Squid Proxy Metode Pengembangan Sistem

2.9.1 Hardware 1. Komputer

Komputer adalah perangkat elektronik yang dapat menerima masukan input, dan selanjutnya melakukan pengolahan process untuk menghasilkan keluaran output berupa informasi. Supriyanto, 2005: 3. 1. Komputer Server Komputer yang akan dijadikan server harus memiliki spesifikasi tertentu yang lebih tinggi dari pada client yang didesain khusus untuk kebutuhan server. 2. Komputer Client Merupakan komputer PC biasa, ditambah dengan NIC. Spesifikasi PC client biasanya lebih rendah dibanding dengan server. Gambar 2.7 Personal Komputer Sumber: indonetwork.co.id

2.9.2 Software

Untuk membangun sebuah jaringan selain membutuhkan perangkat keras Hardware dibutuhkan juga perangkat lunak software yang berfungsi sebagai tampilan GUI graphical user interface untuk melakukan aktivitas jaringan seperti manajemen jaringan, pengamanan jaringan, pengoperasian Hardware, dan sebagainya. 1. Sistem Operasi Sistem operasi merupakan software yang berfungsi melakukan operasi yang mengurusi tentang segala aktivitas komputer seperti mendukung operasi sistem aplikasi dan mengendalikan semua perangkat komputer agar dapat berjalan selaras dengan fungsinya Supriyanto, 2005: 87. a. Windows Windows adalah sistem operasi dengan modus tampilan grafik atau Graghical User Interface GUI yang dikeluarkan oleh perusahaan Microsoft, sehingga visualisasinya akan lebih menarik penggunanya dan lebih mudah menggunakannya Supriyanto, 2005: 106. b. Linux Linux merupakan sistem operasi bebas dan terbuka open source berlisensi General Public Lisence GPL yang mana pendistribusian dan pengembangannya bisa dilakukan secara bebas dengan mengikuti kode program asal sebagai turunannya Supriyanto, 2005: 97. c. MikroTik RoutersOS™ MikroTik RoutersOS merupakan sistem operasi jaringan operating sistem network yang banyak digunakan oleh Internet Service Provider untuk keperluan firewall atau router network yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool, baik untuk jaringan kabel maupun wireless Saputro Kustanto, 2008: 56. Adapun fitur fitur yang disediakan oleh MikroTik RouterOS™ adalah sebagai berikut : 1. Address list : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama 2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in dial-out, dengan otentikasi CHAP,PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports. 3. Bonding Load balancing : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat. 4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling. 5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer. 6. DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases. 7. Firewall and NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS. 8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS. 9. IPsec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie- Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy PFS MODP groups 1, 2,5. 10. ISDN : mendukung ISDN dial-indial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol. 11. M3P : MikroTik Protocol Package Packer untuk wireless links dan Ethernet protocol CDP. 12. MonitoringAccounting : Laporan IP Traffic, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP. 13. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan sistem GPS. 14. Point to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Concentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate. 15. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS. 16. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1v2, OSPF v2, BGP v4. 17. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan. 18. Simple Tunnels : Tunnel IPIP dan EoIP Ethernet over IP. 19. SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode access read-only. 20. Synchronous : V.35, V.24, E1T1, X21, DS3 T3 media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d ANDI atau annex D dan Q933a CCITT atau annex A; Frame Relay jenis LMI. 21. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; dynamic DNS update. 22. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play. 23. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1g untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging. 24. VOIP : Mendukung aplikasi voice over IP. 25. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol 26. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS. Namun dalam peng-load balancing-an nanti hanya beberapa fitur yang akan digunakan. 2. Winbox WinBox merupakan aplikasi yang mengubah “hitam putihnya” MikroTik menjadi mode GUI yang user friendly dibanding dengan router lainnya yang masih menggunakan console mode untuk me- remote dan mengkonfigurasi MikroTik RoutersOS TM Moch. Linto Herlambang Azis Catur L, 2008: 35. Gambar 2.8 Tampilan Winbox sumber : Penulis 3. Squid Squid merupakan mesin Caching Proxy untuk klien Web, seperti HTTP, HTTPS, FTP, dan layanan lainnya sejenis lainnya. Squid mampu menurunkan konsumsi bandwidth sekaligus mempercepat waktu respon. Squid memiliki setumpuk kendali akses yang dapat mendongkrak kecepatan server. Squid menangani semua request melalui sebuah proses IO tunggal. Squid bekerja menyimpan meta data, terutama pada objek yang sering diakses. Mereka dijaga di-cache dalam memori RAM. Squid juga mampu melayani lookup pada DNS Rafiudin, 2008: 1

