Pengujian sebelum implementasi Sistem berjalan

Bandwidth yang ada sudah Mencukupi 2 4 6 8 10 12 14 Ya Tidak Gambar 4.22 Bandwidth yang sudah mencukupi Keterangan : a. Ya : 2 b. Tidak : 12 Dari hasil tersebut bisa di ambil kesimpulan bahwa bandwidth dan jaringan internet yang ada di Mts An – Nizhamiyyah belum baik 2. Pengujian grade link menggunakan Pingtest.net Pada tahap ini penulis akan menguji kualitas dari koneksi system yang dibangun dengan menggunakan aplikasi pengukur koneksi online www.pingtest.net. Dengan pengujian ini pula akan diketahui grade kualitas dari koneksi system yang dibangun dimana grade tersebut memberikan keterangan bagaimana kualitas koneksi tersebut apabila digunakan untuk menjelaskan aplikasi real time. Pada tahap ini penulis melakukan lima kali uji coba pada server yang sama yaitu server yang berada di Bandung, Malaysia dengan jarak sejauh 100 mil dari tempat pengujian. Adapun keterangan dari hasil pengujian dapat dilihat pada gambar penulis sertakan pada Gambar 4.23 dan table 4.7 Yang ada di bawah berikut ini : Gambar 4.23 Pengujian Menggunakan pingtest.net Table 4.7 Hasil pengujian dengan pingtest.net No Packet Loss Ping Latency ms Jitter ms Grade Keterangan 1. 1 221 77 C Koneksi Kurang baik 2. 1 223 49 C Koneksi Kurang baik 3. 2 223 84 D Koneksi Kurang baik 4. 1 243 44 C Koneksi Kurang baik 5. D 224 122 D Koneksi Kurang baik Dari table 4.7 dan Gambar 4.23 diatas dapat diketahui kualitas koneksi dari system yang berjalan sebelum metode load balancing dengan metode PCC di implementasikan amat buruk. Hal tersebut dapat dilihat dari grade yang diberikan oleh pingtest.net rata-rata mendapat grade “C”.

4.6.2. Pengujian Setelah Implementasi Sistem

Pengujian dilakukan dengan cara mengamati trafik bandwidth pada router dan aktifitas-aktifitas dari beberapa client yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan sehingga dapat dilihat kriteria-kriteria untuk metode ini. Yang dijadikan sebagai parameter dalam pengamatan ini adalah trafik bandwidth untuk download dan upload, serta pembebanan seperti apa yang terjadi pada metode PCC load balancing ini. Pada pengujian ini penulis juga melakukan pengujian seperti pengujian pada system sebelum di implementasikan, sebagai berikut : 1. Pengujian pemerataan beban koneksi load balancing Pada tahap ini penguji dalam hal ini penulis me- monitoring system jaringan dengan menggunakan winbox untuk mengetahui sejauh mana beban koneksi bisa terbagi pada tiap gateway koneksi. Parameter yang dilihat dalam proses monitoring ini adalah besar traffic dari masing-masing ISP yang dapat terlihat dari besar paket dan byte yang tersebar antara Interface ISP1 dan ISP 2 yang penulis beri tanda dengan kotak merah. Hasil dari monitoring tersebut lalu penulis masukan kedalam table lalu di konversi menjadi grafik untuk membandingkan besar nilai masing-masing agar terlihat lebih signifikan. Gambar 4.24 Pengujian Beban traffic Gambar 4.25 Pengujian Bandwidth Pada gambar 4.25 dapat dilihat bahwa traffic maksimum mencapai 266,1 kbps. Jika diperhatikan bandwidth yang diperoleh pada pengujian ini mendekati bandwidth modem 2 yaitu 512 kbps. Pada gambar 4.25 terlihat bandwidth yang diperoleh kecepatan download mencapai 87 kbps. Hal ini menunjukan bahwa client diprioritaskan mengarah ke modem 2. Dari pengujian yang dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada metode ini, client diprioritaskanuntuk diarahkan hanya pada salah satu jalur saja. Paket data yang keluar masuk router akan dicatat pada mangle yang telah dibuat untuk metode PCC ini. Dan paket data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.26 Traffic pada mangle PCC Pada PCC, ada mangle yang dibentuk untuk load balancing pada 2 jalur. Mangle dengan attribut chain=input merupakan penanda paket yang masuk ke dalam router. Pada gambar 4.26 pembebanan yang terjadi antara Public1 dan Public2 tidaklah