Pendekatan yang Digunakan Proses Pelayanan dan Rehabilitasi Target

9. UU No.26 Tahun 2001 Tentang Pengesahan Konveksi Internacional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. 10. UU RI No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 11. Keppres RI No. 88 Tahun 2002 Tentang RAN Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak. 12. Keppres RI No. 87 Tentang RAN Penghapusan Ekploitasi Seksual Komersial Anak. 13. Keputusan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI No. 17Meneg PPVII2005 Tentang Pembetukan Suba Gugus Tugus Penghapusan Perdagangan Perempuan Dan Anak Dan Penghapusan Ekploitasi Seksual Komersial Anak 6 .

D. Pendekatan yang Digunakan

Pendekatan yang digunakan oleh Panti Sosial Karya Wanita dan Traffiking Mulya Jaya dalam melakukan rehabilitasi kepada Warga Binaan Sosial WBS, yaitu dengan menggunakan pendekatan Persuasif, pendekatan persuatif yang dilakukan Pekerja Sosial yaitu dengan menggunakan Morning Meeting dan Static Group. Morning Meeting dilakukan 2 dua kali dalam seminggu, selama 1 sampai 2 jam, pukul 08.30-9.30 atau 08.30-10.30 WIB. Pelaksanaannya hari rabu untuk unit PSKW dan hari sabtu untuk unit Trafficking. Kemudian penulis pun ikut mendampingi setiap acara tersebut diantaranya ungkapan keluhan yang dimiliki para warga binaan sosial WBS 6 LPJ Laporan Pertanggung Jawaban Sosialisasi ke Kalimantan, Jakarta;2008 46 terhadap sesamanya. Contoh: Bagi WBS yang jarang bersih-bersih atau jarana mandi, itu semua diungkapkan didepan teman-temannya. Tujuan dengan dilaksanakannya Morning Meeting adalah : Untuk menciptakan rasa kebersamaan dan kekompakan diantara sesama warga binaan sosial WBS. Static Group dilaksanakan 1 satu kali dalam seminggu selama 1 setengah jam, pada hari selasa, pukul 13.30-15.00 WIB. Acaranya yaitu diskusi, tentang etika sopan santun, perduli lingkungankebersihan, arti masa depan dan tanggung jawab serta hak seorang perempuan. Dengan dilaksanakannya Program Static Group tujuannya untuk menggali potensi yang dimiliki warga binaan sosial khususnya unit trafficking. 7

E. Proses Pelayanan dan Rehabilitasi

Proses pelayanan dan rehabilitasi sosial pada prinsipnya bersifat menyeluruh, terpadu, terus menerus serta berkesinambungan. Dengan dibantu berbagai disiplin ilmu lainnya seperti, Para Pekerja Sosial, Kedokteran, Psikologi, Guru Rohani, TNI, Kepolisian, Pengacara dan lainnya. Proses pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut 8 ;

A. Proses Pelayanan 1.

Pendekatan awal. Yaitu tahap kegiatan yang mengawali keseluruhan proses pelayanan untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi 9 . 7 Jadwal Kegiatan Acara di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya. Unit Trafficking. 2009 8 Buku Panduan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”. 2005. 47 a. Orientasi dan konsultasi Kegiatan pengenalan program pelayanan atau memberikan informasi tentang penerima dan pendaftaran calon klien kepada pemerintah daerah, instansi terkait, LSMormas dan masyarakat, untuk mendapatkan pengesahanpengakuan, dukungan, bantuan dan peran sertanya dalam pelaksanaan program. b. Identifikasi Kegiatan untuk memperoleh data dan informasi yang rinci tentang permasalahan klien, potensi lingkungan, termaksud sumber-sumber pelayanan dan pasaran kerjausaha, fasilitaskemudahan untuk menanggulangi permasalahan. c. Motivasi Suatu upaya yang dilakukan secara profesional oleh pekerja sosial untuk menumbuhkan keinginankemauan, minat, pengertian dan pemahaman dari korban trafficking untuk mengikuti pelayanan dan rehabilitasi sosial, dengan tanggungjawab dan kesadaran sendiri. d. Seleksi Suatu kegiatan memilih dan mengelompokan klien yang memenuhi persyaratan, sehingga dapat menjadi klien definitif. 9 Pola Pelayanan Resosialisasi Wanita Tuna Susila dan Trafficking, Pada Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya. 2005 48

2. Penerimaan

Yaitu terjadinya kesepakatan pelayanan dalam rangka dimulainya rehabilitasi sosial untuk mengikuti program yang sesuai dengan kebutuhan klien. Kegiatan ini meliputi: a. Registrasi, berupa pencatan dalam buku induk dan mengisi formulir, serta diperolehnya data perkembangan klien selama mengikuti kegiatan. b. Penempatan klien dalam program pelayanan dan rehabilitasi sosial, agar klien segera memperoleh dan memulai pelayanan rehabilitasi sosial sesuai dengan kondisi obyektifnya. c. Orientasi, merupakan masa menyesuaikan diri klien terhadap keadaan yang dikembangkan ditempat rehabilitasi sosial.