2.9.3 Simulator Sistem

Perangkat lunak simulator digunakan untuk mensimulasikan keadaan yang diinginkan dari konsep yang ada sebelumnya dilakukan pada keadaan sebenarnya. Penggunaan simulator bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dan menghindari resiko yang idak diingkan. Perangkat simulator yang digunakan adalah 1. VMware Workstation 7.0 VMware merupakan software untuk virtual machine mesin virtual. Fungsinya adalah untuk menjalankan banyak sistem operasi dalam satu perangkat keras dan untuk menjalankan aplikasi yang ditujukan untuk sistem operasi lainnya. Fungsi lainnya adalah untuk mempelajari suatu sistem operasi baik ketika pada proses pembelajaran atau ketika proses pengembangan sistem operasi. VMWare merupakan software yang banyak digunakan untuk mengoptimalkan dan mengelola kinerja Teknologi Informasi melalui virtualisasi dari desktop ke data center. VMWare pertama kali memperkenalkan teknologi virtualisasi pada komputer dengan platform x86 pada tahun 1999, dan sejak saat itu telah tersimpan lebih dari 100 ribu pelanggan dengan milyaran dolar untuk biaya operasi. Infrastruktur VMware secara abstrak berjalan pada sistem operasi dan Hardware. Menyediakan standarisasi virtual pada Hardware untuk sistem operasi dan aplikasinya yang memungkinkan untuk menjalankan virtual machine secara simultan dan berdiri sendiri pada satu atau lebih shared processor. Dengan virtualisasi, pengguna bisa dengan mudah menggabungkan server dengan beban kerja yang berbeda dalam satu Hardware dengan kinerja yang bisa diandalkan. 2. Microsoft Visio Professional 2007 Microsoft Visio adalah sebuah program aplikasi komputer yang sering digunakan untuk membuat diagram, diagram alir flowchart, brainstorm, dan skema jaringan yang dirilis oleh Microsoft Corporation. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor untuk membuat diagram-diagramnya. Visio 2007 Standard dan Professional menawarkan antarmuka pengguna yang sama. Tapi seri professional menawarkan lebih banyak pilihan template untuk pembuatan diagram yang lebih lanjut dan juga penataan letak layout. Selain itu, Professional juga memudahkan pengguna untuk mengkoneksikan diagram-diagram buatan mereka terhadap beberapa sumber data dan juga menampilkan informasi secara visual dengan menggunakan grafik.

2.10 Metode Pengembangan Sistem

Penulis menggunakan model pengembangan sistem NDLC Network Development Life Cycle. Kata Cycle atau siklus adalah istilah deskriptif kunci pengembangan jaringan siklus hidup seperti menggambarkan sifat terus-menerus pembangunan jaringan. Jaringan dirancang dari awal jelas harus dimulai di suatu tempat. siklus ini terdiri dari beberapa fase yaitu fase analisis analysis, fase perancangan design, fase simulasi prototipe simulation prototyping, fase penerapan implementation, fase pengawasan monitoring, dan fase pengaturan management. Deris, 2009 Gambar 2.9 Network Development Cycle Sumber : Deris, 2009 Analysis Design Management Monitoring Simulation Prototyping Implementation Model utama didalam proses perancangan jaringan disebut sebagai Network Development Life Cycle NDLC. Dimana model ini terdiri dari beberapa fase yakni: 1. Fase Analisis Analysis Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ; a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait yang melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda. b. Survey observasi langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang dilakukan. c. Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun. d. Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap berikutnya. Adapun yang bisa menjadi pedoman dalam mencari data pada tahap analysis ini adalah ; 1. User people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan, peta politik yang ada, level teknis user. 2. Media HW SW : peralatan yang ada, status jaringan, ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi sw yang digunakan 3. Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data. 4. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan, protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan rencana pengembangan kedepan. 5. Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus, sistem keamanan yang ada, dan kemungkinan akan pengembangan kedepan. 2. Fase Perancangan Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa design struktur topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa ; a. Gambar-gambar topology server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya. b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada. 3. Fase Simulasi Prototipe Simulation Prototype Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan didesign. 4. Fase Penerapan Implementation Di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini, diantaranya ; a. Jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat. b. Masalah dana anggaran dan perubahan kebijakan. c. Team work yang tidak solid. d. Peralatan pendukung dari vendor. Sehingga dibutuhkan manajemen project dan manajemen resiko untuk menimalkan sekecil mungkin hambatan-hambatan yang ada. 5. Fase Pengawasan Monitoring Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada : a. Infrastruktur hardware : dengan mengamati kondisi reliability kehandalan sistem yang telah dibangun reliability = performance + availability + security. b. Memperhatikan jalannya packet data di jaringan pewaktuan, latency, peektime, troughput. c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara terpusat atau tersebar Pendekatan yang paling sering dilakukan adalah pendekatan Network Management, dengan pendekatan ini banyak perangkat baik yang lokal dan tersebar dapat di monitor secara utuh. 6. Fase Pengaturan Management Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.

