12
BAB II BIOGRAFI ANWAR SADAT
A. Latar Belakang Keluarga
Anwar Sadat dilahirkan di Mit Abu Al-Kum, Al-Minufiyah, Mesir, dalam sebuah keluarga Mesir-Sudan yang miskin. Ayahnya berasal dari Mesir,
sementara ibunya orang Sudan. Ayah Sadat memiliki empat orang Istri yang pertama tidak diketahui secara jelas identitasnya, yang kedua Sitt el- Barrien,
Fatoum dan Amina, dan memiliki 13 anak dari keseluruhannya. Ayah Sadat bernama Moehamed el- Sadaty dan ibunya Sitt el- Barrien,
anak dari seorang Budak yang didatangkan dari Sudan, Afrika Utara, yang baru merdeka ketika penghapusan perbudakan dilakukan Inggris di masa
Penjajahannya. Sebelum menikahi Sitt el- Barrien, Moehamed telah lebih dulu menikah, Tetapi tidak dikaruniai anak sehingga bercerai. Ayahnya bekerja
sebagai penerjemah pada sebuah datasemen Korps kesehatan tentara Inggris di Shebin el- Kom yang melakukan riset tentang penyakit tropis.
15
Setelah menerima sertifikat pendidikannya, Moehamed el-Sadaty bekerja sebagai rombongan kesehatan, ia menjabat sebagai penterjemah dengan rakyat
desa itu. Kemudian pada usia 13 tahun ayah Sadat dinikahkan oleh ibunya dengan seorang gadis setempat. Dari istri pertama ini ia tidak dikaruniai seorang
anak, bahkan anggota keluarganya pun tidak ingat siapa nama dari istri pertama
15
Mohammed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan, Terj, Arwah Setiawan, Jakarta: Temprin, 1986, h. 6
13
ayah Sadat .
16
Nenek Anwar Sadat bernama Siit Om-Mohamed. Ia sangat berpengaruh pada diri Sadat pada masa kanak-kanaknya. Ia memiliki kepribadian yang sangat
kuat dan punya kearifan. Nenek Sadat sangat miskin, walaupun demikian ia sering berkeliling ke rumah-rumah keluarga yang kaya yang lebih mampu untuk menjual
bahan-bahan makanan seperti mentega, tetapi ia bekerja keras dengan tekad bahwa putra tunggalnya harus bisa mengenyam pendidikan. Karena keuletan yang
dimilikinya pada akhirnya ayah Sadat berhasil menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar pertamanya di desa tetangga yang lebih besar, Shebin el-Kom.
Setelah beberapa tahun kemudian rombongan Moehamed el- Sadaty ditugasi bekerja ke Sudan dan ia dengan senang hati mengikuti mereka. Tetapi
sebelum kepergiannya Om-Mohammed telah mengatur perkawinan kedua baginya. Wanita kedua yang dinikahinya adalah Sitt el-Barrien. Ia adalah putri
kedua dari Khaerallah, yang semula didatangkan sebagai budak dari Afrika. Khaerullah adalah budak yang dibebaskan oleh majikannya pada saat setelah
pendudukan Inggris yang melakukan tekanan untuk menghapus perbudakkan pada saat itu. Sitt el-Barrien inilah yang melahirkan Sadat ke dunia, Sadat sangat mirip
sekali dengan ibunya dengan warisan raut wajah dan kulit negronya. Sadat merupakan anak kedua dari empat bersaudara, Talaat, Anwar Sadat, Esmat, dan
Nefisa. Nama-nama tersebut mencerminkan kekaguman ayah mereka terhadap pemimpin Kaum Muda Turki setelah Revolusi 1908. Keluarga Sadat tinggal di
rumah berdinding tanah milik neneknya, yang di panggil Om- Mohammed artinya
16
Mohammed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan, h. 6
14
ibunya Mohammed. Pada tahun 1925 ketika Sadat berusia tujuh tahun, seluruh keluarganya pindah ke Kairo melanjutkan sekolah di kota itu.
17
Setelah ayah Sadat meninggalkan Sudan pada tahun 1925 ia pergi ke Mesir untuk pekerjaannya. Moehamed el-Sadaty kemudian mencari tempat
tinggal untuknya dan keluarganya dan menemukan tempat tinggal di suatu tempat yaitu di Flat tingkat satu dari rumah bertingkat di Kubri el-Kubba, suatu daerah
pinggir Kairo, Sharia Mohamed Badr No. 1. Akan tetapi karena sudah terbiasa dengan lingkungan negara asalnya, yaitu
Sudan, ibu Anwar Sadat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan Kairo, maka Siit Om-Mohamed sangat paham dengan kepentingan putra kesayangannya
itu, dan dia pun mulai mencarikan istri lagi untuk anak kesayangannya. Moehamed el- Sadaty hanya bisa patuh terhadap ibunya. Ia pun menikahi Fatoum
wanita dari Mansura. Pada pernikahan yang ke tiga ini dengan Fatoum ia tidak dikaruniai seorang anak.
