Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya media yang digunakan oleh perusahaan di dalam menjual sahamnya kepada publik adalah pasar modal. Pasar modal menyediakan fasilitas menyalurkan dana dari pihak yang mempunyai dana investor kepada pihak yang membutuhkan dana emiten. Perkembangan pasar modal di negara Indonesia cukup pesat sejak tahun 2002. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya perusahaan go public yang terdaftar di bursa saham serta semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai terjun di dunia pasar modal. Tidak hanya peran dari perusahaan dan masyarakat saja yang mengakibatkan pasar modal di Indonesia berkembang, namun peranan pemerintah juga penting dalam membantu perkembangan pasar modal di Indonesia. Banyak informasi yang dapat diperoleh oleh investor baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi private didalam pasar modal. Informasi merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi para investor di dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan decision making ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu informasi yang ada adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Informasi ini dapat memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi-transaksi di dalam 1 Universitas Sumatera Utara pasar modal. Stock split pemecahan saham adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar saham adalah 1n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, total ekuitas perusahaan adalah tetap atau tidak mengalami perubahan, dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Oleh karena itu, stock split merupakan suatu kosmetika saham yang dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan saham agar saham terlihat lebih menarik di mata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi pemegang saham Jogiyanto, 2003 : 177. Teori utama yang mendominasi pemecahan saham atau stock split ada dua yaitu Signalling Theory dan Trading Range Theory Marwata, 2001 : 151-164. Signalling Theory menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang substansial. Jadi, jika pasar tereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depan yang bersangkutan. Trading Range Theory menyatakan bahwa stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Pihak yang mendukung split berkeyakinan bahwa harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan meningkatkan efisiensi pasar, sehingga akan menarik investor menengah dan kecil untuk melakukan investasi. Tujuan dilakukannya stock split oleh emiten adalah agar sahamnya berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga distribusi saham menjadi lebih luas dan daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil. Langkah ini Universitas Sumatera Utara dimaksudkan untuk membuat perdagangan saham suatu perusahaan menjadi lebih aktif karena harga saham tersebut mengalami penurunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham. Bila harga suatu saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaanya akan berkurang. Sebaliknya, jika pasar menilai bahwa harga suatu saham tersebut terlalu rendah maka jumlah permintaannya akan meningkat. Hal ini terjadi karena tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dalam mengantisipasi hal tersebut, banyak perusahaan go public yang melakukan stock split. Harga saham yang tidak terlalu tinggi diharapkan akan dapat meningkatkan likuiditas saham. Likuiditas saham merupakan ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam suatu periode tertentu. Jadi, semakin likuid suatu saham maka frekuensi transaksi semakin tinggi yang tercermin dari return saham, Trading Volume Activity TVA, dan varians saham. Harga saham yang tidak terlalu tinggi akan menimbulkan minat investor tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga akan menimbulkan harapan expectation dari investor untuk mendapatkan return saham yang tinggi atas saham tersebut, karena setelah Universitas Sumatera Utara pemecahan saham stock split adanya kemungkinan harga saham tersebut akan mengalami peningkatan di masa depan. Pemecahan saham stock split diharapkan dapat meningkatkan varians saham dan aktivitas volume perdagangan saham atau Trading Volume Activity TVA di dalam transaksi perdagangan saham. Varians saham merupakan salah satu indikator untuk melihat fluktuasi naik turunnya harga suatu saham. Jika varians suatu saham tinggi, maka frekuensi transaksi perdagangan saham dikatakan likuid. Aktvitas volume perdagangan atau Trading Volume Activity TVA merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat likuiditas frekuensi volume saham yang diperdagangkan. Jika Trading Volume Activity TVA meningkat, maka Volume perdagangan saham tersebut dikatakan likuid dan aktif. Penelitian yang dilakukan oleh Irfana 2008 : 52-55 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Trading Volume Activity TVA sebelum dan sesudah stock split dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return saham sebelum dan sesudah stock split. Namun demikian, Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2006 : 45-48 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Trading Volume Activity TVA dan varians saham sebelum dan sesudah stock split. Adapun pemecahan saham stock split atas return saham, Trading Volume Activity TVA dan Varians saham pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Ket : Rata-rata Return saham sebelum stock split = rata-rata dari return saham 10 hari sebelum stock split Rata-rata Return saham setelah stock split = rata-rata dari return saham 10 hari sesudah stock split Pemecahan saham atau stock split yang diwakili oleh tahun 2006 