Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perkawinan di Bawah Umur

67 2. Faktor ekonomi. Faktor ekonomi merupakan salah satu alasan terjadinya perkawinan di bawah umur. Hasil wawancara dengan pelaku perkawinan di bawah umur didapatkan bahwa salah satu hal yang mendorong dilakukannya perkawinan di bawah umur adalah atas permintaan orang tua karena tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah, selain itu ekonomi keluarga pun kurang mampu. 4 Berdasarkan wawancara tersebut, didapat bahwa status sosial ekonomi berperan terhadap dilakukannya perkawinan di bawah umur. Salah satu indikator status sosial ekonomi adalah kesempatan memperoleh pendidikan. Hal ini terlihat dari para pelaku perkawinan di bawah umur yang telah diwawancarai, dimana pendidikan formal yang rendah, daerah pedesaan sebagai tempat tinggal dan penghasilan orang tua yang rendah mendorong untuk dilakukannya perkawinan di bawah umur. 3. Faktor adanya sistem perjodohan oleh orang tua. Dalam kehidupan masyarakat banyak sekali problema-problema hidup yang harus dihadapi oleh anggota masyarakat. Adakalanya masyarakat itu mampu mengatasi setiap persoalannya, tetapi ada juga masyarakat yang mengalami kesulitan dalam menghadapi persoalan hidupnya. Bagi masyarakat yang mampu mengatasi problema hidupnya, ia akan merasa tentram dan damai 4 Weti warga Desa Ciwalat, Wawancara pribadi, di Kp. Ciselut pada tanggal 15 Mei 2011 68 tetapi sebaliknya bagi mereka yang tidak mampu mengatasi problema hidupnya ia selalu merasa kesusahan. Diantara sekian banyak problema kehidupan yang menyelimuti masyarakat khususnya para orang tua, adalah timbulnya rasa malu jika diantara anaknya atau keluarganya belum menikah. Oleh karena itu, jika ada yang melamar anaknya, maka lamaran tersebut cenderung akan diterima meskipun anaknya masih di bawah umur atau belum cukup umur untuk melangsungkan pernikahan. 5 Pemikiran tersebut sudah meresap ke dalam jiwa para orang tua, sehingga mereka berkeinginan agar anak-anaknya cepat berumah tangga, terlebih lagi perkawinan di bawah umur tersebut bukan merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama.

B. Upaya Penghulu Desa Ciwalat dalam Mengurangi Pelaku Perkawinan di

Bawah Umur Dalam mengatasi perkawinan di bawah umur yang terjadi di Desa Ciwalat Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi, Penghulu desa tersebut bekerja sama dengan aparat desa yang mempunyai peran penting terutama dalam masalah perkawinan, untuk melakukan upaya-upaya dalam mengurangi pelaku perkawinan di bawah umur. Adapun upaya-upaya tersebut, adalah sebagai berikut: 5 I. Mansur Penghulu Desa Ciwalat, Wawancara pribadi, di Kp. Ciselut pada tanggal 14 Mei 2011 69 1. Mengadakan penyuluhan tentang perkawinan kepada remaja. Dalam upaya ini, penghulu dan pejabat desa harus selalu aktif dalam mengadakan acara-acara rutin pengajian remaja, kunjungan ke sekolah-sekolah, pada kesempatan itu pula diadakan penyuluhan tentang perkawinan, yang pada pembahasannya dianjurkan kepada peserta pengajian apabila hendak melangsungkan perkawinan, hendaklah selalu memperhatikan tentang kelanggengan hidup berumah tangga, jangan sampai melakukan perkawinan dalam usia yang belum matang untuk kawin, karena dampak dari perkawinan yang belum matang jiwa raganya akan berakibat buruk kepada kondisi rumah tangganya. 6 Meskipun upaya ini tidak dilakukan secara rutin hanya satu bulan sekali, akan tetapi besar harapan masyarakat sedikit demi sedikit akan mengerti tentang perkawinan dan akibat perkawinan di bawah umur. 2. Dalam setiap kesempatan selalu disampaikan nasehat-nasehat keagamaan. Nasehat-nasehat keagamaan ini biasanya disampaikan pada acara-acara tertentu seperti: Walimatul ‟Arsy dan Acara pengajian bapak-bapak atau ibu-ibu. Dalam memberikan nasehat keagamaan selalu diperingatkan agar tidak melakukan perkawinan di bawah umur, karena akan mengakibatkan kurang adanya rasa tanggung jawab yang penuh terhadap hak dan kewajiban dari pasangan suami istri tersebut. Hal ini akan menimbulkan ketidak harmonisan 6 I. Mansur Penghulu Desa Ciwalat, Wawancara pribadi, di Kp. Ciselut pada tanggal 14 Mei 2011 70 dalam rumah tangga, yang pada akhirnya tujuan membina rumah tangga yang kekal dan bahagia itu tidak tercapai. 7 Apabila hal ini terjadi pada suatu rumah tangga, maka perhatian orang tua terhadap anak-anaknya baik dari segi pemeliharaan maupun masalah pendidikannya akan menurun, yang akhirnya akan muncul anak-anak generasi- generasi yang kurang mendapat perhatian dan pendidikan. 3. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 tahun 1974. Dalam upaya ini, selalu diberikan arahan dan bimbingan kepada masyarakat Desa Ciwalat agar selalu patuh dan tunduk kepada aturan-aturan, baik yang terdapat dalam agama maupun Undang-Undang Perkawinan, jika hendak melangsungkan perkawinan. Karena dalam agama dan Undang-Undang Perkawinan, semua aturan tentang perkawinan sudah termuat di dalamnya. Dengan adanya penyuluhan ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat, akan tetapi berlaku juga bagi pejabat yang berwenang untuk menikahkan kedua calon mempelai untuk selalu memberikan nasehat-nasehat perkawinan, yang mencakup usia perkawinan, larangan-larangan perkawinan serta adanya akibat hukum, apabila perkawinan itu sah dan dilaksanakan berdasarkan Undang- Undang Perkawinan yang berlaku. 8 7 I. Mansur Penghulu Desa Ciwalat, Wawancara pribadi, di Kp. Ciselut pada tanggal 14 Mei 2011 8 Ade Nuryaman Sekdes Desa Ciwalat, Wawancara Pribadi, di Balai Desa Ciwalat pada tanggal 14 Mei 2011