diperlukan. Jika masyarakat merasa puas akan pelayanan aparat pajak, diharapkan Wajib Pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
baik, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan penerimaan pajak. Pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak dapat berupa pelayanan dalam
pengisian Surat Pemberitahuan. Aparat pajak juga dapat dapat menyampaikan informasi kepada Wajib Pajak dengan bersikap ramah dan
sopan. Pemeriksaan merupakan hal yang harus dilakukan oleh aparat pajak.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pajak dimaksudkan agar Wajib Pajak dapat melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Indra Kusumawati, 2005: 115. Dengan adanya pemeriksaan yang merupakan tindakan
pengawasan aparat pajak kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat dapat memberikan pengaruh yang posifif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penyampaian Surat
Pemberitahuan yang dilakukan Wajib Pajak timbul dikarenakan tanpa adanya paksaan melainkan didorong oleh pengetahuan yang dimiliki akan
pentingnya pajak untuk membiayai pembangunan.
3. Uji t Parsial
Pengujian regresi secara parsial uji t berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat
dengan membandingkan nilai probabilitas p-value dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0.05. jika p-
value lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial uji t dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel. 4.16. Hasil Uji t Statistik
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant 10.569
2.428 4.354
.000 pengetahuan pajak
.143 .068
.184 2.098 .039
kualitas pelayanan pajak .192
.082 .280 2.353
.021 pemeriksaan pajak
.140 .065
.180 2.090 .037
kesadaran wajib pajak .480
.084 .518 5.712
.000 a. Dependent Variable: kepatuhan
wajib pajak
Sumber: Data primer yang diolah
a. Pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien pengetahuan perpajakan adalah 2.098, sedangkan t
tabel
bisa dihitung pada tabel t- test, dengan
α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t
tabel
, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 78didapat dari
rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 80-2 = 78. Didapat t
tabel
adalah 1.99.
Variabel pengetahuan perpajakan memiliki nilai p-value 0.039 0.039 0.05. sedangkan t
hitung
t
tabel
2.098 1.99 maka hipotesis alternatif Ha diterima dan hipotesis nol H
ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh variabel independen pengetahuan perpajakan
X
1
terhadap variabel dependen kepatuhan Wajib Pajak Y. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Dominicus Doli S.L dan M.Khoiru Rusydi 2008 yang menunjukkan bahwa pengetahuan pajak mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan dan penelitian lain yang mendukung variabel ini yaitu dilakukan oleh
Supriyati dan Nur Hidayati 2008 yang hasilnya juga menunjukkan adanya pengaruh yang positif pengetahuan pajak terhadap kepatuhan
Wajib Pajak. Dengan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh Wajib Pajak, maka akan memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dari segi
hal mulai dari saat mendaftarkan diri, mengisi SPT Surat Pemberitahuan dengan jujur, baik dan benar sampai dengan melunasi
pajak terutang tepat pada waktunya. Pengetahuan yang dimiliki oleh Wajib Pajak timbul karena adanya sumber informasi perpajakan yang
diterima oleh setiap Wajib Pajak, sebagian besar Wajib Pajak dapat memperoleh pengetahuan pajak yang diterima dari aparat pajak, atau
dapat juga diperoleh informasi tersebut dari radio, majalah pajak, surat kabar, seminar pajak. Direktorat Jenderal Pajak telah menunjukkan
upaya-upaya seperti melakukan sosialisasi baik langsung maupun
tidak langsung. Dengan adanya langkah ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan Wajib Pajak.
b. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien kualitas pelayanan pajak adalah 2.353, sedangkan t
tabel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan
α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t
tabel
, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 78 didapat dari
rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 80-2 = 78. Didapat t
tabel
adalah 1.99. Variabel kualitas pelayanan pajak memiliki nilai p-value 0
.
021 0.021 0.05. sedangkan t
hitung
t
tabel
2.353 1.99 maka hipotesis alternatif Ha diterima dan hipotesis nol H
ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh variabel independen kualitas pelayanan X
2
terhadap variabel dependen kepatuhan Wajib Pajak Y. Arah positif menunjukkan semakin besar kualitas pelayanan yang diberikan oleh
aparat pajak maka akan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Sebaliknya semakin kecil kualitas pelayanan yang diberikan oleh
aparat pajak maka akan menurunnya kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sumadi
2005 yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan Wajib Pajak. Jadi, kualitas pelayanan yang
diberikan oleh aparat pajak kepada Wajib Pajak diharapkan
menciptakan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
c. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien pemeriksaan pajak adalah 2
.
090, sedangkan t
tabel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan
α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t
tabel
, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 78 didapat dari rumus n-
2, dimana n adalah jumlah data, 80-2 = 78. Didapat t
tabel
adalah 1.99. Variabel pemeriksaan pajak memiliki nilai p-value 0
.
037 0.037 0.05. sedangkan t
hitung
t
tabel
2.090 1.99 maka hipotesis alternatif Ha diterima dan hipotesis nol H
ditolak, berarti secara parsial ada terdapat pengaruh variabel independen pemeriksaan pajak
X
3
terhadap variabel dependen kepatuhan Wajib Pajak Y. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lili
Fadilah 2008 yang menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak
dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak yang dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan pajak dilakukan terhadap Surat Pemberitahuan SPT
Wajib Pajak bertujuan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak, kecuali ditemukan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan akan dilanjutkan
dengan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. Pemeriksaan pajak juga merupakan instrumen untuk menentukan kepatuhan Wajib
Pajak baik secara formal maupun material yang tujuannya adalah menguji kepatuhan dan meningkatkan tingkat kepatuhan Gunadi,
2005: 18. d.
Pengaruh kesadaran terhadap kepatuhan Wajib Pajak Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien kesadaran pajak adalah 5.712, sedangkan t
tabel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α
= 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t
tabel
, nilai α dibagi 2 menjadi 0.025 dan df = 78 didapat dari rumus n-2, dimana
n adalah jumlah data, 80-2 = 78. Didapat t
tabel
adalah 1.99.] Variabel kesadaran memiliki nilai p-value 0
.
000 0.000 0.05. sedangkan t
hitung
t
tabel
5.712 1.99 maka hipotesis alternatif Ha diterima dan hipotesis nol H
ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh variabel independen kesadaran X
4
terhadap variabel dependen kepatuhan Wajib Pajak Y. Hal ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Trunojoyo 2008 yang menunjukkan bahwa variabel kesadaran mempunyai pengaruh yang
positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan. Berdasarkan penelitian kesadaran yang dimiliki oleh
masyarakat dapat memberikan pengaruh yang posifif terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. Dengan kesadaran perpajakan yang tinggi akan mendorong kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan
kewajibannya. Semakin tinggi tingkat kepatuhan Wajib Pajak, semakin tinggi pula keberhasilan penerimaan pajak Suhardito dan
Sudibyo, 1999: 3. Bahwa dapat diketahui penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan Wajib Pajak timbul dikarenakan tanpa
adanya paksaan melainkan didorong oleh pengetahuan yang dimiliki akan pentingnya pajak untuk membiayai pembangunan.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian mengenai pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan, Kesadaran
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT. Responden pada penelitian ini berjumlah 80 orang Wajib Pajak,
kemudian telah dianalisa dengan menggunakan Regresi Linier Berganda terlebih dahulu, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT. Hasil dari penelitian ini
menjelaskan semakin besar pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran maka akan semakin besar kepatuhan Wajib
Pajak yang akan meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara yang dapat memberikan
kesejahteraan rakyat. 2.
Variabel kesadaran Wajib Pajak merupakan variabel independen yang paling dominan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan SPT.