wajib. Sebaliknya jika nikah disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang bertentangan dengan ajaran agama, maka hukum nikah menjadi haram.
8
Hidup berpasan-pasangan merupakan hukum alam yang diciptakan oleh Allah SWT
pada makhluknya; manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya yang telah diciptakan oleh Allah SWT secara serasi sekaligus dengan masing-
masing pasangannya. Manusia memiliki jasad, ruhani dan akal. Dengan anugerah tersebut manusia berpotensi untuk menerima dan menjalankan syariat agama.
Manusia diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan perempuan.
Keduanya disyariatkan
untuk menjalin
hubungan yang
mulia, mengembangkan keturunan. Untuk itu Allah tidak menciptakan manusia seperti
binatang yang mengumbar nafsunya tanpa ada aturan. Allah menurunkan aturan untuk menjaga harkat dan martabat serta kehormatan manusia yang disebut
dengan nikah. Islam mensyariatkan pernikahan yang mengandung manfaat, tujuan dan hikmah yang sangat besar dalam sebuah pernikahan.
9
1. Peran dan Fungsi Pernikahan
Keluarga adalah sebuah institusi terkecil dalam tingkat masyarakat. Untuk dapat membangun keluarga sakinah yang menjadi impian semua orang,
maka para anggota yang terdapat di dalam institusi tersebut harus memiliki kesadaran tinggi terhadap hak dan kewajibannya masing-masing. Keluarga
8
A. Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan, Nikah, Telak, Cerai dan Rujuk,. Bandung: Al-Bayan, 1994, h. 15
9
Imam Abi Abdullah bin Ismail bin Ibrahim, Shahih Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, 1994, Juz 6, h. 143.
sakinah dapat terbina dengan perkawinan yang dianugrahi pasangan yang saling menghormati, menghargai dan saling menyayangi.
10
Dalam Kompilasi Hukum Islam yang juga merupakan penjelasan dari undang-undang perkawinan telah dirumuskan bahwa tujuan perkawinan
adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat
mengembangkan kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material.
Hikmah menikah pernikahan agar manusia hidup berpasang- pasangan, membangun rumah tangga yang damai dan teratur. Untuk itu
haruslah diadakan ikatan dan pertalian yang kokoh yang tak mudah putus dan diputuskan, ialah ikatan akad nikah atau ijab qabul perkawinan, dan bila akad
nikah telah dilangsungkan maka mereka telah berjanji dan bersetia, akan membangunkan satu rumah tangga yang damai dan teratur, dan mereka akan
menjadi satu keluarga.
11
Sedangkan menurut Abdul Qadir Jaelani dalam bukunya “Keluarga Sakinah” : Perkawinan itu adalah salah satu cara yang telah banyak ditetapkan
oleh Allah SWT untuk memperoleh anak dan memperbanyak keturunan serta melangsungkan kehidupan manusia. Dan suami istri ditugaskan untuk
mengatur, dan mengenai ini Allah SWT berfirman :
َﻳ ـﻳَاﺎ
َﻬ ﻨﻟاﺎ
ُسﺎ ِا ﻧ
ﺎ َﺧ َﻠ
ْﻘ َﻨ ﺎ ُﻛ
ْﻢ ِﻣ
ْﻦ َذ
َﻛ ٍﺮ
َو ُا ْـﻧ َﺜ
َو ﻰ َﺟ َﻌ
ْﻠ َﻨ ﺎ ُﻛ
ْﻢ ُﺷ
ُﻌ ْﻮ ًﺑ ﺎ
َو َـﻗ َﺒ ِﺋﺎ
َﻞ ِﻟ َـﺘ
َﻌ َرﺎ ُـﻓ ْﻮا
... اﺮﺠﳊا
ت 49
: 13
10
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1995, h.15.
11
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam, h.42.
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersekutu-sekutu supaya kamu mengenal” Q.S. 49 Al Hujurat: 13.
Adapun masalah hikmah perkawinan. Abdullah Nasheh Ulwan menyatakan antara lain adalah untuk memelihara jenis manusia, untuk
memelihara keturunan, menyelamatkan masyarakat dari kerusakan akhlak, menyelamatkan masyarakat dari berragam penyakit dalam perkawinan, untuk
menentramkan jiwa setiap pribadi, untuk menjalin kerja sama suami istri dalam membina keluarga dan mendidik anak-anak, menyuburkan rasa kasih
sayang ibu dan bapak.
12
Sedangkan menurut Al Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Qadir Jaelani, fungsi pernikahan itu adalah:
a. Untuk mendapatkan keturunan.
Empat keutamaan yang dapat diperoleh dari keturunan yang didasarkan pada pernikahan adalah :
1 Cinta kepada Allah, karena memperoleh anak berarti melestarikan
jenis manusia di alam ini untuk kepentingan beribadah kepadanya. 2
Sebagai tanda cinta kasih kepada Rasulullah SAW, dengan memperoleh anak, berarti umat Muhammad SAW bertambah
banyak dan ini merupakan kebanggaan Rasulullah di akhir nanti. 3
Mencari keberkahan dari do’a anak yang saleh, apabila kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
4 Mencari syafaat dari kematian anak yang masih kecil, yang
mendahului orang tuanya. b.
Membentengi diri dari godaan setan dalam mengendalikan nafsu seks c.
Untuk menimbulkan ketenangan jiwa Menurut pendapat Sayyi Sabiq, sebagaimana yang dikutip oleh
Abdul Qadir Jaelani, beliau menulis sebagai berikut : a.
Persaudaraan yang langgeng teman sehidup semati diantara pria dan wanita.
b. Perkawinan adalah jalan terbaik untuk memelihara dan berkorban
guna kepentingan anak-anak dan memperbanyak keturunan dalam melanjutkan kehidupan dengan memelihara garis keturunan.
12
Abdul Qadir Jaelani, Keluarga Sakinah Surabaya: Cahaya Ilmu, 1995, h.41-46.
c. Dengan perkawinan watak kebapak dan keibuan akan bertambah
subur dan sempurna, apabila mereka mampu memelihara dan melindungi anak-anak.
d. Perkawinan adalah untuk mengetahui hakikat pertanggungjawaban
dalam memelihara dan mendidik anak-anak. e.
Dan perkawinan mengadakan pembagian tugas pekerjaan secara teratur mengenai kehidupan rumah tangga.
Menurut pendapat Abu Bakar Jabir Al Jazair : a.
Untuk melestarikan jenis kehidupan manusia dengan keturunan yang dihasilkan.
b. Untuk memenuhi kebutuhan biologis antara suami dan istri.
c. Untuk mewujudkan kerja sama suami istri dalam pemeliharaan dan
pendidikan anak-anak. d.
Untuk mengatur hubungan antara pria dan wanita dalam masalah- masalah hak dan kewajiban yang asasi.
13
Dari hikmah-hikmah pernikahan yang tercantum di atas, dapat disimpulkan bahwa pernikahan dilakukan untuk memberikan kemaslahatan
bagi kehidupan manusia, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk yang beragama.
2. Manfaat Pernikahan