44
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kehidupan Pengguna Narkoba dan Miras Sebelum Menikah
Pada sub bab ini, penulis berusaha untuk mendeskripsikan data yang penulis peroleh melalui wawancara dengan para informan tentang kehidupan
mereka sebelum menikah. Data yang penulis sajikan pertama kali adalah mengenai perkenalan para informan dengan narkoba dan miras.
Penjelasan pertama penulis peroleh dari informan NF. Informan NF mengaku bahwa ia mengenal minuman keras dari pamannya. Selain itu ia juga
mengaku bahwa ia mengenal minuman keras dari teman-teman sekolahnya dulu. Hal inilah yang menjelaskan mengapa informan NF menjadi peminun minuman
keras, walaupun sebelumnya ia mengaku bukan sebagai peminum. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan NF:
“Masalah Miras, saya pertama kali dikenalkan oleh Om saya orang Cina, selain itu saya juga tahu minuman keras dari temen sekolah saya dulu.
Awalnya saya gak minum lho.. tapi karena sering bergaul dengan teman- teman yang suka minum, akhirnya saya ikut nyoba-nyoba untuk
mengetahui bagaimana rasanya minuman keras itu. Eh, lama-kelamaan saya jadi keterusan deh”.
1
Hal yang hampir sama disampaikan oleh informan ZM. Ia mengaku bahwa ia mengenal minuman keras dari teman-teman sepergaulannya. Seperti halnya
informan NF, informan ZM sebelumnya juga bukan peminum, tapi karena terlalu sering bergaul dengan teman-teman yang suka minum, akhirnya informan ZM
pun mengkonsumsi minuman keras juga. Saat penulis tanyakan alasan mengapa informan ZM melakukannya, ia mengaku bahwa jika ia menolak tawaran minum
1
Hasil wawancara dengan informan NF, Tangerang, 04 Januari 2009, Jam: 20:26 WIB
dari teman-temannya, ia merasa tidak enak dan ia juga sering dianggap sok suci jika menolak tawaran minum teman-temannya. Seperti apa yang dituturkan
informan ZM di bawah ini: “Saya mengenal dan mengkonsumsi minuman keras karena di ajak
Teman-teman nongkrong saya. Sebelumnya saja memang tidak pernah mengkonsumsi minuman keras tersebu. Tapi karena sering nongkrong
dengan teman-teman yang suka minum, kemudian saya sering ditawari untuk ikut minum, dan kalau menolak saya merasa gak enak serta takut
dikata sok suci, akhirnya saya ikut-ikutan minum”.
2
Hal yang hampir sama disampaikan oleh informan PT. Ia mengaku bahwa ia menggunakan obat-obatan terlarang dan mengkonsumsi minuman keras karena
pengaruh dari pergaulan. Setelah beberapa kali ikut bergaul dengan teman-teman yang menggunakan narkoba dan menkonsumsi minuman keras, informan PT
akhirnya terbujuk dengan ajakan teman-temannya untuk ikut memakai narkoba dan mengkonsumsi minuman keras. Seperti yang diungkapkan oleh informan PT
sebagai berikut: “Saya memakai obat-obatan terlarang dan mengkonsumsi minuman keras
sebenarnya sich bukan kemauan sendiri. Karena awalnya memang saya bukan pemakai obat-obatan terlarang dan pengkonsumsi minuman keras.
Hal tersebut terjadi karena saya sering bergaul dengan teman-teman yang sudah terlebih dahulu menggunakan obat-obatan terlarang dan
menkonsumsi minuman keras. Setelah saya nongkrong agak lama dengan teman-teman tersebut, akhirnya saya tidak kuat untuk menolak bujukan
dari teman-teman untuk mencoba menggunakan narkoba dan minum minuman keras.”.
3
Berikut ini adalah tabel jenis kelamin para informan:
2
Hasil wawancara dengan informan ZM. pengguna NarkobaMiras, Tangerang, 05 Januari 2009, Jam: 19:21 WIB
3
Hasil wawancara dengan informan PT. pengguna NarkobaMiras, Tangerang, 05 Januari 2009, Jam: 21:21 WIB
Tabel 1 Tabel Jenis Kelamin Pengguna NAZA
No Jenis Kelamin
Jumlah
1 Laki-Laki
7 orang 2
Perempuan 1 orang
Total 8 orang
Sumber: data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan Dari hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengguna NAZA
terdiri dari 7 laki-laki dan 1 perempuan. Hal ini dapat dipahami, bahwa laki-laki lebih banyak menggunakan NAZA dari pada wanita. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik internal maupun eksternal.