3. Assesment

Assesment adalah instrumen intelektual untuk memahami situasi psikosisial klien, dan untuk menentukan apa masalahnya. 10 Suatu proses yang mengungkap, menelaah, memahami, menganalisis dan menilai masalah atau rencana pelayanan dan lingkungan klien, serta kebutuhannya, untuk langkah- langkah yang diperlukan guna mencapai hasil-hasil yang diharapkan. Asesmen psikologis, sosial, medis dilakukan untuk memahami sebab dan dinamika masalah. pada tahapan ini tingkat keberfungsian sosial, psikologis dan fisik klien diklarifikasi. Kebutuhan bagi klien yang sangat rentan biasanya sangat luas dan asesmen harus dilakukan menyeluruh. Disini guna 10 Albert R. Roberts, Gilbert J. Greene. Buku Pintar Pekerja Sosial, Judul Asli. Social Workers’ desk Reference. Jilid 1. Jakarta; PT BPK Gunung Mulia.2008 h.98. 49 mengembangkan sejarah kasus kasus yang tradisional dan memanfaatkan informan luar dari berbagai disiplin serta keluarga dan lembaga-lembaga lain yang yang pernah menangani klien. Mengingat pemberdayaan klien adalah tujuan utama, maka ia didorong untuk berpartisipasi maksimal dalam asesmen serta seluruh proses. 11 a. Assesment Problematik Mendapatkan data dan informasi mengenai latar belakang permasalahan klien, yang meliputi bakat, minat, kemampuan, harapan dan perencanaan masa depan sebagai bahan untuk memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan klien yang didukung oleh kemauan klien untuk mengembangkan potensinya yang sudah ada dalam dirinya. 12 Manajemen kasus adalah pelayanan yang diberikan pada klien yang rentan agar mereka memperoleh bantuan yang dibutuhkan dalam sistem pemberian pelayanan yang terfragmentasi di Amerika. Frankel dan Gelman 1988 mengatakan bahwa tujuannya adalah akses pelayanan dan kordinasi, yang berkaitan dengan bantuan berbasis masyarakat untuk memampukan orang-orang menjalani kehidupannya dalam lingkungan biasa dan bukan lembaga. 13 b. Assesment Vocational 11 Ibid. h. 284. 12 Depatermen Sosial RI. Profil Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”. 2005 13 Albert R. Roberts, Gilbert J. Greene. Buku Pintar Pekerja Sosial, Judul Asli. Social Workers’ desk Reference. Jilid 1.Jakarta;PT BPK Gunung Mulia 2008. h.283. 50 Menentukan keterampilan pokok klien yang disesuaikan dengan minat, bakat serta kemampuannya. 14

4. Pembinaan dan Bimbingan

Serangkaian kegiatan pemberian bantuan terencana untuk memulihkan dan mengembangkan prilaku klien, sehingga mereka mau dan mampu melakukan fungsi dan peran sosialnya. Tahap pembinaan dan bimbingan adalah inti dari proses pelayanan dan rehabilitasi sosial. Salah satu prinsip dasar philosophi utama pelayanan manusia adalah “Yang mendasari perubahan harus datang dari dalam, tetapi kekuatan- kekuatan dari luar dapat membantu untuk mewujudkan terjadinya perubahan tersebut”, oleh karena itu klien secara aktif merupakan hal yang sangat penting sesuai prinsip tersebut, untuk mengoptimalkan hasil-hasil yang ingin dicapai. 15 a. Bimbingan sosial. Serangkaian kegiatan memulihkan dan mengembangkan prilaku klien dengan melibatkan seluruh potensi, sehingga menimbulkan kesadaran dan tanggungjawab sosial. Bimbingan ini terdiri dari bimbingan sosial perorangan, kelompok dan masyarakat, yang meliputi penyuluhan sosial, terapi kelompok, dinamika kelompok, konseling. b. Bimbingan mental Psikologis dan Spiritual Serangkaian kegiatan untuk menumbuhkan, meningkatkan kemampuan klien untuk mengatasi tantangan hidup dan permasalahannya dengan 14 Depatermen Sosial RI. Profil Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya”. 2005 15 Ibid. 51 cara yang tidak melanggar norma-norma sosial dan agama melalui penanaman budi pekerti, ibadah dan sikap yang normatif c. Bimbingan fisik. Serangkaian kegiatan untuk menjaga kesehatan fisik, kesegaran jasmani, kebersihan dan penyampaian pengetahuan tentang kesehatan. Kegiatan ini meliputi pemeliharaan fisikkesehatan dan olah raga. d. Bimbingan dan pelatihan keterampilan Serangkaian kegiatan memberikan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam berbagai jenis keterampilan usaha atau kerja guna menunjang kebutuhan masa depannya. Kegiatan ini meliputi keterampilan menjahit, bordil, high speed, tata rias rambut, tata rias pengantin, tata boga olahan pangan.

