Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi Pengertian Korupsi

Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut, Analisis Tindak Pidana Korupsi oleh Karyawan PT. Bank Mandiri Tomita J. Sitompul040200221, Peradilan In Absentia didalam Tindak Pidana Korupsi Rudi Chandra040200009, Pertanggungjawaban Tindak Pidana Korupsi DPRD Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah periode 1999-2004 Dewi Y. Saragih050200244, Tindak Pidana Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Kriminal di Indonesia Pitriadi950200123, Penerapan Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Kejahatan Korupsi dan Upaya Pencegahannya Chari ES970200064, Pembuktian Terbalik Dalam UU NO. 3 Tahun 1971 Zulpadli920200257. Judul-judul yang ada tentang korupsi tersebut tidak ada memiliki persamaan dengan rumusan masalah dalam pembahasan skripsi ini yaitu tentang Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 Jo UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak pidana Korupsi. Oleh sebab itu skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan aturan- aturan ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi

A. Pengertian Korupsi

Ensiklopedia Indonesia menyebutkan “korupsi”. Menurut Fockema Andreae kata korupsi berasal dari bahasa Latin “corruption = penyuapan” atau “corruptus” Webster student dictionary : 1960. Selanjutnya disebutkan bahwa corruption itu berasal pula dari kata “corrumpere” suatu kata Latin yang lebih tua. Universitas Sumatera Utara Dari bahasa Latin itulah turun kebanyak bahasa Eropa seperti : Inggris yaitu “corruption”, Prancis yaitu “corruption” dan Belanda yaitu “corruptie”. Kita dapat memberanikan diri bahwa dari bahasa Belanda inilah kata itu turun ke bahasa Indonesia, yaitu “korupsi”. 6 a. kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah seperti dapat dibaca dalam The Lexicon Webster dictionary ; Arti harfiah dari kata korupsi itu adalah: “corruption L. corruptio The act of corrupting, or the state of being corrupt; putrefactive decomposition, putrid matter; moral perversion; depravity; perversion of integrity; corrupt or dishonest proceedings, bribery; perversion from a state of purity; debasement, as of a language; a dabased from of a word” Kehidupan yang buruk didalam penjara misalnya, sering disebut kehidupan yang korup, yang segala kejahatan ada disana. b. perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya. c. 1. Korup busuk, suka menerima uang suapuang sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya 2. korupsi perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya 3. koruptor orang yang korupsi 7 6 Andi Hamzah , Pemberantasan Korupsi melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 4. 7 Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hlm. 8-9. Universitas Sumatera Utara Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu yang busuk, jahat dan merusak. Jika membicarakan tentang korupsi memang akan menemukan kenyataan semacam itu karena korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat dan keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi dan politik, serta penempatan keluarga dan golongan ke dalam kedinasan dibawah kekuasaan jabatannya. Secara harfiah dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya istilah korupsi memiliki arti yang sangat luas: 1. Korupsi, penyelewengan atau penggelapan uang Negara atau perusahaan dan sebagainya untuk kepentingan pribadi dan orang lain. 2. Korupsi, busuk, rusak suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya; dapat disogok melalui kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Adapun menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam Kamus Hukum yang dimaksud curruptie adalah korupsi ; perbuatan curang; tindak pidana yang merugikan keuangan Negara. Baharuddin Lopa mengutip pendapat dari David M. Chalmers, menguraikan arti istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang menyangkut masalah penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi dibidang ekonomi, dan yang menyangkut bidang kepentingan umum. 8 8 Ibid, hlm. 9. Universitas Sumatera Utara Kesimpulan ini diambil dari defenisi yang dikemukakan antara lain berbunyi, financials manipulations and deliction injurious to the economy are often labeled corrupt manipulasi dan keputusan mengenai keuangan yang membahayakan perekonomian sering dikategorikan perbuatan korupsi. Selanjutnya ia menjelaskan the term is often applied also to misjudgements by officials in the public economies istilah ini sering juga digunakan terhadap kesalahan ketetapan oleh pejabat yang menyangkut bidang perekonomian umum. Dikatakan pula disguised payment in the form of gifts, legal fees, employment, favors to relatives, social influence, or any relationship that sacrifices the public and welfare, with or without the implied payment of money, is usually considered corrupt pembayaran terselubung dalam bentuk pemberian hadiah, ongkos administrasi, pelayanan, pemberian hadiah kepada sanak keluarga, pengaruh kedudukan social, atau hubungan apa saja yang merugikan kepentingan dan kesejahteraan umum, dengan atau tanpa pembayaran uang, biasanya dianggap sebagai perbuatan korupsi. 9 “corruptio = omkoping, noemt men het verschijnsel dat ambtenaren of andere personen in dienst der openbare zaak zie Kata “corruptio” itu luas sekali artinya, namun sering corruptio dipersamakan artinya dengan penyuapan seperti yang disebut dalam Ensiklopedia Grote Winkler Prins 1977. 9 Ibid, hlm 9 Universitas Sumatera Utara echter hieronder voor zogenaamd niet ambtelijk corruptie zicht laten omkopen.” Di Belanda telah ada undang-undang wet van 23 1967, stb 565 yang mengancam pidana terhadap penyuapan yang diterima bukan oleh pegawai negeri. 10

B. Pengertian Tindak Pidana Korupsi Menurut Hukum Positif

Dokumen yang terkait

Kebijakan Hukum Pidana (Penal Policy) Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tinjauan Analisis Terhadap Pembebanan Pembuktian Dan Sanksi Dalam UU No. 31 Tahun 1999 Jo UU No. 20 Tahun 2001)

4 78 135

PENEGAKAN...HUKUM....PIDANA…TERHADAP ..TINDAK.. .PIDANA GRATIFIKASI. MENURUT. UNDANG.UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 JO UNDANG .UNDANG .NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

0 5 21

ANALISIS KEBIJAKAN FORMULASI SANKSI PIDANA MATI DALAM KEADAAN TERTENTU BERDASARKAN PASAL 2 AYAT (2) UU No 31 TAHUN 1999 Jo UU No 20 TAHUN 2001 TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI

0 14 51

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

1 34 229

UU Tindak Pidana Korupsi No.31 tahun 1999

0 0 12

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 8

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 1

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 1 28

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 36

Eksistensi Pidana Denda dalam Pemidanaan Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi

0 0 3