Kemudian pada suatu hari ada beberapa tamu datang dari Mit Abu el-kom ke rumah Moehamed el- Sadaty. Mereka berkunjung dengan membawa anak
gadis, yang bernama Amina. Ia berumur delapan belas tahun. Gadis ini berkulit terang, Moehamed el-Sadaty jatuh cinta kepadanya. Iapun mengatur penikahan
yang ke empat dan segera melamarnya. Amina menggantikan posisi Fatoum yang malang itu.
Sulit dimengerti bahwa Sitt el-Barrien sudah dikalahkan oleh dua saingan dari istri-istri ayahnya Sadat. Amina sangat cepat menguasai Moehamed el-
17
Ahmad Munif , 50 Tokoh Legendaris Dunia, h. 15
15
Sadaty. Ia pun dikaruniai Sembilan orang anak yaitu dua laki-laki dan tujuh orang anak perempuan. Sadat muda sangat kehilangan masa kebebasan dan gairah
hidupnya. Ia juga sering menyaksikan ibunya diturunkan ke posisi perbudakan. Segala beban pekerjaan rumah tangga dipikul oleh Sitt el-Barrien. Bila ia
membuat kesalahan, ia dipukul oleh ayahnya Mohamed el-Sadaty di depan anak- anaknya.
18
Pada usia dua puluh dua tahun Anwar Sadat lulus akademi militer
kerajaan Kairo. Sadat menikah dua kali, istri yang pertama yaitu Ekbal
Mohammed Madi dan mempunyai tiga putri yaitu Rokaya, Rowiya, Camelia.
19
Pada tahun 1942-1945 tanpa alasan yang jelas, Anwar Sadat ditahan. Setelah keluar dari penjara, pada tahun 1945, setahun kemudian ia ditangkap lagi.
Mungkin penangkapannya kali ini dikaitkan dengan terbunuhnya Menteri Keuangan Mesir. Tahun 1948, Sadat diadili dan divonis bebas. Bulan Maret tahun
1949 ia menceraikan Ekbal dan 2 bulan kemudian menikah dengan Jihan Raouf kemudian dikenal dengan Jehan Sadat Mereka punya satu anak laki-laki yaitu
Gamal, dan tiga anak perempuan: Lobna, Noha dan Jehan. Tahun 1954 Sadat diangkat menjadi Menteri Penerangan.
20
Jehan Sadat adalah seorang perempuan yang energik, dinamis, berani dan punya keinginan untuk meningkatkan hak-hak wanita di Mesir. Orang terpesona
dan setengah kaget atas keberaniannya pada saat suaminya akan disumpah menjadi presiden. Jehan melangkah melewati ambang pintu terlebih dulu. Hal ini
18
Mohammed Heikal, Anwar Sadat: kemarau Kemarahan, h. 9
19
Bambang Widiatmoko, “Sadat, Anwar Al-“ dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990, h. 313
20
Ahmad Munif, 50 Tokoh Legendaris Dunia, h. 15
16
dinilai sangat radikal di sebuah negara Islam, tempat para wanita diharuskan berjalan di belakang suaminya. Dengan nada membela istrinya, Sadat mengatakan
bahwa ia dan istrinya ingin membuka babak baru bagi hak asasi perempuan di Mesir. Sejak menjadi ibu negara pada 17 Oktober 1970, Jehan Sadat semakin
sibuk, terutama dalam kegiatan sosial untuk membantu rakyat kecil yang tinggal di Lembah Nil. Jehan juga aktif di Bulan Sabit Merah Palang Merah tiga tahun
sejak sebelum menjadi ibu negara sampai tiga tahun kemudian setelah menjadi ibu negara. Jehan juga seorang akademikus yang memperoleh Master of Art
bidang sastra Arab pada 1980 dari Universitas Kairo.
21
Empat tahun setelah kematian suaminya, Jehan lebih banyak tinggal di Washington, mengajar di American University dan University of South Carolina
tentang wanita di negeri Islam. Jika ia mengunjungi Mesir, ia selalu berziarah ke makam Anwar Sadat. Di matanya selalu terbayang percikan darah Sadat yang
membasahi lantai kayu mimbar. “Aku selalu teringat jerit dan tangis ketakutan cucu perempuanku di tengah desingan peluru yang menghantam tembok
penghalang di sampingku,” ujarnya.
