Upaya Anwar Sadat dalam Perdamaian Mesir-Israel

37

BAB IV ANWAR SADAT DALAM UPAYA PERDAMAIAN MESIR-ISRAEL

A. Upaya Anwar Sadat dalam Perdamaian Mesir-Israel

Sementara Presiden Anwar Sadat mencari cara penyelesaian perdamaian dengan Israel, pada saat yang sama pula Presiden Anwar Sadat menghadapi masalah perekonomian dalam negeri yang rapuh. Upaya penyelesaian perdamaian dengan Israel diyakini oleh Sadat dapat meningkatkan pembangunan di dalam negeri khususnya di bidang ekonomi karena menurutnya dalam suasana negara yang aman dan stabil dapat meningkatkan investor asing yang masuk. Dengan keyakinan ini pula, di tengah gejolak di dalam negeri Mesir sebagai akibat terpuruknya perekonomian dan kebuntuan proses perdamaian Arab-Israel, Presiden Anwar Sadat tetap melakukan perundingan perdamaian dengan Israel. Perjuangan Anwar Sadat untuk meraih perdamaian merupakan suatu cerita panjang yang sudah dimulai dari pemilihan sebagai seorang Presiden Mesir pada tanggal 15 Oktober 1970. Meskipun hubungan diplomatik Mesir dan Amerika sudah terputus, namun delegasi Amerika Serikat yang dipimpin oleh duta besar Richardson datang untuk ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Nasser. 63 Secara mengejutkan dan sangat berani Anwar Sadat melakukan perjanjian damai Camp David yang diprakarsai Jimmy Carter dan Henry Kissinger. Perjanjian ini memang mengembalikan wilayah Mesir yang sebelumnya direbut oleh Israel pada perang 1967, namun tidak mengembalikan dataran Tinggi Golan 63 Anwar Sadat, Anwar Sadat Mencari Identitas sebuah Autobiografi, Terj, Banu Iskandar, ett. all.,”.Jakarta; Tiara Pustaka. 1983, h. .375 38 yang direbut Israel kepada Syria pada perang 1967. Perang menghadapi Zionisme Israel selama enam hari pada tahun 1967 ini berakibat didudukinya wilayah Mesir Semenanjung Sinai oleh Israel dan menambah permasalahan baru lagi bagi Mesir. 64 Pada tanggal 6 Oktober 1973, pasukan Mesir menyerang Israel yang saat itu tengah merayakan Yom Kippur Hari Perdamaian. 65 Mesir di bawah Presiden Sadat telah berusaha untuk dapat merebut kembali Semenanjung Sinai dengan kekuatan Militer. Untuk dapat melakukannya, Militer Mesir harus dapat menyeberangkan personil dan kendaraan lapis baja menyeberangi Terusan Suez dengan cepat sebelum Militer Israel dapat memberikan respon yang berarti. Tugas ini tidaklah ringan karena terdapat hambatan utama yaitu garis pertahanan Bar- Lev. Dalam peperang ini Israel mengalami kekalahan yang cukup berarti hingga berefek kepada beberapa kebijakan yang menyulitkan pihak Eropa. Negara-negara Liga Arab melakukan embargo minyak hingga mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi. Bagi negara-negara pengekspor minyak saat itu, termasuk Indonesia, kebijakan ini melahirkan apa yang disebut Bom Minyak Oil Boom. Untuk menyelesaikan masalah ini maka diadakan konferensi di Jenewa pada bulan Desember 1973, namun tidak menghasilkan apa-apa. 66 Pada waktu itu serangan terhadap Israel tidak hanya dari Selatan, yakni 64 Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h.170 65 Yom Kippur adalah satu-satunya hari puasa wajib bagi orang-orang yahudi yang dirayakan sekitar bulan September atau Oktober. Tujuan perayaan ini adalah untuk menghapus dosa-dosa Israel. Pada hari itu diadakan upacara yang meriah di kenisah. Jadi Yom kippur adalah hari suci bagi orang-orang yahudi. 66 Tiar Anwar Bahtiar, Hamas Kenapa Dibenci Israel, Jakarta: Hikmah. 