BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah penting di dalam suatu penulisan tesis. Dengan adanya konsep metode penelitian yang sistematis dan baku maka
akan mengarahkan penelitian ke tujuan yang ingin dicapai.
3.1. Ruang Lingkup dan Asumsi
Lokasi penelitian meliputi ruang lingkup Propinsi Sumatera Utara dan Indonesia. Penelitian difokuskan pada proses perubahan struktur ekonomi yang
terjadi di Propinsi Sumatera Utara dimana sektor-sektor ekonomi dikelompokkan dalam tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder, dan tertier. Yang termasuk sektor
primer adalah sektor pertanian, pertambangan dan galian. Yang termasuk sektor sekunder adalah sektor industri, listrik, air dan gas, dan bangunan. Sedangkan yang
termasuk sektor tertier adalah sektor perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa lain
termasuk pemerintahan. Sukirno: 2006 Selain itu, penelitian ini juga membahas tentang peranan sembilan sektor
ekonomi di Propinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan Indonesia untuk mengetahui serta menganalisis keunggulan komparatif yang dimiliki masing-
masing sektor ekonomi tersebut, dengan demikian diharapkan kebijakan
74
Universitas Sumatera Utara
pembangunan yang diambil dapat mempercepat proses pembangunan di Propinsi Sumatera Utara.
3.2. Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk runtun waktu time series,
waktu kajian yang dipergunakan adalah 26 tahun dimulai pada tahun 1983 sampai 2008. Sumber data penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik Propinsi
Sumatera Utara, di dalam berbagai tahun penerbitan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera Utara
2. Data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sektoral Propinsi Sumatera
Utara 3.
Data Produk Domestik Bruto PDB Sektoral Indonesia 4.
Data Tenaga Kerja Sektoral Propinsi Sumatera Utara 5.
Data Pendapatan Perkapita Sektoral Propinsi Sumatera Utara
3.3. Metode Analisis
Untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya maka dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
PDB PDB
gt Δ
=
atau
1 1
− −
− =
t t
t
PDB PDB
PDB gt
Universitas Sumatera Utara
Dimana: gt
= Pertumbuhan Ekonomi PDB = Produk Domestik Bruto
UPDB = Perubahan PDB PDBt = PDB pada tahun t
PDB
t-1
= PDB sebelum tahun t Sedangkan untuk menghitung pertumbuhan rata-rata tiap tahun digunakan
rumus sebagai berikut:
100 .
1
1
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
=
− n
to tn
r
Dimana: r adalah laju pertumbuhan ekonomi rata-rata setiap tahun
n adalah jumlah tahun dihitung mulai sampai dengan tn adalah tahun akhir periode
to adalah tahun awal periode Dengan mengkaitkan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan laju
pertumbuhan penduduk maka akan memberikan indikator yang lebih realistis mengenai makna pembangunan. Dengan demikian untuk menghitung laju
pertumbuhan penduduk akan digunakan rumus sebagai berikut:
n
r Po
Pt 1
. +
=
Universitas Sumatera Utara
Dimana: Pt
= banyaknya penduduk pada tahun akhir Po
= jumlah penduduk pada tahun awal r
= angka pertumbuhan n
= waktu antara Po dan Pt dihitung mulai dengan sampai dengan Proses perubahan struktur ekonomi yang terjadi di propinsi Sumatera Utara
terlihat dari nilai kontribusi sektor primer, sekunder, dan tertier, sehingga nantinya dapat diambil beberapa kesimpulan. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung kontribusi sektor adalah:
100 .
PDRB VAs
Ks =
Dimana: Vas adalah nilai produksi sektor i pada tahun i
Ks adalah nilai kontribusi sektor i pada tahun i PDRB adalah total nilai Produk Domestik Regional Bruto pada tahun i
Untuk mengetahui potensi relatif dari sembilan sektor ekonomi di Propinsi Sumatera Utara digunakan metode analisis Location Quetient LQ. Dikarenakan
keterbatasan data dan waktu penelitian, maka metode perhitungan nilai LQ menggunakan pendekatan tingkat pendapatan. Rumusnya adalah:
Universitas Sumatera Utara
PDB Xi
PDRB xi
LQ =
Dimana : xi
= Nilai PDRB sektor i pada tingkat region yang lebih rendah
PDRB = Total PDRB pada tingkat region yang lebih rendah
Xi =
Nilai PDB sektor i pada tingkat region yang lebih atas PDB =
Total PDB pada tingkat region yang lebih atas Dengan demikian, apabila nilai LQ 1, artinya peranan sektor tersebut di
daerah yang dimaksud lebih menonjol daripada peranan sektor itu secara nasional. Selain itu, secara tidak langsung nilai koefisien LQ tersebut menunjukkan bahwa
daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor i dimaksud, yang layak untuk di kembangkan lebih lanjut. Apabila nilai LQ 1, artinya peranan
sektor i tersebut di daerah lebih kecil daripada peranan sektor itu secara nasional.
3.4. Defenisi Operasional