menunjukkan rata-rata return saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan tabel 1.1, menunjukkan adanya penurunan rata-rata return saham setelah stock split terhadap 5 emiten pada tahun 2006, yaitu PJAA, JRPT, TSPC, BBLD, dan APOL. Misalnya, rata-rata return saham TSPC Tempo Scan Pacific Tbk yang mengalami penurunan rata-rata return saham sebesar -82.48 dari 0.009321 sebelum stock split menjadi 0.001633 setelah stock split. Namun demikian, ada satu emiten yang mengalami peningkatan rata-rata return saham yaitu, INTA Intraco Penta Tbk sebesar +99.05 dari 0.003687 sebelum stock split menjadi 0.007339 setelah stock split. No Kode Emiten Nama Perusahaan Rata-Rata return saham sebelum stock split Rata-Rata return saham setelah stock split 1 INTA Intraco Penta Tbk 0.003687 0.007339 2 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk 0.014130 -0.006282 3 JRPT Jaya Real property Tbk -0.012494 -0.000030 4 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0.009321 0.001633 5 INTA Buana Finance Tbk 0.006265 0.000285 6 PJAA Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 0.002213 -0.004048 Tabel 1.1 Rata-Rata Return Saham sebelum dan sesudah stock split Tahun 2006 Sumber : www.duniainvestasi.com Agustus 2009, diolah Universitas Sumatera Utara No Kode Emiten Nama Perusahaan Rata-Rata TVA sebelum stock split Rata-Rata TVA sesudah stock split 1 INTA Intraco Penta Tbk 0.001164 0.005773 2 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk 0.001342 0.001073 3 JRPT Jaya Real property Tbk 0.000015 0.000104 4 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0.000291 0.003716 5 BBLD Buana Finance Tbk 0.000000 0.000017 6 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 0.000508 0.001550 Ket : Rata-rata TVA sebelum stock split = rata-rata dari TVA 10 hari sebelum stock split Rata-rata TVA sesudah stock split = rata-rata dari TVA 10 hari sesudah stock split Pemecahan saham atau stock split yang diwakili oleh tahun 2006 menunjukkan rata-rata Trading Volume Activity TVA saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan tabel 1.2, menunjukkan adanya peningkatan rata- rata Trading Volume Activity TVA setelah stock split terhadap 5 emiten pada tahun 2006, yaitu INTA, JRPT, TSPC, BBLD, dan APOL. Misalnya, rata-rata Trading Volume Activity TVA pada saham INTA Intraco Penta Tbk yang mengalami peningkatan rata-rata Trading Volume Activity TVA sebesar +395.96 dari 0.001164 sebelum stock split menjadi 0.005773 setelah stock split. Namun demikian, ada satu emiten yang mengalami penurunan rata-rata Trading Volume Activity TVA yaitu, PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebesar -20.045 dari 0.001342 sebelum stock split menjadi 0.001073 setelah stock split. Tabel 1.2 Rata-Rata Trading Volume Activity TVA sebelum dan sesudah stock split Tahun 2006 Sumber : www.idsaham.com Agustus 2009, diolah Universitas Sumatera Utara No Kode Emiten Nama Perusahaan Varians Saham sebelum stock split Varians Saham sesudah stock split 1 INTA Intraco Penta Tbk 0.000065 0.001733 2 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk 0.002612 0.000332 3 JRPT Jaya Real property Tbk 0.000724 0.000067 4 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0.000343 0.000614 5 BBLD Buana Finance Tbk 0.000134 0.000633 6 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 0.000399 0.000710 Pemecahan saham atau stock split yang diwakili oleh tahun 2006 menunjukkan varians saham sebelum dan sesudah stock split. Berdasarkan tabel 1.3, menunjukkan adanya peningkatan varians saham setelah stock split terhadap 4 emiten pada tahun 2006, yaitu INTA, TSPC, BBLD, dan APOL. Misalnya, varians saham pada saham TSPC Tempo Scan Pacific Tbk yang mengalami peningkatan varians saham sebesar +79.01 dari 0.000343 sebelum stock split menjadi 0.000614 setelah stock split. Namun demikian, ada dua emiten yang mengalami penurunan varians saham yaitu, PJAA dan JRPT. Misalnya, varians saham pada saham PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang mengalami penurunan varians saham sebesar -87.29 dari 0.002612 sebelum stock split menjadi 0.000332 setelah stock split. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang event study mengenai kaitan antara return saham, Trading Volume Activity TVA dan varians saham di Bursa Efek Indonesia BEI dengan informasi stock split. Penelitian ini Tabel 1.3 Varians Saham sebelum dan sesudah stock split Tahun 2006 Sumber : www.duniainvestasi.com Agustus 2009, diolah Universitas Sumatera Utara mencoba menganalisis perbedaan rata-rata return saham, Trading Volume Activity TVA dan varians saham atas muatan informasi stock split. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian dengan judul “ Analisis Perbedaan Return Saham, Trading Volume Activity TVA, dan Varians Saham Sebelum dan Sesudah Stock split Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2009.”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

4 67 113

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus pada Perusahaan Go Public di BEI yang Melakukan Stock Split Tahun 2009-2013)

1 71 120

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

3 76 92

Analisis Perbedaan Likuiditas Saham, Return Saham, dan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 156 121

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 53 113

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 18

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 10

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 17

Analisis Perbedaan Return Saham , Trading Volume Activity Dan Variance Sebelum dan Sesudah Stock Split (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

0 0 10