejolak inflasi terjadi akibat krisis keuangan, di mana APBN AS Serikat terus terkuras untuk pembiayaan perang dari zaman perang Vietnam hingga Timur Tengah yaitu perang Afghanistan dan Irak. Dikabarkan bahwa pembiayaan militer dari APBN AS mencapai 450 milyar US. Di antaranya untuk persenjataan perang dan kesejahteraan tentaranya. 51 Kondisi Geopolitik Rapuhkan Ekonomi Dunia, Kompas, 23 Januari 2003, h. 28. 8 Murray Sabrin, Dampak Perang Irak pada Ekonomi AS , artikel diakses pada 27 Juni 2006 dari http:www.lewrockwell.comorig3sabrin4.html. 66 Bagan 1 Jika kita melihat kondisi perekonomian Irak yang paling urgen ialah masalah ketiadaan listrik pra ataupun pasca perang. Sejak Perang Teluk II di tahun 1991 di zaman Bush Sr, rudal Tomahawk menghantam kompleks besar ini. Dalam penyerangan di suatu hari di bulan Februari 1991 itu, AS menyebabkan suplai listrik Irak berkurang sepuluh persen. Sebuah foto menunjukkan sepasang travo listrik seukuran tong sampah tampak kusut seperti gulungan kertas tisu. Foto lainnya menampakkan menara transmisi dengan bentuk yang bengkok- bengkok seperti pohon yang tercerabut akibat badai padahal itu semua akibat serangan rudal AS. Pagi harinya setelah serangan itu, para insinyur Irak bekerja di lokasi bencana. Ajaibnya mereka dapat memperbaiki dan mengoperasikan kembali pembangkit listrik dalam tempo kurang dari tiga bulan. Seluruh kebutuhan rakyatpun terpenuhi sementara dengan adanya listrik. Namun setelah kedatatangan AS kembali ke Irak pada tahun 2003 dengan dalih ingin menangkap teroris dan lain sebagainya di Irak, maka ancaman