B. Kehidupan Sosial, Ekonomi, Pendidikan, dan Agama
Wilayah Sudimara Selatan terletak di kecamatan Ciledug yang merupakan tempat yang strategis, karena selain tempat pusat perbelanjaan, juga merupakan
sarana transportasi yang menghubungkan tempat yang sangat strategis, seperti Kebayoran Lama, Tanah Abang, Blok M, Tangerang, dll. Sehingga banyak para
pendatang yang menetap dan mencari pekerjaan dan belanja. Dari fenomena tersebut akan membawa pertumbuhan dan perkembangan kehidupan sosial
ekonomi penduduk. Dalam posisi tingkatan jenis pekerjaan, kedudukan pertama ditempati oleh
penduduk yang bekerja sebagai buruh ataupun bidang swasta. Paling tidak ada tiga pusat perbelanjaan di daerah Ciledug dan sekitarnya. Sehingga banyak
penduduknya yang bekerja sebagai SPG Sales Promotion Girl dan SPB Sales Promotion Boy. Sekalipun pekerjaan ini cukup berat untuk sebagian orang karena
dengan gaji yang kecil, tetapi waktu kerja cukup panjang lebih dari 8 jam. Namun, bagi masyarakatnya pekerjaan tersebut jadi sebuah alternatif yang
menghasilkan dengan konsekuensi yang berat. Selain jadi buruh dengan prosentase terbesar, masyarakat Sudimara
Selatan juga bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Wiraswasta, bidang jasa serta pekerjaan lainnya. Dan jumlah pensiun di Sudimara Selatan mencapai 4,1 persen.
Berdasarkan hasil observasi bahwa selain banyaknya para pedagang, juga banyak masyarakat yang mencari uang dengan cara mengojek dan becak. Mereka mulai
beroperasi dari pagi hari, akan tetapi pada pagi hari tidak banyak orang yang memakai ojek atau becak, karena banyak sarana-sarana tranportasi yang lain
seperti bus. Akan tetapi, pada malam hari khusus untuk ojek dan becak yang mulai pada pukul 21.00 WIB. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian
No Mata Pencaharian
Frekuensi Prosentase
1 Karyawan
a. Pegawai Negeri Sipil PNS
b. TNIPOLRI
c. BuruhSwasta
328 61
1.759 11,2
2,1 59,9
2 Wairaswasta
a. Pedagang
b. Penjahit
476 10
16,2 0,3
3 Jasa
a. Petukangan
b. Sopir
c. Pengemudi Becak
d. Ojek
56 30
10 87
1,9 1
0,9 3
4,1 4
Pensiunan 120
4,1 Jumlah
2.937 100
Sumber: Data statistik Kelurahan Sudimara Selatan 2009 Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar mata pencaharian
masyarakat Sudimara Selatan bekerja sebagai karyawan swasta dan pedagang. Hal ini karena letak daerah tersebut dekat dengan pusat-pusat industri. Perlu penulis
berikan catatan bahwa tabel di atas adalah tabel jumlah penduduk yang berada pada usia kerja. Apa yang tercantum dalam tabel tersebut adalah mereka yang
sudah bekerja, dan tidak sedang menempuh jenjang pendidikan.
Tabel 4 Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Frekuensi Prosentase
1 2
3 4
5 6
7 Belum dan tidak sekolah
Pernah sekolah tapi tidak tamat SD
SMP SMU
Diploma Strata 1
765 67
150 350
1.810 30
50 23,7
2,1 4,6
10,8 56
0.9 1,6
Jumlah 3.222
100 Sumber: Data statistik Kelurahan Sudimara Selatan 2009
Tabel di atas menjelaskan tentang jumlah penduduk yang belum sekolah dan sedang menempuh pendidikan. Ini artinya, penduduk yang sudah tidak
menempuh pendidikan karena memutuskan untuk bekerja, atau penduduk yang sudah melewati usia sekolah, tidak penulis cantumkan.