Tabel 2 Tabel Sosial Ekonomi Pengguna NAZA
No Tingkat Ekonomi
Penghasilan per-satu bulan
Jumlah
1 Keluarga Sejahtera 3
3 juta 1 orang
2 Keluarga Sejahtera 2
1,5 – 3 juta 2 orang
3 Keluarga Sejahtera 1
500 ribu – 1,5 juta 5 orang
Total 8 orang
Sumber: data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata informan yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah, yang bayak terjerat dalam menggunakan
NAZA, dengan kehidupan yang terhimpit, ekonomi yang labil menjadi salah satu faktor yang bisa membuat seseorang menggunakan NAZA
Dalam menentukan klasifikasi sosial ekonomi para informan tersebut, penulis menggunakan standar yang digunakan oleh BKKBN dimana keluarga
dapat dibedakan menjadi keluarga pra-sejahtera, keluarga sejahtera 1, keluarga keluarga sejahtera 2, keluarga sejahtera 3, dan keluarga sejahtera 3 plus. Berikut
ini adalah pengertian dari masing-masing tingkatan ekonomi suatu keluarga tersebut:
a. Keluarga pra-sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan
b. Keluarga sejahtera 1
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial
psikologisnya seperti kebutuhan : ibadah, protein, pakaian, ruang interaksi keluarga, keadaan sehat, penghasilan,baca tulis dan KB.
c. Keluarga sejahtera 2
Adalah keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya juga telah memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya,tetapi belum dapat
memenuhi seluruh kebutuhan pengembangannya: peningkatan agama, nabung, interaksi, kegiatan di masyarakat dan mampu memperoleh
informasi. d.
Keluarga sejahtera 3 Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya,
kebutuhan sosial psikologisnya dan pengembangannya, namun belum
dapat memberikan sumbangan yang maksimal kepada masyarakat secara teratur materil dan keuangan serta berperan aktif seperti jadi pengurus.
e. Keluarga sejahtera 3 plus
Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, dasar, sosial psiklogis, dan memberi sumbangan secara berkelanjutan.
4
Seluruh informan berasal dari orang yang beragama Islam. Berkaitan dengan keterlibatan mereka dengan narkoba dan minuman keras, hal ini
dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman atau kemampuan oleh informan untuk menyerap nilai-nilai normatif yang tertera dalam agama tersebut untuk
diaplikasikan dalam kehidupannya, serta minimnya kesadaran informan unutk menjahui NAZA yang dalam islam telah jelas kedudukan hukum memakai NAZA
tersebut.
Tabel 3 Tabel Pendidikan Pengguna NAZA
No Pendidikan
Jumlah
1 SD
-
2 SMP
1 orang 3
SMA 5 orang
4 D3
1 orang 5
S I 1 orang
Total 8 orang
Sumber: data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan
Dari tabel di atas dapat diketahui dan diambil kesimpulan jika ditinjau dari segi pendidikan informan sebagai pelaku pemakai Narkoba dan peminum
minuman keras banyak didominasi kalangan SMA, tetapi dimulai dari tingkat
4
Pelaksanaan Pendataan Keluarga Jawa Barat 2008, artikel diakses dari http:www.bkkbn.go.idjabarprint.php?tid=2rid=11, tanggal 20 April 2010
SMP sampai S1. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh tingkat perkembangan emosi anak SMA yang masih labil, agresif dan emosional, berbeda dengan anak
tingkatan SMP yang masih canggung dan sedikit tertutup dalam bergaul, jadinya menggunakan miras hanya sebatas nyoba dan ingin tahu. Kalau pada tingkatan
anak S1D3 seiring dengan semakin baik dan berkembangnya kesadarannya dalam memandang bahaya narkoba atau miras, makanya penggunanya relatif
sedikit.
B. Penyimpangan Sosial Pengguna Narkoba dan Miras 1.