2009, h.90 39 dari Mesir, tetapi juga dari Utara yaitu Suriah. Pasukan Israel tak berdaya menghadapi serangan dadakan Mesir di Sinai. Sementara di wilayah Dataran Tinggi Golan, pasukan Suriah juga melakukan serangan dadakan yang membuat tentara Israel tidak berdaya. Perang pun segera meluas, tidak hanya didarat, tetapi juga di udara. Dalam benak Anwar Sadat berkecamuk pikiran untuk mencoba mengakhiri rentetan peperangan yang ia yakini tidak akan dimenangkan oleh Arab, tetapi masih ada perspektif yang lebih luas yakni negosiasi-negosiasi langsung yang disponsori oleh Amerika. Ketika perdamaian tercapai dengan Israel, maka Mesir dapat saja menjadi sekutu yang lebih penting bagi Amerika dengan segala konsikuensi yang mungkin mengikutinya berupa dukungan ekonomi maupun sikap Amerika yang lebih menguntungkan terhadap klaim-klaim atas Arab Palestina. Sedangkan dalam pandangan pemerintah Israel pada waktu itu tujuannya berbeda, yaitu membuat perdamaian dengan Mesir yang merupakan musuh bebuyutan, meskipun dengan taruhan mereka harus mundur dari Sinai, sehingga mereka bisa mengonsentrasikan kekuatan untuk mendapatkan tujuan politik mereka yang lebih esensial, yakni menempatkan penduduk Yahudi di wilayah taklukan yaitu di Tepi Barat dan secara perlahan menguasai daerah tersebut, dan bisa berhubungan secara efektif dengan oposisi mana saja yang datang dari Suriah dan PLO. Maka, dalam pembahasan-pembahasan yang diikuti oleh Sadat selama perjalanannya, masalah utamanya adalah keterkaitan yang akan dibuat antara perdamaian Mesir-Israel dan status Tepi Barat. 40 Kemenangan Presiden Sadat pada perang 1973 antara lain yaitu berhasilnya menyebrangi Terusan Suez dan menghancurkan benteng pertahanan Israel Ar Lev Line di tepi timur. Dan secara bersamaan, tentara Suriah juga berhasil menekan pasukan Israel melalui Dataran Tinggi Golan. Namun demikian, Mesir tidak dapat mempertahankan kemenangan awalnya karena pada 20 Oktober 1973 pasukan Israel berhasil mengepung pasukan tentara Mesir di Tepi Barat Terusan. Peperangan yang menewaskan 2500 orang tentara Israel dan 9000 orang tentara Mesir ini akhirnya dapat diakhiri setelah kedua negara atas sponsor PBB pada tanggal 22 November 1973 menyetujui untuk melakukan gencatan senjata. Pada peperangan ini, Mesir merasa puas dengan keberhasilannya setelah kecewa dengan kekalahanya oleh Israel pada tahun 1967. Untuk pertama kalinya Negara Arab bersatu dalam bertindak sehingga kedua negara super power tidak berfungsi, Eropa Barat bingung, Israel tertekan dan senjata minyak Arab sangat ampuh. 67 Walaupun tidak memberikan kemenangan mutlak bagi Mesir, namun dengan berakhirnya perang ini, Mesir berhasil menarik perhatian dunia internasional dan AS tentang kebuntuan perdamaian Arab- Israel yang telah berlangsung lama. Di samping itu, Mesir berhasil pula menghancurkan kondisi No War No Peace dengan Israel. 68 Pada tahun 1977, Anwar Sadat mengadakan kunjungan ke Jerusalem atas undangan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin yang merupakan awal 67 Mohammed Heikal, Anwar Sadat: Kemarau Kemarahan, Terj, Arwah Setiawan, Jakarta: Temprin, 1986, h. 45 68 Hermawati, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005, h. 172 41 perundingan perdamaian antara Israel dan Mesir. Pada tahun 1978, terciptalah Perjanjian Damai Camp David, yang mana Anwar Sadat dan Menachem Begin menerima hadiah nobel Perdamaian. Bagaimana pun tindakan ini ditentang hebat oleh dunia Arab. Banyak yang percaya bahwa hanya dengan ancaman militer dapat memaksa Israel berunding mengenai Palestina, dan perjanjian damai Camp David menepikan Mesir yang dianggap kekuatan militer di dunia Arab yang signifikan disamping Syria dan Irak pada saat itu. 69 Pada tahun 1978 Kesepakatan damai telah dicapai oleh Mesir dan Israel melalui mediasi negara Amerika Serikat. Menurut kesepakatan tersebut, harus ada perdamaian resmi antara Mesir dan Israel dan juga beberapa bentuk otonomi yang ditetapkan kemudian bagi Tepi Barat dan Gaza, terhitung setelah lima tahun pembahasan mengenai status pastinya. Namun, tidak ditemukan keterkaitan resmi antara kedua masalah tersebut. Dalam perundingan tentang otonomi, maka segera terlihat bahwa gagasan-gagasan Mesir maupun Amerika dan Israel menolak untuk menghentikan kebijakannya pada pemukiman Yahudi diwilayah-wilayah taklukan. 