Sementara itu dalam bidang pendidikan rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Sudimara Selatan saat ini adalah SMU Sekolah Menengah Umum
dengan prosentase mencapai 56. Berbeda dengan belasan tahun sebelumnya, saat ini kebutuhan akan pendidikan semakin baik, tersedia sarana prasarana yang
dibutuhkan dalam pendidikan, dari TK hingga tingkat SMU tersedia dalam
wilayah Sudimara Selatan, baik yang tercatat di kelurahan maupun yang tidak. Dari catatan daftar isian potensi kelurahan tercatat, 4 buah TK, 1 buah SD; SMP;
SMU; bahkan pondok pesantren. Dalam hal Pendidikan, walaupun pekerjaan sebagai buruh, tukang becak
ataupun pembantu rumah tangga bukan menjadi halangan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ini
didukung pula oleh minat belajar anak-anaknya yang tinggi. Dalam waktu satu hari, mereka bukan hanya di sekolah formal, melainkan juga belajar di sekolah
agama non-formal dan mengikuti les-les tambahan bahasa inggris; komputer; seni tari dan lain sebagainya. Tidak kalah dengan etnis Jawa pendatang, penduduk
asli, yakni etnis Betawi juga sudah mulai berorientasi dalam bidang pendidikan, hal ini terlihat dari semakin banyak etnis Betawi yang sekolah sampai perguruan
tinggi, bahkan perguruan tinggi negeri. Dalam bidang agama, mayoritas agama penduduk Kelurahan Sudimara
Selatan adalah agama Islam. Jumlah pemeluk Agama Islam mencapai 10.228 orang dengan posisi berikutnya Katholik, Hindu dan Budha, ini terlihat dari
jumlah masjid dan musholah disetiap RT, tapi tidak terdapat satupun gereja maupun tempat ibadah umat agama yang lain. Menurut hemat penulis, hal
tersebut dikarenakan adanya ketakutan dari umat lain untuk membuat tempat ibadah dan adanya peraturan yang dibuat masyarakat Ciledug asli pemuluk
agama Islam yana tergolong konservatif, bahwa Agama lain sangat dilarang keras membangun tempat ibadah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Jumlah penduduk berdasarkan Agama
No Pendidikan Frekuensi
Prosentase 1
2 3
4 5
Islam Katholik
Kristen Hindu
Budha 10.226
608 556
316 334
84,9 5,1
4,6 2,6
2,9 Jumlah
12.050 100
Sumber: Data statistik Kelurahan Sudimara Selatan 2009 Data diatas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Sudimara Selatan
adalah beragama Islam, disusul oleh Kristen Katholik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha. Meskipun adanya heterogenitas dalam agama, masyarakat Sudimara
Selatan saling mempertahankan dan meningkatkan kerukunan antar agama dengan cara bersikap solidaritas dan toleransi antar agama, sehingga tidak pernah ada
konflik yang terjadi. Data jumlah seluruh masyarakat berdasarkan kepemelukan seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, maka banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan khususnya umat Islam di Sudimara Selatan sangatlah berkembang,
yaitu adanya pengajuan-pengajian yang diikuti oleh seluruh golongan usia, seperti pengajian bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi, dan anak-anak.
Kegiaan-kegiatan keagamaan yang diadakan di Sudimara Selatan seperti pengajian mingguan, para pendatang seperti etnis Jawa juga ada yang mengikuti.
Tapi mayoritas banyak yang tidak mengikuti pengajian, karena etnis Jawa ini labih banyak yang bekerja di pasar dari pagi hingga sore hari, sehingga tidak ada
waktu untuk mengikuti hal tersebut, walaupun ada waktu mereka gunakan untuk beristirahat.
Organisasi-organisasi yang diadakan di Sudimara Selatan hanya organisasi kepemudaan yang meliputi organisasi Karang Taruna atau Remaja Musholah,
tidak ada organisasi yang menangani pembinaan keagamaan secara khusus bagi para pedagang, serta tidak ada seseorang yang mengajak mereka untuk mengkaji
agama. Oleh sebab itu, mereka tetap berada dalam ketaidaktahuan dalam hal agama.
Berdasarkan informasi yang penulis terima dari seorang Sekel sekretaris kelurahan yaitu bapak Buham, mengatakan bahwa kegiatan keagamaan umat
Kristen tidak terlihat mencolok. Selain itu Gereja tempat mereka beribadah tidak ada di daerah Sudimara Selatan, ada sebuah tempat beribadah umat kristiani
itupun rumah biasa yang dipimpin oleh seorang pastur dan bukan tempat ibadah umum. Walaupun beribadah hanya yang punya rumah saja, dan orang yang diluar
dari kampung dukuh tidak diperbolehkan. Meskipun begitu keadaannya mereka tetap saling menghargai dan menghormati selama umat kristen tidak membuat
ulah di wilayah tersebut.
1
Selain agama-agama yang mayoritas seperti Islam dan Kristen, ada pula umat Hindu dan Budha yang tinggal di Sudimara Selatan yang
berasal dari para pendatang. Sedangkan kegiatan keagamaan dan tempat peribadatan mereka berada di luar wilayah Sudimara Selatan.
1
Informasi di dapatkan dari Bapak Buham, seorang Sekretaris Kelurahan Sudimara Selatan. Jakarta, 30 Oktober 2008.
44
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kehidupan Pengguna Narkoba dan Miras Sebelum Menikah