signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan kapitalisasi pasar pada hari ke 20 setelah IPO. Alasan penggunaan
kapitalisasi pasar pada hari ke 20 setelah IPO karena akan lebih mencerminkan nilai sesungguhnya saham perusahaan dan selama
periode tersebut tidak mengalami penurunan harga kembali. Berdasarkan alasan di atas, maka dalam penelitian ini, dipilih harga
saham perlembar pada hari ke-20 setelah perusahaan melakukan IPO sebagai salah satu perhitungan untuk menentukan nilai perusahaan.
Secara ringkas rumusannya sebagai berikut: Nilai perusahaan = Ln P
20
x Jumlah saham beredar Ket:
P
20
= Harga saham pada hari ke-20 setelah IPO
2. Independen Variabel
Dalam penelitian ini digunakan empat variabel bebas, yaitu: a. Ownership
retention yaitu
proporsi kepemilikan
saham yang
dipertahankan pemegang saham lama pada saat IPO. Besarnya proporsi ownership retention ini, diukur dari selisih total saham dikurangi dengan
jumlah saham yamg ditawarkan ke masyarakat Khomsiyah, 2005. Atau dapat pula dihitung dengan cara:
saham Total
publik ke
ditawarkan yang
saham Jumlah
- saham
Total Retention
Ownership
b. Underpricing yaitu selisih antara harga penutupan saham closing price pada hari pertama perdagangan dibursa dengan harga di pasar perdana
dibagi dengan harga perdana Apriliani Triani dan Nikmah, 2006. Rumusan yang digunakan adalah metode sederhana mean adjusted
model: 100
1
P
P P
R
it
Untuk menghindari bias karena pengaruh magnitude pembaginya, maka digunakan rumus sebagai berikut Aminul Amin, 2007:
R
it
= ln P
1
P Dimana:
R = Return awal
P = Harga penawaran perdana offering price
P
1
= Harga penutupan closing price pada hari pertama perusahaan melakukan IPO di BEI.
c. Adjusted Underpricing yaitu tingkat underpricing yang disesuaikan
dengan return pasar, yang dihitung dengan cara sebagai berikut:
1 1
IHSG IHSG
IHSG P
P P
AUP
Untuk menghindari bias karena pengaruh magnitude pembaginya, maka
pada initial return rumus dinyatakan dalam ln Aminul Amin, 2007. Sehingga digunakan rumus sebagai berikut:
1 1
ln ln
IHSG IHSG
P P
AUP
Dimana: AUP = Adjusted Underpricing
P = Harga penawaran perdana offering price
P
1
=Harga penutupan closing price pada hari pertama perusahaan melakukan IPO di BEI.
IHSG = Indeks harga saham gabungan pada hari saat melakukan go
public. IHSG
1
= Indeks harga saham gabungan sehari sebelum go public. d.
Investment Investasi ini merupakan investasi riil yang didanai dari proceed IPO.
Semakin besar saham yang ditawarkan kepada masyarakat, maka semakin besar dana yang diperoleh melalui IPO untuk membiayai investasi.
Tingkat investasi ini dihitung dengan rumus: Invesment = Ln Jumlah saham yang ditawarkan x harga penawaran
e. Firm size berdasarkan total aktiva pada tahun terakhir perusahaan melakukan IPO Helen dan Sulistio, 2005. Firm size merupakan variabel
dummy, 0 = perusahaan kecil dan 1= perusahaan besar. Yenny Charlemagne 2005 dalam Said Kelana dan Chandra Wijaya 2006
melakukan pengkategorian firm size berdasarkan total aktiva, yaitu: 1 Perusahaan besar, jika total aset 400 Milyar , 2 Perusahaan kecil, jika
total aset 400 Milyar.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
F. Sejarah dan Perkembangan Bursa Efek di Indonesia
1. Awal Pendirian Bursa Efek