Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dalam milyar
rupiah 2004
2005 2006
Lapangan usaha Milyar
Rupiah Milyar
Rupiah Milyar
Rupiah 1. Pertanian
21 465,42 25,76 22 191,30 25,25 22 707,19 24,33
2. Pertambangan dan Penggalian
1 009,92 1,21
1 074,75 1,22
1 119,58 1,20
3. Industri
20 337,03 24,41 21 305,37 24,24 22 470,57 24,08
4. Listrik, Gas Air Minum
681,20 0,82
716,25 0,81
738,31 0,79
5. Bangunan
4 883,08 5,86
5 515,98 6,28
6 085,61 6,52
6. Perdagangan, Hotel Restoran
15 230,32 18,28 15 984,93 18,19 17 095,26 18,32
7. Pengangkutan komunikasi
6 702,18 8,04
7 379,92 8,40
8 259,20 8,85
8. Keuangan, Asuransi, Usaha
persewaan bangunan
tanah, Jasa Perusahaan
5 077,30 6,09
5 440,50 6,19
5 977,57 6,40
9. Jasa-jasa
7 942,51 9,53
8 288,79 9,43
8 876,81 9,51
PDRB 83 328,95
100 87 897,79 100 93 330,11
100
PDRB Tanpa Migas 82 675,24
99,22 87 240,28 99,25 92 681,69 99,31
Sumber: Badan Pusat Statistik , Propinsi Sumatera Utara Berbagai Tahun diolah
Hal ini berarti antara tahun 2001 sampai dengan tahun 2006 sektor primer tidak lagi memberikan kontribusi terbesar pada pembentukan Produk Domestik
Regional Bruto PDRB. Dengan demikian, hal ini merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diteliti, salah satunya untuk mengetahui apakah perubahan
sruktur ekonomi yang terjadi mengarah kepada proses transformasi ekonomi di Propinsi Sumatera Utara. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis potensi
Universitas Sumatera Utara
sektor-sektor ekonomi yang dimiliki Propinsi Sumatera Utara, sebab seperti yang diketahui tidak semua sektor dalam perekonomian memiliki kemampuan tumbuh
yang sama, oleh karena itu perencanaan pembangunan regional biasanya akan memanfaatkan dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang dianggap
berpotensi sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, dengan demikian perekonomian di wilayah tersebut dapat mengalami akselerasi pembangunan.
Untuk itu, berdasarkan uraian–uraian yang dikemukakan di atas, maka
penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perubahan Struktur Ekonomi Di Propinsi Sumatera Utara”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat perumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
1 Apakah perubahan sruktur ekonomi yang terjadi di Propinsi Sumatera
Utara mengarah kepada proses transformasi ekonomi? 2
Sektor apakah yang berpotensi di Propinsi Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah: 1
Untuk menganalisis proses perubahan sruktur ekonomi yang terjadi di Propinsi Sumatera.
Universitas Sumatera Utara
2 Untuk mengetahui dan menganalisis sektor-sektor yang berpotensi di
Propinsi Sumatera.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1
Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual intelectual exercise
yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah serta meningkatkan kompetensi dalam disiplin ilmu yang digeluti.
2 Bagi masyarakat ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi kemajuan dan pengembangan ilmu ekonomi pembangunan khususnya mengenai perubahan struktur ekonomi ekonomi yang terjadi
di Propinsi Sumatera Utara. 3
Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan khususnya bidang perekonomian dan
perencanaan pembangunan daerah Propinsi Sumatera Utara. 4
Sebagai sumber referensi bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai perubahan struktur ekonomi dengan
ruang lingkup dan kajian yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi lebih berorientasi pada masalah pertumbuhan growth.
Hal ini dikarenakan pada mulanya ahli ekonomi di Eropa menilai bahwa masalah utama pada negara berkembang adalah terjadinya masalah kekurangan modal
akibat tingkat pendapatan perkapita yang rendah. Oleh sebab itu, pada mulanya upaya pembangunan negara berkembang lebih ditekankan untuk meningkatkan
pendapatan perkapita negaranya atau sering disebut dengan strategi pertumbuhan ekonomi growth oriented strategy, sebab jika pendapatan rakyatnya rendah
maka akan sukar terbentuk tabungan, yang pada akhirnya akan mempersulit terbentuknya investasi, padahal seperti yang kita ketahui bahwa investasi adalah
hal yang penting dalam usaha peningkatan pendapatan dan pembangunan suatu negara.
Seperti negara Indonesia, dimana jumlah penduduk tergolong besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, maka pada awal proses
pembangunan, pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting, dimana tingkatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi harus lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk,
sehingga peningkatan pendapatan perkapita dapat tercapai. Diharapkan dengan
13
Universitas Sumatera Utara
adanya pertumbuhan ekonomi maka masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan justru dapat teratasi melalui sistem trickle down effect.
Akan tetapi asumsi penekanan pembangunan pada pertumbuhan ekonomi ternyata tidak memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi
di negara berkembang. Pernyataan ini didasarkan pada pengalaman pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, ketika banyak negara-negara Dunia Ketiga
berhasil mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya. Artinya, terjadi kenaikan
pendapatan masyarakat, akan tetapi kenaikan pendapatan tersebut hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, atau kenaikan pendapatan tersebut lebih kecil
dari kenaikan jumlah penduduk pertambahan jumlah penduduk melebihi pertambahan pendapatan sehingga kesejahteraaan masyarakat menurun.
