Inisialisasi Interface Router Pemberian alamat IP address

modemInterface Router. Keterangan lainnya seperti gambar berikut : Gambar 4.12 : Login Modem Public 1 Gambar 4.13: Konfigurasi IP Address Public 1 b. Public 2 Untuk mengeset IP Address pada sisi Public 2 yaitu dengan cara klik browser192.168.2.1networkLAN. Keterangan lainnya seperti gambar di bawah ini : Gambar 4.14 : Login modem Public 2 Gambar 4.15 : konfigurasi IP Address Public 2 Gambar 4.16 : Konfigurasi 3G Router Gambar 4.17 : Sinyal dan IP Address modem 3G 3. Pada Client a. Client LAN Local Area Network Untuk mengeset IP Address pada sisi client LAN yaitu dengan cara klikstartControl PanelNetwork ConnectionLocal Area ConnectionKlik kanan pada mousepilih propertiesinternet ProtokolTCPIP lalu masukan IP Address. Keterangan lainya seperti gambar di bawah ini Gambar 4.18 : Konfigurasi IP Address client LAN Untuk pengisian IP DNS penulis menggunakan IP Router Mikrotik. IP DNS sudah ada dalam Router Mikrotik. b. Client Wireless Untuk mengeset IP Address pada sisi client Wireless yaitu dengan cara klik start Control Panel Network ConnectionWireless Network ConectionsKlik kanan pada mousepilih propertiesinternet ProtokolTCPIP lalu masukan IP Address. Keterangan lainya seperti gambar di bawah ini : Gambar 4.19 : Konfigursi IP Address client Wireless

4.5.3. Kebijakan Mangle

Mangle adalah tahapan dimana paket data yang datang dari suatu Interface tertentu akan diproses. Fungsi dari aturan yang ada di mangle adalah untuk me-marking paket agar dapat di arahkan sesuai dengan rule routing yang ada. Di tahap ini penulis akan menerapkan aturan mangle dari metode PCC. Sebelumnya penulis akan menjelaskan tentang perintah-perintah yang ada pada perintah mangle antara lain : 1. Chain Prerouting : Proses dimana Router bisa memanipulasi paket data sebelum paket memasuki kebijakan routing. 2. Chain Input : proses dimana Router melakukan pemeriksaan terhadap paket data yang akan masuk ke dalam Router. 3. Chain output : proses dimana Router melakukan pemeriksaan terhadap paket yang dihasilkan Router yang akan keluar sebelum masuk ke dalam kebijakan routing. Berikut ini adalah perintah-perintah yang ada pada tahapan mangle: 1. Menetapkan aturan untuk tiap koneksi bahwa setiap trafik paket data akan selalu melalui Interface yang sama dengan Interface dari mana trafik itu berasal. Untuk Interface ISP 1 diberi connection mark dengan nama “ public1_conn ” dan untuk Interface ISP 2 diberi connection mark dengan nama “ public2_conn ”. Kebijakan ini digunakan untuk proses komunikasi antar Router. Perintah nya sebagai berikut : Add chain=input action=mark-connection new-connection -mark=public1_conn passthrough=yes connection-state=new in- Interface=Public1 add chain=input action=mark-connection new-connection- mark=public2_conn passthrough=yes connection-state=new in- Interface=Public2 2. Kemudian menentukan routing mark sesuai dengan hasil dari mark connection untuk tiap-tiap paket yang akan meninggalkan Router. Untuk routing yang akan dilewatkan ke ISP 1 dengan mark connection “ public1_conn ” akan diberi nama “ to_public1 ” dan yang akan dilewatkan ke ISP 2 dengan mark connection “ public2_conn ” akan diberi nama “ to_public2 ”. Hal ini digunakan untuk penerusan paket yang ada pada kebijakan routing. Add chain=output action=mark- routing new- routing- mark=to_public1 passthrough=no connection-mark=public1_conn add chain=output action=mark- routing new- routing- mark=to_public2 passthrough=no connection-mark=public2_conn 3. Untuk mencegah terjadi proses mangle yang menuju jaringan yang tidak ditentukan maka harus dibuat ketentuan proses trafik paket data berasal dan akan kemana yang terkena kebijakan pada proses mangle. Berikut perintahnya: chain=input action=mark-connection new-connection-mark=ISP-1 passthrough=yes connection-state=new in- Interface=Local chain=input action=mark-connection new-connection-mark=ISP-2 passthrough=yes connection-state=new in- Interface=Local chain=pre routing action=mark-connection new-connection- mark=ISP-1 passthrough=no in- Interface=Local connection-mark=ISP-1 chain=pre routing action=mark-connection new-connection- mark=ISP-2 passthrough=no in- Interface=Local connection-mark=ISP-2 4. Untuk menetapkan aturan untuk tiap koneksi bahwa setiap trafik paket data diarahkan ke Interface proxy. Kebijakan ini digunakan untuk proses komunikasi antar Router. Perintah nya sebagai berikut : chain=pre routing action=mark-connection new-connection- mark= PROXY-1 passthrough=yes connection-state=new dst-address- list=LocalNET in- Interface=Proxy