semua komponen itu berpengaruh terhadap hasil kerjanya media content, sehingga kerapkali  media  tersebut  terlibat  dalam  sebuah  hegemoni  politik,  budaya,  atau
ideologi.  Selain  itu,  latar  belakang  pendidikan,  jenis  kelamin,  etnisitas,  turut  pula mempengaruhi wartawan dalam mengkonstruksi realitas.
44
Pembahasan  konstruksi  media  terhadap  realitas  ini  untuk  memahami bagaimana  media  massa  dalam  melakukan  konstruksi  dalam  pemberitaannya
senantiasa  berbeda-beda.  Hal  ini  berkaitan  erat  untuk  memahami  mengapa  media melakukan  pembingkaian  sedemikian  rupa  dalam  realitas  kasus  korupsi  dana  haji
yang menjadi fokus pembahasan.
1.5.1.5. Teori Agenda Setting
Menurut  asumsi  teori  ini  media  mempunyai  kemampuan  untuk  menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Dengan
kata  lain,  agenda  media  akan  menjadi  agenda  masyarakatnya.  Agenda  setting  ini beroperasi dalam tiga bagian
45
, sebagai berikut: a.
Agenda media itu harus diformat sendiri. b.
Agenda media dalam banyak hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik.
44
Ibid., hlm. 27-28
45
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa Jakarta: PT.  Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 196- 198
c. Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan.
Rogers  dan  Dearing  dalam  Anderson  menyatakan  fungsi  agenda  setting merupakan  proses linear yang terdiri dari tiga bagian, yaitu:  pertama, agenda media
itu  sendiri  dalam  memunculkan  isu-isu  mengenai  bagaimana  agenda  media ditempatkan  pada  tempat  yang  pertama.  Kedua,  agenda  media  dalam  beberapa  hal
mempengaruhi  atau  berinteraksi  dengan  agenda  publik  sehingga  media  mampu mempengaruhi  agenda  publik  dan  bagaimana  media  melakukannya.  Ketiga,  agenda
media  mempengaruhi  agenda  publik  dan  pada  gilirannya  agenda  publik mempengaruhi agenda kebijakan.
46
Para  peneliti  sebelum  Mc  Combs  dan  Shaw  mempunyai  beberapa  gagasan yang  sangat  mirip  dengan  hipotesis  penentuan  agenda.  Penyataan  yang  lebih
langsung  tentang  gagasan  penentuan  agenda  terbit  pada  tahun  1958  dalam  artikel yang  ditulis  Long  yang  menyatakan  bahwa  dalam  beberapa  hal,  surat  kabar  adalah
penggerak utama dalam menentukan agenda daerah. Surat kabar memiliki andil besar dalam  menentukan  apa  yang  akan  dibahas  oleh  sebagian  besar  orang,  apa  pendapat
sebagian orang tentang fakta yang ada, dan apa yang dianggap sebagian besar orang sebagai cara untuk menangani masalah.
47
46
Heru Puji Winarso, Sosiologi Komunikasi Massa Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005, hlm. 103
47
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, edisi kelima Jakarta: Kencana, 2001, hlm. 264
Lang  dan  Lang  1959  juga  menghasilkan  pernyataan  awal  tentang  gagasan penentuan agenda bahwa media media massa seringkali memaksakan perhatian pada
isu-isu tertentu dan secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang  hendaknya  dipertimbangkan,  diketahui,  dan  dirasakan  individu-individu  dalam
masyarakat.
48
Pemahaman  akan  fungsi  agenda  setting  menjadi  penting  untuk  kepentingan analisis dalam penelitian ini. Sebab, bagaimanapun, fungsi agenda setting merupakan
salah  satu  rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan  media  dalam  membingkai  peristiwa dalam konstruksi tertentu. Terlebih, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah  fenomena  dalam  kasus  korupsi  dana  haji  yang  didekati  dari  perspektif komunikasi massa. Semakin jelaslah korelasi positif diantara agenda setting function
dan framing analysis dalam penelitian ini. Akan tetapi, penelitian ini tidak mengarah ada  agenda  setting  function  secara  terperinci,  mengingat  fokus  dalam  penelitian  ini
ditekankan  pada  sikap  Tempo  dan  Gatra  melalui  pembentukan  frame  dalam  upaya mengkonstruksi  kasus  korupsi  dana  haji.  Teori  ini  ditempatkan  sebagai  dasar
pandangan bahwa media massa menentukan isu-isu yang penting bagi khalayak.
1.5.1.6. Makna Kontruksi Ideologi