70 69 Ahmad Munif, 50 Tokoh Legendaris Dunia, h.14 70 Albert Hoouranni, Sejarah Bangsa Bangsa Muslim, Terj, Irfan Abu Bakar, Bandung: Mizan, 2004, h.773 42 Peta Mesir. 71 Dunia kemudian dikejutkan oleh keputusan Anwar Sadat pada tahun 1977. Pada tanggal 20 November 1977, Anwar Sadat mengunjungi Jerussalem. Perjalanan yang menghubungkan Tel Aviv dengan Jerussalem tersebut diselesaikan menjelang kunjungan Presiden Mesir Anwar Sadat ke Israel. Presiden Anwar Sadat menjadi pemimpin Arab pertama yang mengunjungi Israel. Menteri pertahanan Israel yaitu Ezer Weizmann, menulis bahwa pada abad 20 ada dua perjalanan yang terkenal: perjalanan manusia pertama ke bulan dan perjalanan Presiden Anwar Sadat ke Jerussalem. Yang satu merupakan perjalanan paling berani dan paling panjang, sedangkan Anwar Sadat merupakan perjalanan Perdamaian. 72 71 http:id.wikipedia.orgwikiMesir 72 Trias Kuncahyono, Jerusalem: Kesucian Konflik dan Pengadilan Akhir, Jakarta: Kompas. 2009, h. 110 43 Pada tahun 1978 Presiden Mohammad Anwar Sadat pernah mengatakan: “Saya ulangi apa yang saya katakan di depan Knesset lebih dari setahun lalu setiap kehidupan yang hilang dalam sebuah peperangan adalah kehidupan seseorang manusia, terlepas apakah itu kehidupan seorang Arab atau Israel. Istri yang menjadi janda adalah seorang manusia yang berhak hidup dalam sebuah keluarga yang bahagia, Arab atau Israel. Anak-anak yang tidak berdosa yang kehilangan perhatian dan pengasuhan orangtua, semua itu anak-anak kita terlepas apakah hidup ditanah Arab atau Israel dan kita harus memperlihatkan tanggung jawab yang sangat besar untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka dimasa sekarang ini dan kecerahan dimasa datang………….” 73 Perjanjian ini mengundang kontroversi. Negara-negara Arab terutama orang Palestina, mengutuknya dan menganggap perjanjian ini sebagai pengkhianatan. Yasser Arafat menyatakan Biarkan mereka menandatangani apa yang mereka suka. Kedamaian palsu tidak akan berlangsung. Di sisi lain, perjanjian ini membuat Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin mendapat hadiah nobel Perdamaian hingga Anwar Sadat menjadi tidak populer di negara-negara Arab dan negaranya sendiri karena keputusannya itu. 74 Sebelum penandatanganan perjanjian itu, Mesir dan Syria menjadi kekuatan penyeimbang yang sangat diperhitungkan Israel dan AS. Tetapi dengan sangat taktis Israel dan AS merangkul Mesir, dengan mengembalikan Semenanjung Sinai kepadanya. Tapi, Israel menolak mengembalikan dataran tinggi Golan kepada Syria. 75 Perjalanan Anwar sadat adalah perjalalanan Perdamaian. Hari kedua perjalanan kunjungannnya ke Jerussalem, 20 November 1977, bertepatan dengan hari raya Idhul Adha. Pertama-tama Sadat mengunjungi 73 Trias Kuncahyono, Jerusalem: Kesucian Konflik dan Pengadilan Akhir, h. 286 74 http:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_Damai_Israel-Mesir 75 http:bataviase.co.idnode320851 44 Temple Mount Bukit Kuil, tempat pengurbanan Abraham, dan Kemudian Shalat di Mesjid Al-Aqsha. Ia kemudian mengunjungi tempat-tempat suci Kristen dan Yahudi yaitu Gereja Makam Kudus dan Yad Vashem, tempat peringatan Holakous. Bahkan, Sadat pada sore harinya berpidato di depan para anggota Knesset para Parlemen Israel di Jerussalem. Kunjungan itu dilakukan semata-mata untuk mengusahakan