2. Unsur subjektifnya adalah: diketahui atau patut diduga bahwa hadiah
atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili.
42
3. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Usaha pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi adalah dengan memperbaharui peraturan perundang-undangan yang mendasarinya.
Tidaklah cukup lengkap kiranya UU No. 31 Tahun 1999 yang memberantas tindak pidana korupsi, hal itu secara konkrit ditunjukkan dengan dikeluarkannya
UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan UU No. 31 tahun 1999. Salah satu hal pokok yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2001 adalah
bahwa diantara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan Pasal baru yakni Pasal 12 A, Pasal 12 B dan Pasal 12 C.
Dalam UU No. 20 Tahun 2001 untuk pertama kali diperkenalkan satu tindak pidana korupsi yang baru yang sebelumnya sudah ada terselip dalam pasal-
pasal tindak pidana korupsi suap yang diatur dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, tapi tidak ada disebutkan dengan
rinci dan jelas.
43
1. Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya dengan ketentuan:
Tindak pidana korupsi menerima gratifikasi sebagaimana dimuat dalam Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001 dirumuskan sebagai berikut:
42
Adami Chazawi, , op. cit, hlm. 248-249.
43
Andi Hamzah, op.cit, hlm.15.
Universitas Sumatera Utara
a. Yang nilainya Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah atau lebih
pembukiaannya bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. Yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dibuktikan oleh penuntut umum:
2. Pidana bagi Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20 dua
puluh tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 satu miliar
rupiah.
44
Sementara yang dimaksud dengan gratifikasi kepada pegawai negeri telah dijelaskan dalam penjelasan pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001 yang
menyatakan “yang dimaksud dengan gratifikasi dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
discount, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan Cuma-Cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik.
45
4. UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Bahwa penyelenggara negara mempunyai peranan yang sangat menetukan dalam penyelenggaraan negara untuk mencapai cita-cita perjuangan
bangsa mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan untuk mewujudkan penyelenggara
44
Adami Chazawi, Hukum Pidana Materil dan Formil Korupsi di Indonesia, Malang: Bayumedia Publishing, 2005 , hlm. 259-260.
45
Darwan Prinst, pemberntasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hlm. 57.
Universitas Sumatera Utara
negara yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, perlu diletakkan asas-asas penyelenggaraan negara.
Penyelenggara negara adalah pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
46
a. Asas kepastian hukum
Penyelenggara Negara yang bersih adalah penyelenggara negara yang menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta perbuatan cela lainnya. Dalam hal ini termasuk juga bahwa penyelenggara negara tidak dapat melakukan tindak pidana korupsi
gratifikasi karena kewenangan yang ada padanya. Asas umum pemerintahan negara yang baik adalah asas yang menjunjung
tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi:
b. Asas tertib penyelenggaraan negara
c. Asas kepentingan umum
d. Asas keterbukaan
e. Asas proporsionalitas
f. Asas profesionalitas
g. Asas akuntabilitas.
47
46
Tim Redaksi Fokus Media, himpunan peraturan Perundang-Undangan Pemberantasan Tindak pidana Korupsi, Bandung : Fokusmedia, 2008, hlm.121.
47
Ibid, hlm.123.
Universitas Sumatera Utara
B. Landasan Pengaturan Gratifikasi Dalam UU No. 20 Tahun 2001