22
Para idealis perwira muda berbicara politik, memperdebatkan cara terbaik untuk membersihkan negara mereka dari Inggris. Pada 1939 Sadat memasuki
Korps Sinyal. Sementara Nasser berada di Sudan, Sadat merencanakan tindakan langsung melawan Inggris. Sesekali ia bertemu dengan Hassan Al-Banna, guide
agung Ikhwanul Muslimin, kelompok fanatik agama yang ingin mengubah Mesir
21
http:panglima-ali.com201104jehan-sadat-selalu-mencintai-sadad
22
Ahmad Munif “50 Tokoh Legendaris Dunia”, h. 15
17
menjadi teokrasi
23
. Ketika Anwar Sadat bertugas di Manqabat, ia bertemu pertama kalinya
dengan Nasser. Dalam bukunya Sadat menyebut bahwa ketika tiba di Manqabat ia sebenarnya sudah menjadi Revolusioner rahasia yang jauh lebih matang daripada
rekan-rekan perwiranya yang kebanyakan tidak punya pendidikan politik. Pertemuan pertama Sadat dan Nasser dipandang agak berbeda
“Meskipun Nasser dan saya bertemu pada usia beliau Sembilan belas, saya tidak bisa mengatakan bahwa hubungan kami pernah melebihi saling
percaya dan saling hormat: sama sekali bukan sesuatu yang bisa kita namakan persahabatan. Tidak mudah bagi Nasser untuk mempunyai
sahabat dalam arti kata sebenarnya, karena ia punya kecenderungan untuk waspada , curiga, sangat pahit dan mudah naik pitam.
24
Yang memberikan pengaruh lebih berarti terhadap kariernya adalah orang
lain yang dijumpai Sadat di Maadi. Ia seorang perwira angkatan udara. Ia bernama Hassan Ezzat. Ezzat adalah anggota satuan kelompok gelap dalam angkatan udara
yang juga mempunyai hubungan dengan Jendral Aziz el-Masri inspektur jendral angkatan darat. Tujuan dari kelompok ini ialah mengadakan kerjasama dengan
Jerman, dengan menggunakan tentara mereka yang sedang maju untuk mengusir Inggris dan memerdekakan sejati bagi Mesir.
Selama kepemimpinan Nasser, Sadat pernah menjadi juru bicara di Parlemen Mesir selama sepuluh tahun. Ia selalu mencintai teater dan salah satu
ambisi awalnya adalah menjadi actor. Nasser memberinya pekerjaan sebagai Juru Bicara karena kata Nasser, Sadat mempunyai suara yang bagus dan dapat
berpidato dengan retorika seperti orang Suriah.
23
http:www.answers.comtopicanwar-al-sadatixzz1JMu9m5zX
24
Mohammed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan, h. 12
18
Anwar sadat adalah satu dari tiga perwira Mesir yang menggulingkan Monarki Mesir bersaama Nasser tahun 1953. Sejak muda dia telah berjuang
melawan Inggris dan tahun 1942 ia ditangkap kemudian dalam Ketentaraan dia dekat dengan Nasser dan sejak Nasser berkuasa ia selalu mendampinginya.
25
Pada tahun 1969, setelah memegang berbagai jabatan dalam pemerintahan Mesir. Sadat dipilih Gammal Abdel Nasser untuk menjabat sebagai wakil
Presiden. Nasser mengangap bahwa pada saat itu memang giliran Sadat.
26
Setelah Gamal Abdel Nasser meninggal, Anwar Sadat dilantik dan dipilih menjadi
presiden
27
Anwar Sadat memerintah dalam bayang-bayang pendahulunya, Gamal Abdul Nasser. Memang Nasser sangat berpengaruh pada waktu itu. Orang-orang
pro-Nasser masih sangat kuat dan berdiri di belakang Wakil Presiden Ali-Sabry. Sadat menyadari betul jika ingin kedudukannya tidak goyah dan pemerintahannya
bisa kuat, pengaruh Nasser harus dihilangkan atau setidak-tidaknya dieliminir. Ia singkirkan para penentang, merekrut militer dan birokrat senior dari kalangan
atas. Presiden Sadat kemudian membentuk Majelis Nasional di bawah undang- undang yang memberikan wewenang untuk membersihkan lawan-lawannya dan
menempatkan Angkatan Bersenjata di bawah perintahnya.
25
Presiden Sadat Dibunuh, Kompas Rabu, 7 Oktober 1981
26
Karen Amstrong. Perang Suci: dari Perang Salib Hingga Perang Teluk, Jakarta: Serambi, 2004, h.,503
27
Lugger Ballack. Kisah Tragis 28 Penguasa: Intrik, Spionase dan Pembunuhan. Jakarta: Visimedia, 2007. Cet I, h.107
19
B. Pendidikan