Sebenarnya pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari pertumbuhan ekonomi economic growth. Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Namun istilah growth atau pertumbuhan tidak dapat
disamakan dengan pengertian development atau pembangunan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum berarti telah terjadi pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi pada prinsipnya harus dapat dinikmati penduduk, maka adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu dapat dinikmati penduduk
jika pertumbuhan penduduk jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Dengan mengkaitkan laju pertumbuhan ekonomi dengan laju pertumbuhan penduduk akan
Universitas Sumatera Utara
lebih memberikan indikator yang lebih realistis mengenai makna pembangunan tersebut.
Pembangunan ekonomi tidak hanya murni bermakna ekonomi saja, tetapi lebih dari itu. Pembangunan berarti tidak hanya ekonomi saja tetapi peranan
faktor lain seperti politik, budaya kemajuan teknologi, pendidikan dan lain sebagainya turut memberikan makna bagi pembangunan tersebut, sehingga
pembangunan disadari tidak hanya berdimensi ekonomi saja tetapi bermakna multidimensi. Oleh sebab itu maka para ekonom mulai memberikan paaradigma
yang baru tentang arti pembangunan ekonomi.
2.1.1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan usaha masyarakat dalam mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraannya. Hal ini
dapat berarti bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu negara atau wilayah
mengalami peningkatan dalam jangka panjang. Todaro 2006 mengartikan pembangunan ekonomi adalah suatu proses
yang bersifat multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping
tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Jadi pada hakekatnya, pembangunan
itu harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sosial
Universitas Sumatera Utara
secara keseluruhan tanpa mengabaikan keanekaragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial di dalamnya untuk
bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih baik, secara material maupun spiritual.
Berdasarkan arti pembangunan ekonomi dari Todaro tersebut maka terdapat tiga unsur penting yang terdapat dalam pembangunan ekonomi, pertama
pembangunan ekonomi menggambarkan suatu proses terjadinya perubahan secara kontinu, kedua, pembangunan ekonomi mengindikasikan adanya keberhasilan
dalam meningkatkan pendapatan perkapita, dan ketiga, bahwa kenaikan pendapatan perkapita tersebut berlangsung untuk jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi ataupun kenaikan pendapatan perkapita, tetapi juga terdapat perubahan-
perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan atau pendidikan , dan teknik.
Konsep pembangunan ekonomi dan modernisasi mengandung unsur-unsur tata nilai tentang tujuan negara atau masyarakat yang ingin dicapai seperti dalam hal-
hal pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, pemberantasan kemiskinan, pendidikan bagi masyarakat, partisipasi ekonomi, politik, dan lain –lain
Kamaluddin: 1999. Setelah para ekonom menyadari bahwa pada akhir dasawarsa 1960-an
ternyata pertumbuhan tidak identik dengan pembangunan, maka mulailah dilakukan pengkajian ulang tentang defenisi pembangunan ekonomi itu. Myrdal
Universitas Sumatera Utara
dalam Kuncoro 2006 menyebutkan bahwa pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Ada pula yang menekankan pentingnya perubahan
pertumbuhan dengan perubahan growth with change, terutama perubahan nilai dan kelembagaan. Atau secara singkat dapat kita katakan bahwa pembangunan
tidak hanya mencapai peningkatan Produk Domestik Bruto PDB saja tetapi lebih dari itu, yakni memusatkan perhatian pada kualitas dari proses pembangunan.
Dengan demikian pembangunan lebih dipusatkan tentang bagaimana mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Kuncoro 2006 memberikan
beberapa strategi dalam pembangunan, yaitu:
1. Strategi Pembangunan Pertumbuhan dengan Distribusi
Strategi pembangunan diarahkan tidak hanya memusatkan perhatian pada pertumbuhan ekonomi memperbesar kue pembangunan tetapi lebih
dipertimbangkan bagaimana agar pendistribusian kue pembangunan tersebut
merata. 2. Strategi Kebutuhan Pokok
Artinya, pembangunan harus memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan pokok. Ada yang mengartikan kebutuhan pokok mencakup kebutuhan minimum
konsumsi pangan, sandang, perumahan dan jasa umum kesehatan, transportasi umum, air, fasilitas pendidikan. Todaro 2006 memberikan pengertian
kebutuhan pokok sebagai tiga hal mendasar yang harus terpenuhi yaitu kemampuan menyediakan kebutuhan dasar life sustenance
dimana kebutuhan dasar meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan keamanan, kebutuhan yang
Universitas Sumatera Utara
berikutnya adalah kebutuhan untuk dihargai atau menjadi manusia seutuhnya self esteem
, meliputi kebutuhan untuk maju,menghargai diri sendiri, penghargaan, pengakuan dan lain sebagainya. Yang terakhir adalah kebebasan untuk memilih
freedom , dimana pembangunan memberikan kebebasan pada manusia untuk
memilih apa yang dikehendaki. Dengan demikian hasil pembangunan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kelompok sosial yang paling lemah.
3. Strategi Pembangunan Mandiri
Strategi pembangunan mandiri dimaksudkan agar pembangunan dilaksanakan dengan kemampuan sendiri dengan sedikit meminta bantuan dari luar.
4. Strategi Pembangunan Berkelanjutan