Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah penyalahgunaan narkotika saat ini, memang menjadi perhatian banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan, masalah penyalahgunaan narkotika menjadi perhatian berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari pemerintah, LSM, ormas, bahkan masyarakat juga turut serta membicarakan tentang bahaya penyalahgunaan narkotika. Hampir semuanya mengingatkan sekaligus menginginkan agar masyarakat Indonesia, utamanya remaja untuk tidak sekali-kali mencoba dan mengkonsumsi narkotika. 1 Perilaku behavior adalah segala tindakan manusia yang disebabkan baik karena dorongan organismenya, tuntutan lingkungan alam, atau karena dorongan organisme serta hasrat-hasrat psikilogisnya maupun karena pengaruh masyarakat dan kebudayaannya. 2 Penyimpangan deviance adalah kecenderungan untuk menentang suatu norma yang berlaku, keadaan seseorang individu yang jauh berbeda dibandingkan dengan watak bangsa moral personality. 3 Jadi perilaku menyimpang adalah perbuatan seseorang yang melakukan tindakan diluar norma- norma yang berlaku dalam masyarakat, seperti memaksa, mencopet, merampok, menggunakan alkohol, narkotika dan zat adiktif lainnya. Meskipun istilah “penyimpangan” sudah dipakai selama 300 tahun, makna sosiologisnya muncul belakangan. Para sosiolog mengartikan sebagai perilaku 1 Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti, Remaja dan Bahaya Narkoba Prenada: Jakarta, 2002, h. 14 2 Ariyono Suyono, Kamus Antropologi Jakarta: Akademia Presindo, 1985, Cet I, h. 312 3 Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, h. 315 yang dilarang, dibatasi, disensor, diancam hukuman atau yang dianggap buruk sehingga istilah ini sering dipandang dengan “pelanggaran peraturan”. 4 Dari pengertian di atas, perilaku menyimpang lebih condong ke arah yang merugikan masyarakat yang menimbulkan kejahatan. Kejahatan disebabkan karena kondisi dan proses-proses sosial yang menghasilkan perilaku menyimpang sosial lainnya. Menurut E. H Sutherland, seseorang yang berperilaku jahat yang dipelajari dalam interaksi dengan orang lain adalah kecenderungan melawan norma-norma hukum yang ada. 5 Kejahatan yang dilakukan oleh seseorang baik secara terencana ataupun tidak merupakan sebuah penyimpangan yang secara psikologis diakibatkan oleh adanya unsur-unsur eksternal individu. Selain itu, jika dipandang dari aspek keagamaan manusia secara esensial adalah makhluk yang baik yang secara fitrah tidak bisa dilepaskan dari agama. 6 Karena agama adalah petunjuk bagi manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat. J. P Chalpin, berpendapat bahwa tingkah laku merupakan sembarang respon yang mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau balasan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktivitas. 7 Dengan diiringi perkembangan modernisasi, sosial ekonomi dan peradaban terbukti dapat membawa kepada kondisi yang kurang menentu seperti adanya persaingan hidup yang lebih ketat, hilangnya norma-norma ikatan keluarga, menipisnya kepercayaan agama, adanya disintegarsi generasi berikutnya 4 Downis, D, dan Rock P, Understanding Deviance London: Oxford, 1981, h. 227 5 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Rajawali, 1986, Edisi Baru, h. 350 5 Ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa ketika manusia masih dalam rahim ia sudah terikat dengan perjanjian primordial. Hal ini diungkapkan dalam surat al-A’rof ayat 172 7 Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama Kalam Mulia: Jakarta, 2002, h. 83 dan benturan-benturan sosial lainnya yang merupakan kesulitan zaman, sehingga memberikan peluang tumbuhnya kecondongan penyalahgunaan narkotika. Banyak orang kehilangan pegangan, dan hanya mementingkan dunia tanpa mementingkan akhirat. Dan akhirnya mengambil jalan pintas sebagai akibatnya mereka tidak tahu lagi mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang hak dan mana yang batil. 8 Pengalaman di negara-negara maju, menunjukkan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, maka penyalahgunaan narkoba atau NAZA semakin cenderung meningkat. Oleh karena itu, bagi bangsa dan negara Indonesia yang sedang membangun menuju masyarakat modern dan industri, maka langkah- langkah pencegahan penyalahgunaan NAZA dimasa datang sudah waktunya dibuat dan langkah-langkah preventif, dan rehabilitasi sudah waktunya dievaluasi kembali, 9 lebih-lebih di kampung Dukuh sendiri, kelurahan Sudimara Selatan- Ciledug Tangerang yang menjadi daerah penelitian penulis, di mana banyak sekali dijumpai aktivitas meminum-minuman keras, dan pemakaian narkoba. Maksudnya hal di atas minimal bisa mengurangi laju pemakaian narkoba yang semakin marak belakangan ini, walaupun pada kenyataannya hal itu sangat sulit untuk dihapuskan. Namun, pada kenyataannya hingga kini belum diketemukan solusi yang tepat untuk mengurangi atau bahkan meniadakan penggunaan narkoba maupun minuman keras. Meskipun secara preventif sudah serius dilakukan, yakni salah satunya dengan mengadakan penyuluhan-penyuluhan mengenai bahaya narkoba 8 Dadang Hawari, Gerakan Nasional Anti Mo-Limo: Madat, Minum, Main, Maling, Madon PT. Dana Bakti Primayasa: Yogyakarta, 2000, h.3 9 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa PT. Dana Bakti Primayasa: Yogyakarta, 1997, Cet. Ke-6, h.131-133 dan minuman keras. Ironis memang, tapi inilah yang selalu dipertentangkan apa dan bagaimana menanggulanginya? Ditengah kebingungan menemui jawaban atas solusi mengenai narkoba dan minuman keras yang marak terjadi di kampung Dukuh Sudimara Selatan ini, tapi penulis melihat fenomena baru yang tumbuh ada dan berkembang pesat belakangan ini dimasyarakat tersebut. Yaitu banyaknya pengguna narkoba dan minuman keras, setelah menikah banyak diantara mereka yang mengurangi konsumsi narkoba dan minuman keras atau bahkan tidak sama sekali. Walaupun penelitian yang di lakukan oleh penulis ini telah berhasil sedikit mengungkapkan secara empiris mengenai pengaruh pernikahan terhadap pengguna narkobamiras khususnya di Daerah studi kasus di kampung Dukuh, Kelurahan Sudimara Selatan Ciledug-Tangerang. Namun peneliti sangat menyadari masih terdapat banyak kekurangan, dan bahkan jauh dari sempurna, karena keterbatasn subjektif dan di mana dalam kehidupan, situasi dan kondisinya yang dinamis dan mudah berubah setiap saat, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penelitian ini lebih sempurna. Fenomena ini seperti oase baru yang bisa membangkitkan harapan akan tertib dan bebasnya kampung Dukuh Sudimara Selatan ini dari pesta Narkoba dan minuman keras. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti apakah ada “Pengaruh Pernikahan Terhadap Pengguna Narkoba dan Minuman Keras” dalam penelitian skripsi ini.

B. Batasan dan Perumusan Masalah