Pengujian Setelah Implementasi Sistem
Pada gambar 4.25 dapat dilihat bahwa traffic
maksimum mencapai 266,1 kbps. Jika diperhatikan bandwidth yang diperoleh pada pengujian ini mendekati bandwidth
modem 2 yaitu 512 kbps. Pada gambar 4.25 terlihat bandwidth yang diperoleh
kecepatan download mencapai 87 kbps. Hal ini menunjukan bahwa client diprioritaskan mengarah ke modem 2.
Dari pengujian yang dilakukan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada metode ini, client diprioritaskanuntuk
diarahkan hanya pada salah satu jalur saja. Paket data yang keluar masuk router akan dicatat pada mangle yang telah dibuat
untuk metode PCC ini. Dan paket data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.26 Traffic pada mangle PCC Pada PCC, ada mangle yang dibentuk untuk load balancing
pada 2 jalur. Mangle dengan attribut chain=input merupakan penanda paket yang masuk ke dalam router. Pada gambar 4.26
pembebanan yang terjadi antara Public1 dan Public2 tidaklah
begitu merata pada masin – masing koneksi. Ini disebabkan, pada PCC load balancing yang menjadi prioritas utama adlah
mengingat alamat sumber dan tujuan pada saat melakukan hubungan terhadap jaringan luar. Dan kemudian baru
melakukan penyeimbangan beban pada masing masing jalur internet yang menjadi prioritas kedua. Sehingga semakin lama
beban pada dua jalur akan semakin merata seperti yang terlihat pada gambar 4.26.
2. Pengujian grade link menggunakan pingtest.net Tahap ini penulis akan me-monitoring efektifitas dari
koneksi system yang di bangun dengan menggunakan aplikasi pengukur koneksi online pingtest.net. Pada tahap ini penulis
melakukan lima kali uji coba pada server yang sama yaitu server yang berada di Bandung, dengan jarak sejauh 100 mil
dari tempat pengujian.. Dari hasil pengujian sebanyak 5 kali menggunakan aplikasi pingtest.net didapatkan hasil sebagai
berikut :
Gambar 4.27 Pengujian Menggunakan Pingtest.net Tabel 4.8 Hasil pengujian
No Packet
Loss Ping Latency
ms Jitter
ms Grade
Keterangan 1.
38 4
A Koneksi baik
2. 38
4 A
Koneksi baik 3.
89 8
A Koneksi baik
4. 38
3 A
Koneksi baik 5.
39 5
A Koneksi baik
Dari hasil monitoring di atas di dapat hasil yang lebih baik. Menggunakan system load balancing
dan proxy menghasilkan grade “A” dibandingkan dengan system yang
sebelumnya.
3. Pengujian Terputusnya Koneksi pada salah satu jalur internet Pengujian juga dilakukan dengan cara memutuskan
koneksi pada salah satu modem. Dalam praktiknya diputuskan koneksi dari modem2. Ketika koneksi dari modem2 terputus,
ternyata ada beberapa client yang mengalami masalah dalam
membuka situs-situs tertentu. Client dengan alamat IP public 110.137.44.73 yang merupakan IP yang berasal dari modem1
akan tetap terhubung ke jaringan internet, sedangkan client dengan alamat IP public 110.137.28.81 yang berasal dari
modem2 mengalami connectionless untuk beberapa situs. Hal ini terjadi dikarenakan client telah diprioritaskan untuk
terhubung ke modem2. Client yang sebelumnya menggunakan koneksi isp-2 sebagai jalurnya untuk terhubung ke situs
tertentu, akan tetap diingat oleh router untuk selalu menggunakan koneksi isp-2. Mikrotik menganggap belum
adanya permintaan dari client untuk membuat suatu koneksi baru pada mangle. Sehingga Mikrotik akan tetap melihat ke
reminder yang ada pada mangle yang menyatakan bahwa client tersebut memiliki IP 110.137.28.81 yang merupakan IP dari
modem2 yang dalam kondisi terputus. Kejadian seperti ini juga dapat terjadi pada client yang terhubung ke modem1 jika
modem1 yang mengalami disconnect koneksi terputus. Untuk mendapatkan IP baru dari modem yang masih
terhubung ke intenet, harus dilakukan restart pada komputer client yang mengalami disconnect, sehingga akan terbentuk
mark-connection baru pada Mikrotik yang nantinya akan memberikan IP public dari modem yang masih dalam keadaan
baik.
Untuk menangani masalah seperti ini, teknik fail over merupakan solusi yang tepat. Fail over adalah kemampuan
untuk beralih secara otomatis ke gateway lainnya yang tersedia atas kegagalan atau pengakhiran abnormal dari gateway yang
aktif sebelumnya. Fail over terjadi tanpa campur tangan manusia dan umumnya tanpa peringatan, tidak seperti
peralihan. Gateway kedua akan segera mengambil alih pekerjaan gateway pertama setelah mendeteksi adanya
perubahan beat pada gateway pertama. Pada Mikrotik, untuk mendeteksi terjadinya perubahan
dapat dilakukan dengan mengaktifkan fitur chek-gateway pada gateway pertama Public1 dan gateway kedua Public2, serta
mengatur distance yang lebih besar pada gateway kedua Public2.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat syntax untuk mengimplementasikan fail over
ip route add disabled=no distance=1 dst-address=0.0.0.00
gateway=Public1 check-gateway=ping routing-mark= isp-1
add disabled=no distance=1 dst-address=0.0.0.00 gateway=Public2 check-gateway=ping routing-mark=isp-2
add disabled=no distance=2 dst-address=0.0.0.00 gateway=Public2
add disabled=no distance=2 dst-address=0.0.0.0 gateway=Public1
4. Pengujian proxy sebagai caching Tahap ini penulis akan menguji proxy dalam melakukan
caching yang berguna juga sebagai penghematan bandwidth. Pada tahap ini penulis akan menampilkan web yang sudah
caching atau di hit di MTs. An – nizhamiyyah hasil ini tersimpan di cat
varlogsquidaccess.log | .squidmon.py
. Hasil Caching seperti gambar berikut :
Gambar 4.28 Hasil cache
Dari pengujian yang terdapat pada gambar 4.28 hasil caching yang ada di Mts. An – Nizhamiyyah terlihat web yang sering
dikunjungi. Dari gambar 4.28 proxy ini dapat menghemat bandwidth sebesar 40.10.
5. Pengujian penggunaan proxy seba
Gambar 4.29 Hit Proxy 4.6.3. Hasil monitoring
Setelah melakukan pengujian baik pada system berjalan dan system setelah diimplementasikan PCC penulis mendapatkan data-
data yang di lampirkan. Diatas dapat disimpulkan bahwa system yang dibangun dengan
load balancing menggunakan metode PCC dan chaching video dapat mengoptimasi jaringan internet sesuai dengan keterangan
persentase pembagian beban yang hampir merata dan grade koneksi berdasarkan pada nilai ping latency, filter dan benyaknya
packet loss serta pengujian yang dilakukan dengan streaming video youtube.