Kondisi Masyarakat Mesir Masa Anwar Sadat

29 yang menguntungkan kaum elite terbaratkan yang menikmati hak istimewa dalam ekonomi, dengan demikian mendorong tumbunya suatu masyarakat yang di dalamnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Meskipun banyak bergantung pada investasi asing, namun kesejahteraan masyarakat terus- menerus bergantung pada minyak, pada sektor pariwisata, bea teruzan Suez, dan kiriman uang para pekerja dari luar negeri. Demikianlah hutang luar negeri Mesir berkembang semakin besar. 46 Dengan menyatakan pemisahan agama dan politik, Anwar Sadat memperketat kendali atas Ikhwan dan berusaha menasionalkan masjid-masjid pribadi. Pada 1970-an, jumlah Masjid pribadi berlipat ganda kira-kira 20.000 menjadi 40.000. Dari 46.000 masjid di Mesir, hanya 6.000 yang dikontrol oleh Kementrian Wakaf. 47 Presiden Anwar Sadat yang berkuasa antara 1970-1981, menjalankan “liberalisasi” baik di sektor ekonomi maupun politik. Setelah perang Oktober 1973, Sadat membawa Mesir lebih pro-Barat. 48

B. Kondisi Masyarakat Mesir Masa Anwar Sadat

Pada masa pemerintahan Presiden Anwar Sadat kondisi masyarakatnya sangat memprihatinkan karena terjadi krisis moneter. Semua harga bahan pokok melambung tinggi akibat kebijakan terbuka terhadap investasi asing dan ketergantungan Sadat terhadap bantuan Amerika Serikat. Rezim baru masa kepemimpinan Sadat mewarisi kemerosotan ekonomi dan politik yang 46 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, , Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1999, Cet ke-I, jilid III h., 127 47 John. L. Eposito dan John O. Voll, Demokrasi Di Negara-Negara Muslim, h. 238 48 M Riza. Sihbudi, Islam, Dunia Arab, Iran: Bara Timur Tengah. Bandung: Mizan, 1991, h.103 30 ditinggalkan setelah pendahulunya Gammal Abdel Nasser terutama setelah kekalahan Mesir pada tahun 1967. Hal ini sangat memprihatinkan sekali, karena pada perang enam hari Mesir melawan Israel telah menghabiskan banyak korban warga Mesir yang tidak bersalah dan biaya Perang yang dikeluarkan sangat tinggi hingga Mesir mengalami kerugian yang sangat besar. 49 Pada tahun 1973 ekonomi Mesir mengalami Krisis Moneter. Selama lima tahun antara 1968 -1973 Mesir telah mengeluarkan 8 sampai 9 ribu juta dolar untuk kepentingan peperangan. Bagi rakyat Mesir itu adalah pengorbanan dan penderitaan yang luar biasa, Presiden Anwar Sadat dianggap gagal melindungi rakyatnya dari segala hak-hak kehidupannya. 50 Akibat kebijakan infitahnya terhadap perusahan asing yang masuk, Mesir mengalami krisis yang sangat buruk. Dalam pemerintahan Sadat tidak selalu berjalan mulus. Pada masanya terdapat begitu banyak korupsi dan terdapat perbedaan stratifikasi sosial antara si kaya dan si miskin. Orang-orang yang diuntungkan Infitah hanyalah orang-orang asing dan para miliuner Mesir, bukan kaum para pebisnis Mesir yang lebih kecil. Hanya 4 dari kaum muda Mesir yang mampu menemukan pekerjaan dengan imbalan baik dan masa depan yang sukses di Mesir baru ini. Selebihnya harus menghadapi pilihan keras. Jika mereka tinggal di Mesir maka mereka menghadapi masalah pengangguran atau pekerjaan yang dibayar amat murah serta tidak memiliki rumah tetap, karena bahkan apartemen kecilpun harganya amat mahal. Akhirnya rakyat mulai merasa tidak punya harapan dan putus asa. Satu-satunya cara memperbaiki keadaan adalah 49 John. L. Eposito dan John O. Voll, Demokrasi Di Negara-Negara Muslim, h. 235 50 Mohammad Heikal, Latar Belakang: Perang Arab Israel, Jakarta: Badan Penerbit Alda. 1978 Cet I, h. 244 31 dengan emigrasi. 51 Di negara-negara teluk yang berkembang dan makmur, para intelektual muda Mesir dan buruh-buruh terampil biasa mendapatkan banyak uang. Ribuan orang Mesir meninggalkan negerinya untuk waktu yang lama, mengirim uang dari teluk ke rumah mereka serta menabung untuk masa depan mereka. Di negeri asing mereka bergabung dengan para pengungsi Palestina, yang juga hidup makmur di teluk dan kemudian bersama-sama membentuk sebuah kelompok elit baru di dunia Arab yang sering kali dibenci dan ditakuti. Ribuan petani juga meninggalkan Mesir untuk bekerja di negara Arab lainnya, tempat mereka biasa mendapatkan imbalan sekedar untuk membangun sebuah rumah atau membeli traktor ketika nantinya mereka kembali ke rumah. Sadat memaksa banyak rekan senegaranya melakukan hijrah dari tanah air mereka karena ia telah membuat mustahil hidup di Mesir hingga masyarakatnya pun berpindah. 52 Gaya hidup Sadat berbanding terbalik sekali dengan masyarakatnya yang serba kekurangan. Ia memiliki 120 rumah peristirahatan, banyak di antaranya dibangun kembali dengan biaya miliyaran Pon Mesir. Ia juga semakin sering bergaul dengan para desainer Barat. Ia juga sering bergaul dengan para kapitalis semacam David Rockefeller. Istrinya Jihan berpakaian seperti pakaian orang Barat dan berprilaku sebagaimana orang Barat. Ini amat mengejutkan orang Mesir. Jihan menjadi amat luwes bergaul dengan orang Barat. Ketika para tamu tiba ia seringkali terlihat mencium pipi mereka, yang terus terang dipandang 51 Karen Amstrong, Perang Suci: dari Perang Salib Hingga Perang Teluk, h.527 52 Karen Amstrong, Perang Suci: dari Perang Salib Hingga Perang Teluk, h. 529 32 sebagai perbuatan memalukan bagi orang-orang Mesir. 53 Dalam tekanan hidup tersebut banyak kaum muda yang berpaling pada agama. Kaum Muda bergerombol menuju berbagai asosiasi mahasiswa Islam Jama’ah Islamiyyah, mulai mengendalikan kampus setelah perang Oktober. Pada tahun 1976 Sadat mengeluarkan peraturan baru yang memungkinkan asosiasi mahasiswa Islam itu sepenuhnya mengambil alih persatuan-persatuan Mahasiswa. Pada tahun 1976 mareka Jama’ah Islamiyyah menjadi pemimpin mahasiswa. Kampus kemudian mempertunjukan penampilan Islami. Kaum lelaki muda memelihara jenggot dan mengenakan Jubah, sedangkan wanita mulai menyelubungkan wajahnya dengan cadar. Mereka mendesak diberlakukannya pemisahan seksual laki-laki dan perempuan baik di kelas maupun di bus dan mulai menggelar Shalat-shalat berjamaah dalam tindakan berskala besar. Seakan mahasiswa ini lebih cerdas dibanding dengan mahasiswa lain. 54

C. Peran Anwar Sadat di Mesir