2.11 Study Sejenis

Dalam perbandingan dan sebagai acuan dalam pengembangan suatu sistem Load balancing dengan menggunakan PCC Per Connection Classifier, maka perlu dilakukan pengamatan terhadap penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil pengamatan penulis didapatkan beberapa penelitian sejenis diantaranya dengan Judul Implementasi Load Balancing Dengan Metode Per Connection Classifier Pcc Untuk Optimasi Penggunaan Aplikasi Real Time Maulana Yusup, 2010 yang memiliki kelebihan sistem dapat melakukan optimasi dalam penggunaan aplikasi real time seperti game online. Aplikasi ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak adanya manajemen terhadap bandwidth yang masuk dari ISP yang menyebabkan semakin banyak client yang masuk ke dalam lingkungan jaringan maka kinerja load balancing tersebut tidak akan optimal dan belum adanya Proxy server yang berguna untuk caching setiap web yang telah dikunjungi lebih dari satu kali dan penghematan bandwidth. Pada Sistem Koneksi Internet Ganda Dengan Load Balancing Menggunakan Unix Mikrotik Pada Pt. Marina Buana Asia Alam Dari Hendarto, Hendarsyah Febryan, Dimas Ganjar Romadhan. 2008 yang memiliki kelebihan sistem ini menggunakan metode Routing Static yang dapat memisahkan jalur koneksi internet antara jalur koneksi international dan jalur koneksi lokal. Sistem ini juga memiliki kelemahan yaitu penggunaan mangle terhadap 2 ISP kurang maksimal sehingga koneksi berjalan tidak stabil. Pada Aplikasi Membuat Proxy Server Berbasis Mikrotik Di Smk Negeri 1 Baureno Puspita Sari. 2009 aplikasi ini mempunyai kelebihan yaitu mampu sebagai penyimpanan cache dan nantinya setiap client yang mencari alamat yang sudah di buka maka secara otomatis proxy server sudah menyediakan, maka browsing internet lebih ringan. Aplikasi ini juga mempunyai kelemahan yaitu belum melakukan cache terhadap video untuk media pembelajaran. 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan penting dalam proses riset, karena dengan mendapatkan data yang tepat maka riset akan berlangsung sesuai dengan perumusan masalah yang sudah ditentukan. Metodologi pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, studi sejenis, wawancara dan observasi.

3.1.1 Studi Pustaka

Metodologi ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang terkait dengan penelitian yang dapat mendukung pemecahan masalah penelitian. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Pustaka-pustaka yang dijadikan acuan dapat dilihat di Daftar Pustaka.

3.1.2 Studi Sejenis

Pada tahap ini akan diadakan studi sejenis tentang implementasi Load Balancing Dengan Metode Per Connection Classifier PCC Menggunakan Proxy Server Sebagai Caching. Studi sejenis yang digunakan dapat berupa skripsi, jurnal, artikel ilmiah, maupun dari studi kasus yang pernah ada. Dibawah ini beberapa penelitian yang pernah ada sebagai bahan perbandingan penelitian penulis.