Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pentingnya kesetaraan gender dalam setiap pembangunan, berarti menempatkan prioritas pembangunan negara menjadi titik sentral. Pembangunan di sini, bukan berarti hanya pembangunan ekonomi tetapi juga pembangunan pendidikan, politik, budaya, yang semuanya ini dituntut untuk direformasi sehingga akan menciptakan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan. “Pada prinsipnya gender bisa berbeda dan dipengaruhi oleh waktu dan tempat, sehingga gender tidak bisa berlaku universal.” 72 Akan tetapi apabila melihat pada era reformasi ini membuat sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi kenyataan. Hal ini terjadi juga pada pendidikan. Secara perlahan-lahan manusia mengalami inovasi yang dipengaruhi oleh waktu dan tempat, sebagaimana yang digambarkan di atas. Hal ini menuntut adanya persamaan hak untuk mendapatkan dan memperoleh proses pembelajaran pendidikan, serta proses pengelolaan manajemen pendidikan yang menyangkut tentang gender 72 Ace Suryadi, Kesetaraan Gender Dalam Bidang Pendidikan, Bandung, PT GENESINDO, 2004, Cet. ke-1. h, 34 antara laki-laki dan perempuan. Masalah ini yang selalu menjadi pembahasan dalam dunia pendidikan, sehingga terjadinya kesenjangan gender. Data dari penelitian ini adalah sekolah menengah di Kec. Kresek Balaraja, yang terdiri dari 12 sekolah dengan rincian sebagai berikut: SMK sebanyak 3 sekolah, STM sebanyak 2 sekolah, SMA sebanyak 3 sekolah, MA sebanyak 4 sekolah. Dalam penelitian ini menggunakan angket dengan responden berasal dari siswa-siswi sekolah menengah Kec. Kresek Balaraja dan guru. Untuk siswa Sekolah Menengah Kec. Kresek Balaraja diambil 5 dari sampel yang diambil yaitu sebanyak 360 responden. Angket tersebut diberikan kepada setiap sekolah sebanyak 30 responden, dengan jumlah 360 responden dan 12 sekolah. Dengan rincian kelas I sebanyak 10 orang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, kelas II sebanyak 10 orang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan, kelas III sebanyak 10 orang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Sedangkan untuk guru diambil 10 dengan jumlah responden 48 orang yang terdiri dari 24 guru laki-laki dan 24 guru perempuan. Latar belakang respon guru berasal dari S2 keguruan, S2 non keguruan, S1 keguruan, S1 non keguruan, sarjana muda, dan pesantren. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dari tiap-tiap sekolah menengah, dan dengan bagian tata usaha. Akan tetapi dengan adanya kesibukan- kesibukan yang menyangkut tentang pendidikan, sehingga kepala sekolah tidak ada di tempat maka diwakilkan oleh wakil kepala sekolah bagian kurikulum dengan rincian sebagai berikut; kepala sekolah SMK PGRI I, kepala sekolah SMK MANDIRI, kepala sekolah SMK AL-HIKMAH, kepala sekolah STM KORPRI 02, wakil kepala sekolah bagian kurikulum STM YUPPENTEK 3, kepala sekolah SMA PGRI, kepala sekolah SMA MANDIRI, wakil kepala sekolah bagian kurikulum SMA AL-FALAH, kepala sekolah MAN, kepala sekolah MA EL-SYARIEF, kepala sekolah MA AL- KHAERIYAH, kepala sekolah MANBA’UL HIKMAH. Hasil wawancara terdapat pada lampiran-lampiran. Hasil dari angket atau sekor mentah yang berkaitan dengan proses pembelajaran pendidikan, dan proses pengelolaan manajemen pendidikan terdapat pada lampiran-lampiran.

B. Pembelajaran Berspektif Gender 1. Proses pembelajaran