19
3.5 Kriteria Sampel
Kriteria Inklusi: Pasien DM
Kriteria Eksklusi: Pasien DM tanpa data urinalisis dan laboratorium kimia darah
3.6 Cara Kerja
3.7 Manajemen Data 3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data penelitian menggunakan SPSS 16.0 yaitu melakukan pemeriksaan seluruh data yang terkumpul editing, memberi angka-angka
atau kode-kode tertentu yang telah disepakati terhadap data primer yang diambil dari pasien sesuai coding, memasukkan data sesuai dengan angka
atau kode yang telah ditentukan menjadi suatu data dasar entry, mengurutkan, serta menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan
diinterpretasi cleaning.
3.7.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah mendapatkan data dasar dari proses pengolahan data lalu dilakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan
uji Chi-Square dan Mann-Whitney dengan SPSS 16.0. Persiapan
Penelitian Pemilihan
Sampel Pengambilan
Data
Analisis Data Kesimpulan
20
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder pada pasien DM yang di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan sejak bulan April hingga
Juli 2013. Data pasien yang digunakan ialah pasien DM yang berobat di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari hingga Juni 2013.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling hingga didapatkan data dari 42 pasien.
4.1 Karakeristik Pasien DM pada Penelitian ini
Tabel 4.1 Distribusi variabel kategorik pasien DM
Variabel n=42
Presentase Jenis Kelamin
Laki-Laki 15
35,7 Perempuan
27 64,3
Usia
20-44 8
19,05 45-64
29 69,05
64 5
11,9
Tipe DM
DM tipe 1 4
9,5 DM tipe 2
38 90,5
Status Glukosuria
Glukosuria + 33
78,6 Glukosuria -
9 21,4
Status Proteinuria
Proteinuria + 28
66,7 Proteinuria -
14 33,3
Ditinjau dari jenis kelamin secara epidemiologi prevalensi perempuan lebih banyak mengalami DM dibandingkan dengan laki-laki. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Mihardja pada penduduk kota di Indonesia didapatkan prevalensi DM pada perempuan sebesar 6,4 sedangkan pada laki-laki sebesar 4,9.
11
Pada
21
penelitian lain didapatkan bahwa secara global prevalensi laki-laki dan perempuan yang menderita DM tidak terlalu berbeda. Namun pada usia 60 tahun prevalensi
DM sedikit lebih tinggi pada laki-laki dan pada usia 60 tahun sedikit lebih tinggi perempuan.
25
Pada penelitian ini pasien DM perempuan didapatkan lebih banyak dari laki-laki.
Pasien DM yang diteliti sebagian besar berusia antara 45-64 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Wild yang menyatakan bahwa pada negara berkembang
mayoritas penderita DM berada pada usia 45-64 tahun. Lain halnya dengan negara maju mayoritas penderita DM berada pada usia 64 tahun.
25
Untuk tipe DM, prevalensi antara kedua tipe mengalami peningkatan secara global. DM tipe 2 mengalami peningkatan yang lebih cepat diduga karena naiknya
kejadian obesitas, turunnya aktivitas fisik seiring dengan pertumbuhan industri di suatu negara, dan populasi yang usianya bertambah tua. DM tipe 1 memiliki
angka kejadian tertinggi di Skandinavia yaitu sebesar 57,4 per 100.000 penduduk.
13
Pasien DM pada penelitian ini didominasi oleh DM tipe 2 yang jumlahnya sembilan kali lipat dari DM tipe 1.
Glukosuria dalam keadaan normal tidak terjadi. Glukosa dalam kondisi normal disaring oleh glomerulus dan direabsorbsi di tubulus proksimal.
Glukosuria terjadi apabila glukosa yang difiltrasi melebihi kemampuan tubulus untuk mereabsorbsinya 180-200 mgdl. DM merupakan salah satu etiologi dari
munculnya glukosuria.
21
Sehingga pada penilitian ini didapatkan temuan glukosuria pada pasien DM sebesar 78,6.
Proteinuria terjadi pada 15-40 pasien DM tipe 1 dengan puncak insiden durasi DM 15-20 tahun. Pada DM tipe 2 proteinuria terjadi sekitar 5-20. Pada
penelitian ini didapatkan angka yang lebih tinggi.
26
Hal ini disebabkan pada penelitian sebelumnya sampel yang digunakan lebih besar, sementara pada
penilitian ini sampel yang digunakan berjumlah 42. GDS yang didapat pada pasien DM yang diteliti memiliki nilai median
358,5 mgdl dengan nilai minimal 201 mgdl dan nilai maksimal 795 mgdl. Hal