5. Resosialisasi dan Penyaluran

Suatu kegiatan bimbingan yang ditujukan kepada klienmasyarakatorganisasi sosialLSMdunia usaha, dalam rangka mempersiapkan klien untuk hidup sesuai nilai dan norma yang berlaku; a. Resosialisasi, meliputi kegiatan: 1. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat. Kegiatan ini bermaksud sebagai pendekatan kepada keluarga, masyarakat dan Orsos Organisasi sosial untuk dapat kembali menerima dan memberikan kesempatan kepada klien untuk mengembangkan harga diri, integritas, kesadaran dan tanggung jawab sosial. 52 2. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadara klien guna mengetahui, memahami dan menghayati norma-norma yang berlaku dalam masyarakat b. Penyaluran, meliputi kegiatan: 1. Pemberian bantuan stimulan usaha ekonomis produktif. Bantun berupa peralatan dan bahan bagi klien yang dinyatakan selesai mengikuti bimbingan dan pelatihan di RPSW Rumah Perlindungan Sosial Wanita khusus unit trafficking, sebagai bekal atau modal dalam bekerja dan berusaha. 2. Bimbingan usaha kerja Kegiatan ini diberikan kepada klien dalam upaya tambahan materi atau pengetahuan manajemen pemasaran atau tehnik dan cara berusaha, yang dikaitkan denga usaha sesuai dengan bidang keterampilannya.

6. Bimbingan Lanjut

Yaitu suatu kegiatan untuk lebih memantapkan kemandirian klien dan mencegah klien agar tidak kembali menjadi korban jual beli manusia dan terayu bujukan yang dapat menjerumuskan klien, terutama klien yang karena berbagai sebab masih memerlukan bimbingan dan pengarahan. Kegiatan ini meliputi: a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat dan peran serta dalam pembangunan. Kegiatan ini dimaksudkan agar adanya komunikasi yang berkesinambungan antara RPSW dengan klien, terpeliharanya tingkat kerjasama atau kemajuan klien yang telah dicapai. 53 b. Bantuan pengembangan usaha atau bimbingan peningkatan keterampilan. Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas usaha yang telah dibentuk klien melalui KUBE dengan pemberian bimbingan manajemen usaha. c. Bimbingan pemantapan kemandirianpeningkatan usaha atau kerja. Meningkatkan dan mengembangkan kapasitas usaha yang telah dibentuk klien melalui Kelompok Usaha Bersama KUBE.

7. Evaluasi

a. Memastikan apakah klien telah mampu mandiri dalam melaksanakan fungsi dan peranan sosialnya di masyarakat b. Mengetahui indikator-indikator keberhasilan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

8. Terminasi

Yaitu pengakhiran kegiatan secara formal atau pemutusan pelayanan dan rehabilitasi sosial dengan klien RPSW Rumah Perlindungan Sosial Wanita dengan indikator keberhasilan yaitu klien telah beralih profesi dan hidup normatif.

B. Proses Rehabilitasi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses Pemulihan – Reintegrasi korban trafiking 16 .

1. Pendekatan Awal kegiatannya sbb

16 Ibid. 54 a. Penerimaan registrasi awal alasan meminta pertolonganmenjelaskan bantuan yang akan diberikan kepada korban b. Identifikasi penanganan awalpertolongan pertama

2. Asesmen Membuat Case Record

a. Identifikasi identitas korban b. Identifikasi masalah korban c. Identifikasi potensi korban d. Identifikasi sumber-sumber

3. Penyusunan Rencana Intervensi

a.Membuat rencana berdasarkan hasil asesment b.Melakukan case conference CC Manejer kasus mengundang kelompok profesional untuk membahas hal- hal sebagai berikut : 1. Membahas Hasil asesment 2. Mengidentifikasi sumberdaya yang dibutuhkan 3. Merencanakan kegiatan 4. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan 5. Membagi tugas kepada semua pihak mengenai rencana pemulihan 6. Menyusun jadwal pelayanan 7. Menjelaskan contoh dan peran yang harus dilakukan oleh korban di lembaga berkaitan dengan intervensi yang akan dilakukan.

