22
ini menunjukkan pasien DM yang diteliti memiliki nilai GDS yang tinggi. Pada penelitian Baloch dkk didapatkan GDS untuk pasien DM tipe 2 sebesar 232.85 ±
5.87 mgdl dan DM tipe 1 sebesar 288.99 ± 7.87 mgdl.
17
Adanya perbedaan hasil dengan penelitian ini ialah karena lokasi penelitian yang berbeda.
4.2 Prevalensi Temuan Leukosituria pada Pasien DM
Hasil pengumpulan data penelitian ini menunjukkan ada 19 temuan leukosituria dari 42 pasien DM. Maka prevalensi temuan leukosituria pada DM
adalah:
Penelitian pada perempuan DM usia 57±13 tahun yang dilakukan oleh Lerman mendapatkan prevalensi leukosituria sebesar 46,5. Pasien dengan ISK
memiliki kecenderungan 7,5 kali ditemukan leukosituria dibandingkan tanpa ISK.
27
Nakano dkk mendapatkan bahwa kejadian leukosituria asimtomatik pada wanita DM sebesar 27,9 sedangkan non DM sebesar 15,8. Ini menunjukkan
bahwa pada pasien DM memiliki kecenderungan untuk ditemukan leukosit 5lpb pada urinalisis.
24
Pada penelitian yang dilakukan oleh Khamees di Libya pada anak usia 3-12 tahun didapatkan prevalensi leukosituria total sebanyak 59,8, dengan jumlah
bakteriuria positif sebanyak 50,78 dan negatif sebanyak 9,02.
28
4.3 Hubungan Jenis Kelamin, Usia, Tipe DM, Glukosuria, Proteinuria dan GDS dengan Temuan Leukosituria
Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, usia, tipe DM, glukosuria, proteinuria dan GDS dengan temuan
leukosituria yang dibuktikan dengan nilai p untuk semua variabel 0,05. Prevalensi
=
Σ e a e
i ia
Σ a ie DM
x konstanta =
19 4
x 100 = 45,2
23
Penelitian sebelumnya tidak ada yang menghubungkan temuan leukosituria dengan berbagai variabel seperti pada penelitian ini terlebih hanya pada pasien
DM. Namun penelitian sebelumnya lebih bertujuan untuk melihat apakah temuan leukosituria bermakna atau tidak dengan ISK dan juga mengamati seberapa besar
sensitivitas, spesivisitas, positive predictive value, maupun negative predictive value dari temuan leukosituria terhadap ISK maupun bakteriuria.
Pada penelitian Al-Dulaimi dkk didapatkan tiga variabel yang bermakna dengan bakteriuria asimtomatik, yaitu leukosituria, makroalbuminuria, dan
glukosuria.
29
Hal ini menunjukkan bahwa temuan bakteriuria dari urin yang menjadi baku emas dalam penegakan diagnosis ISK sejalan dengan temuan
leukosituria. Tabel. 4.2 Hubungan jenis kelamin dengan temuan leukosituria
Temuan Leukosituria p-value
Jenis Kelamin Positif
Negatif Laki-laki
7 36,8 8 34,8
Perempuan 12 63,2
15 65,2 0,890
Total 19 100
23 100
Pada ISK, secara prevalensi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan memiliki risiko lebih besar dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini disebabkan karena secara anatomi uretra perempuan lebih pendek yang memudahkan masuknya bakteri dari saluran pencernaan ke saluran kemih.
28
Baloch dkk mendapatkan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian ISK.
17
Pada penelitian ini didapatkan hubungan antara jenis kelamin dengan temuan leukosituria tidak bermakna diduga karena pada sampel awal
jumlah perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki sehingga mempengaruhi hubungan secara statistik.