perdamaian. Pada kesempatan itu, Anwar Sadat mengemukakan pandangannya mengenai perdamaian, mengenai status wilayah pendudukan wilayah-wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967, yakni Gurun Sinai, Tepi Barat, Gaza dan sebagian Jerussalem dan masalah penggungsi Palestina. Kunjungan Anwar Sadat ini sungguh Merupakan sebuah kejuataan bagi siapa saja. Di awal pidatonya ia mengatakan: “Saya datang dihadapan anda semua pada hari ini dengan niat teguh untuk menciptakan sebuah kehidupan baru dan perdamaian. Kita semua mencintai tanah ini dengan niat teguh untuk menciptakan sebuah kehidupan baru dan perdamaian. Kita semua mencintai tanah ini, Tanah Tuhan kita semua, Umat Muslim, Kristen dan Yahudi semua menyembah tuhan….” 76 76 Trias Kuncahyono, Jalur Gaza: Tanah Terjanji, Intifada, dan Pembersihan Etnis, Jakarta: Kompas. 2009, h. 28 45 Presiden Jimmy Carter berjabat tangan dengan Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin pada penandatanganan Perjanjian Perdamaian Israel-Mesir 77 Kunjungan Anwar Sadat ke Jerussalem itulah yang antara lain, mendorong ditandatanganinya perjanjian Camp David, 17 September 1978. Naskah perjanjian itu ditandatangani oleh Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Manachaem Begin, disaksikan oleh Presiden AS Jimmy Carter. Ada dua naskah yang ditandatangani di Camp David, AS, yakni A Framework for Peace in the Middle East dan A Framework for the Conclusion of a peace Treaty between Egypt and Israel . Naskah kedua itulah yang menjadi dasar dicapainya perjanjian perdamaian antara Mesir-Israel ditandatangani pada bulan Maret 1979. Sebagai bagian dari perjanjian itu, Israel menarik mundur pasukannya dari Gurun Sinai secara bertahap dan menyerahkan seluruh wilayah yang direbut dalam perang tahun 1967 itu kepada Mesir pada tanggal 25 April 1982. 78 Israel akan menarik mundur tentara mereka serta mengevakuasi pemukiman-pemukiman secara 77 http:en.wikipedia.orgwikiAnwar_Sadat 78 Trias Kuncahyono, Jerusalem: Kesucian Konflik dan Pengadilan Akhir, h. 113 46 bertahap dan akan diizinkan secara bebas untuk melewati Selat Tiran dan Teruzan Suez. 79 Perundingan yang berlangsung selama 12 hari antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin ini dinamai Camp David, karena pertemuan antar pemimpin Mesir dan Zionis Israel dilakukan di tempat peristirahatan para presiden AS, Camp David di Frederick County, Maryland. Perjanjian ini kemudian melahirkan perjanjian damai Israel-Mesir pada tahun 1978. 80 Pada tanggal 2 Desember 1979 Liga Arab mengadakan pertemuan untuk membekukan hubungan diplomatik dengan Mesir. Liga Arab sangat kecewa pada keputusan damai yang dilakukan oleh Presiden Mesir. 81 Kemudian ia menyerukan perundingan perdamaian dengan semua saudara Arab yang diadakan di Kairo pada bulan Desember di Mena House, tetapi PLO, Syiria, Irak, Yaman Selatan, Aljazair dan Libya menolak untuk hadir. Marah oleh penolakan tersebut Anwar Sadat memberi respon dengan memerintahkan agar tiga ratus diplomat mereka meninggalkan Mesir. Namun hanya satu saja Negara yang mendukung Anwar Sadat yaitu Syah Iran, ia mendukung atas inisiatif perdamaian Sadat bukan saja di hadapan dunia, tetapi terutama untuk negara-negara Arab. 82 79 Karen Amstrong, Perang Suci: dari Perang Salib Hingga Perang Teluk, Jakarta: Serambi, 2004, h. 557 80 mainsource:http:konspirasi.comperistiwamiliter-mesir-picu-emosi-rakyat-patuhi- perjanjian-camp-david 81 Jehan Sadat, Otobiografi Istri Presiden Mesir: Jehan Sadat Kisah Seorang Perempuan Mesir, Bagian ke- II, h. 129 82 Jehan Sadat, Otobiografi Istri Presiden Mesir: Jehan Sadat Kisah Seorang Perempuan Mesir , h.131 47

B. Dampak Dari Perdamaian Mesir Israel