4. Pelaksanaan Intervensi

a. Kebutuhan dasar pakaian, makan dan tempat tinggal 55 b. Pelayanan asuhan dan pendampingan bimbingan, pertemanan, rekreasi edukatif c. Pelayanan untuk mengatasi trauma psikososial, konseling, psikiater d. Advokasi dan rujukan e. Evaluasi melihat kesesuaian pelayanan, lanjut, rujuk, akhiri penanganannya f. Pengakhiran pelayanan klien menolak dgn alasan jelas proses pelayanan sudah mencapai tujuan

5. Reintegrasi

a. Penelusuran keluarga tracing b. Pelaksanaan reintegrasi 1. persiapan mempersiapkan keluarga , bantuan, sosialisasi program 2. pelaksanaan mendampingi dan menyerahkan anak ke keluarga c. Monitoring 6 bln setelah anak di reintegrasi d. Terminasi

F. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan.

Tujuan program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial bagi korban trafficking ini yaitu memulihkan kondisi fisik, mental, psikis, sosial, sikap dan prilaku korban trafficking agar mereka mampu melaksanakan fungsi sosial secara wajar dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat. 56

2. Sasaran .

Sasaran Utama adalah Wanita korban trafficking yang dipaksa menjadi pelacur. 2. Sasaran Penunjang a. Keluarga korban klien b. Tokoh masyarakat c. LSM atau Orsos d. Germo atau Mucikari e. Perantara atau Broker 3. Persaratan Calon Klien Rumah Perlindungan Sosial Wanita PSKW Mulya Jaya Jakarta sebagai Recovery Centre Pusat Pemulihan diperuntukan bagi wanita yang membutuhkan perlindungan khusus, yaitu wanita tuna susial dan wanita korban trafficking yang mengalami eksploitasi seksual. a. Wanita b. Usia 15 sampai 35 tahun c. Sehat jasmani dan rohani atau tidak sakit ingatan. d. Tidak mengidap penyakit berat dan menular, kecuali penyakit kelamin e. Masih memiliki atau tidak memiliki orang tua f. Mengikuti bimbingan mental, sosial dan fisik serta pelatihan keterampilan. g. Wajib tinggal di Rumah Perlindungan asramah dan memenuhi ketentuan yang berlaku. 4. Waktu Pelaksanaan. 57 Pelaksanan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial di PSKW Mulya Jaya Jakarta, disusun dalam waktu 6 bulan per angkatan atau satu tahun 2 angkatan. Tetapi dalam pelaksanaan, lamanya proses pelayanan tergantung kepada perkembangan performa klien.

G. Target

Kriteria–kriteria indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi wanita tuna susila, antara lain: 1. Adanya perubahan perilaku dan sikap hidup yang konstruktif, untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai wanita. 2. Tidak lagi melakukan Prostitusi atau sebagai wanita tuna susila. 3. Tidak berkumpul kembali dengan teman-teman wanita tuna susila. 4. Diterima kembali dan hidup secara normatif ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. 5. Timbulnya dorongan semangat untuk bekerja dan penghasilan yang layak. 6. Berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak untuk meningkatkan taraf ekonomi atau kehidupan. 7. Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan memperoleh penghasilan yang halal. 58 59

BAB IV ANALISIS dan TEMA DATA

A. Kewajiban-kewajibantugas Pekerja Sosial Dalam Program

Perlindungan dan Pelayanan terhadap Korban Trafficking . Berdasarkan uraian pada bab III mengenai Pekerja Sosial dan diperkuat dengan landasan teori di bab II yang menggambarkan tentang pekerja sosial di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya jaya Pasar Rebo. Pekerja Sosial di Rumah Perlindungan Sosial Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo, mempunyai kewajiban-kewajibantugas untuk melakukan perlindungan terhadap korban trafficking dan menyelenggarakan kegiatan Resosialisasi meliputi : 1. Pendekatan Awal meliputi: Orentasi dan konsultasi, Identifikasi, Motivasi, Seleksi 2. Penerimaan. 3. Assesment meliputi: Assesment Problematik, Assesment Vocational. 4. Pembinaan dan bimbingan meliputi: Bimbingan sosial, Bimbingan mental, Bimbingan fisik, Bimbingan Keterampilan 5. Resosialisasi dan Penyaluran, Resosialisasi meliputi: Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat, Bimbingan sosial hidup bermasyarakat. Penyaluran meliputi: Pemberian bantuan stimulan usaha ekonomi produktif, Bimbingan usaha kerja. 6. Bimbingan Lanjut 7. Evaluasi 8. Terminasi.

1. Pendekatan Awal.

Pendekatan awal merupakan kewajiban-kewajibantugas yang dilakukan oleh pekerja sosial yaitu: Tahapan kegiatan yang mengawali keseluruhan 59