BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
F. Sejarah dan Perkembangan Bursa Efek di Indonesia
1. Awal Pendirian Bursa Efek
Pasar modal Indonesia dimulai ketika Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Jakarta Batavia pada akhir 1912. Efek-efek
yang diperdagangkan dalam bursa ini terdiri atas saham-saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan milik Belanda yang beroperasi di
Indonesia, obligasi Pemerintah Hindia Belanda dan efek-efek Belanda lain. Pendirian bursa efek oleh pemerintah Belanda tersebut bertujuan
untuk memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat itu sedang dikembangkan secara besar-besaran di
Indonesia. Pendirian bursa efek di Batavia tersebut diikuti dengan pendirian
bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Dengan berbekal pengalaman bursa efek di negeri Belanda yang cukup lama, bursa efek
yang didirikan tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai akhirnya kegiatannya terhenti akibat pecahnya Perang Dunia
Kedua.
2. Pasca Perang Dunia II
Pada saat Perang Dunia II, Jerman berhasil menduduki Belanda lalu saham-saham orang Belanda pun direbut Jerman. Tentu saja, pasar
modal Indonesia yang amat bergantung pada eksistensi Belanda ikut terpengaruh. Maka pada 10 Mei 1940 bursa efek Batavia harus tutup dan
saat itu terdapat 250 jenis saham dengan nilai 1,4 miliar gulden. Pada 23 Desember 1940 para direktur Economische Zaken,
Handelsvereeniging dan Javashe Bank membuka kembali kantor bursa Batavia. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena Jepang masuk ke
Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, bursa efek kembali
diaktifkan dan pemerintah mengeluarkan UU Darurat tentang Bursa No.13 Tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No.15 Tahun 1952.
Penyelenggaraan bursa efek yang dibuka di Jakarta tersebut dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek PPUE di mana Bank
Indonesia terlihat sebagai penasihat. Untuk lebih memantapkan pelaksanaan pasar modal telah ditetapkan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
3. Era Pra Deregulasi 1977-1987