Media dan Fungsinya dalam Masyarakat

1.5.1.2. Media dan Fungsinya dalam Masyarakat

Secara harfiah, media berada diantara kita, audiens, dan materi orisinal yang mereka gunakan. Hal ini adalah truism kebenaran yang membuktikan dirinya sendiri. Apa yang tampil di layar atau halaman bukan hal yang sebenarnya, tetapi merupakan salah satu versinya. 17 Fakta bahwa terdapat banyak kebenaran dalam sebuah artikel berita tentang beberapa negosiasi diplomatis, sebagai contoh, tidak berarti bahwa artikel tersebut mengisahkan keseluruhan kebenaran. Membaca artikel tidak sama dengan berada di tempat kejadian. 18 Pada dasarnya, laporan berita itu dimediasi. Seperti semua komunikasi manusia, laporan berita harus dituangkan dalam bentuk material seperti: kata-kata, gesture, lagu, gambar, tulisan. 19 Sehingga semua materi media sebenarnya merupakan semacam representasi atau konstruksi yang bukanlah ide orisinal the real thing. Materi media bersifat artificial dibuat-buat. Hal tersebut merupakan sesuatu yang dikonstruksi dari seperangkat tanda. Citra mobil di televisi, dalam sebuah thriller atau program tentang pameran mobil, bukanlah mobil itu sendiri. Citra tersebut merupakan representasi mobil melalui kode gambar. Demikian pula artkel 17 Grame Burton, Yang Tersembunyi Dibalik Media Yogyakarta: Jalasutra, 2008, hlm. 73 18 Ibid., hlm. 73 19 Zianuddin Sardar, Membongkar Kuasa Media Yogyakarta: Resist Book, 2008, hlm. 8 seorang wartawan tentang mobil-mobil di pameran mobil tersebut adalah sekadar representasi mobil-mobil tersebut dalam verbal tulisan. 20 Tujuan dari mediasi itu adalah untuk mengkomunikasikan sesuatu melalui ruang dan waktu yang menjangkau sebanyak mungkin orang. Jadi, hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa media dapat menjangkau sejumlah besar orang. Kedua, pesan-pesan yang dimediasikan pada saat ini menggunakan teknologi yang sangat canggih. Ketiga, sementara kita mempunyai pilihan untuk membuat musik kita sendiri atau menggambar kartun kita sendiri, kebanyakan dari kita lebih memilih menjadi konsumen dari produksi korporasi profesional yang jumlahnya relatif sedikit. Keempat, secara virtual tidak ada komunikasi antar sumber dengan penerima. 21 Media massa adalah “kependekan” dari media komunikasi massa. Media massa lahir untuk menjembatani komunikasi antarmassa. Massa adalah masyarakat luas yang heterogen, tetapi saling bergantung satu sama lain. Ketergantungan antarmassa menjadi penyebab lahirnya media yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan dan kepentingan masing-masing agar diketahui dan dipahami oleh yang lain. Penyaluran hasrat, gagasan dan kepentingan tersebut dinamai “pesan” message. Dengan demikian, pada hakikatnya media massa adalah media saling-silang pesan antarmassa. 22 20 Grame Burton, op.cit., hlm 74 21 Zianuddin Sardar, loc.cit., hlm. 8 22 Sam Abede Pareno, Media Massa: Antara Realitas dan Mimpi Surabaya: Papyrus, 2005, hlm. 27 Pada dasarnya media massa merupakan suatu pranata sosial social intitution. Media massa berinteraksi dengan pranata sosial lainnya yang ada didalam masyarakat, seperti lembaga pemerintah, partai politik, keluarga, dan berbagai organisasi sosial. Dalam kajian ini, sudah tentu istilah media massa dimaknai bukan sekedar alat-alat teknologis, melainkan sebagai pranata sosial. Oleh karena itu, menurut McQuail media massa menjalankan tugas sebagai silent characteristic, yakni meliputi: a penggunaan teknologi pembuatan dan penyebarluasan pesan-pesan secara masif, b organisasi dan regulasi yang bersifat sistematis, serta c arah pesan bagi khalayak yang besar atau luas, anonim, dan bebas dalam mengakses. Dalam kaitannya dengan politik secara luas, media massa dapat berperan secara meyakinkan, seperti: a newsmaking, b analisis, penfsiran, dan pemberian makna terhadap peristiwa-peristiwa, c socialization, d persuasion, e agenda setting. 23 Dalam perkembangannya pembicaraan tentang fungsi media massa, Burton 2008 24 membaginya menjadi lima fungsi, yakni: fungsi hiburan, fungsi informasi, fungsi kultural, fungsi sosial, dan fungsi politik. Media dikatakan berfungsi sebagai hiburan dikarenakan menghasilkan kesenangan dan mampu mengalihkan perhatian audiens dari berbagai isu sosial yang serius. Sedangkan media memiliki fungsi informasi lantaran media menghasilkan beragam informasi yang dibutuhkan bagi audiensnya. Disamping itu, media juga memiliki fungsi kultural karena dianggap 23 McQuail 1996 dalam Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, 2007, hlm. 258-259 24 Grame Burton, op.cit., hlm. 86-89 mampu menghasilkan materi yang mencerminkan budaya khalayak yang menjadi bagian dari budaya tersebut. Media juga menampilkan berbagai contoh dari masyarakat, dari interaksi majalah, dan dari kelompok-kelompok sosial sehingga layak disebut memiliki fungsi sosial. Sementara dengan fungsi politiknya, media diharapkan menghasilkan bukti evidence dari berbagai aktivitas, isu, dan peristiwa politik. Dalam konteks, di Indonesia, berakhirnya Orde Baru membawa dampak positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia. Dapat tersebut antara lain ditandai oleh kebebasan berserikat berorganisasi, dan kebebasan menyatakan pendapat kebebasaan berekspresi, termasuk kebebasan pers dan media massa. Kebebasan ini ditandai dengan pencabutan SIUPP surat izin usaha penerbitan pers. Bahkan, pada massa pemerintahan Habibie, kran kebebasan pers semakin terbuka. Bagi setiap usaha memperoleh SIUPP semakin mempermudah, yakni cukup mengisi permohonan, akte pendirian perusahaan pers, dan lampiran pengasuh penerbitan pers tanpa keharusan menyertakan rekomendasi dari Persatuan Wartawan Indonesia PWI. Dengan pelonggaran ini melahirkan banyak penerbitan baru. Khusus dalam kaitannya dengan demokrasi, seperti dikatakan oleh Curran 1996 25 , media massa dapat berperan dalam penyebarluasan informasi yang beragam perspektif, mewakili khalayak representation dalam arti memberikan tempat bagi 25 Pawito, loc.cit., hlm. 259 dapat dinyatakan pendapat-pendapat dari berbagai kelompok masyarakat yang berbeda-beda sehingga ada debat publik yang signifikan, serta mendorong supaya dapat dicapai pemecahan dari berbagai persoalan penting yang ada di dalam masyarakat dan membantu mencapai titik tertentu diantara kelompok-kelompok yang saling berbeda pandangan. Dengan adanya pemaparan media dan fungsinya dalam masyarakat akan memberikan konstribusi pemahaman yang positif sebagai pijakan peneliti dalam memahami arti penting media dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan pemberitaan di media cetak sehingga peneliti memiliki pijakan awal dalam memahami kaitan antara media dan masyarakat. Terlebih lagi, peranan media setelah Orde Baru, yakni era demokrasi.

1.5.1.3. Paradigma Konstruksionis