Dependen Variabel Pengaruh Ownership Retention,Underpricing,Investment,Dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia(BEI)

E. Operasional Variabel

1. Dependen Variabel

Variabel tidak bebas dari penelitian ini adalah nilai perusahaan yang melakukan IPO. Nilai Perusahaan adalah sama dengan nilai pasar saham ditambah dengan nilai pasar hutang. Apabila besarnya nilai hutang konstan atau nol maka setiap peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan meningkatkan nilai perusahaan Rudianto; 2005. Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan nilai kapitalisasi pasar pada hari ke-20 setelah IPO karena nilai perusahaan dalam penelitian ini dalam konteks IPO saham dan diasumsikan nilai hutang adalah konstan, sehingga setiap peningkatan nilai saham dengan sendirinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai saham ini terjadi karena investor, dengan melihat sinyal-sinyal positif yang ada pada perusahaan, tertarik dan bersedia untuk membayar lebih mahal untuk mendapatkan saham perusahaan tersebut karena percaya bahwa akan memperoleh pengembalian yang menguntungkan. Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin dalam harga pasar saham perusahaan Fama, 1978 ; Wrights Ferris 1997; Walker, 2000 dalam Sri Hasnawati 2005. Harga saham digunakan sebagai proksi nilai perusahaan karena harga saham merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon investor apabila ingin memiliki suatu perusahaan. Jadi nilai perusahaan merupakan hasil kali antara harga saham perlembar pada hari ke-20 setelah perusahaan IPO dengan jumlah saham, yang kemudian dinyatakan dalam logaritma natural. Alasan memilih harga saham pada hari ke-20 setelah IPO sebagai salah satu perhitungan mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu: a. Gumanti 2004 melakukan penelitian tentang pengaruh ownership retention dan underpricing terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitiannya bertentangan dengan hipotesa yang menyatakan bahwa ownership retention dan underpricing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan . Diduga hasil ini karena ketidaktepatan pemilihan proxy untuk nilai perusahaan yang menggunakan nilai kapitalisasi pasar pada hari pertama perdagangan di pasar sekunder jumlah saham beredar hari ke 1x harga perdana saham, sehingga menyarankan alternatif penggunaan nilai kapitalisasi pasar beberapa hari setelah go public berdasarkan penelitian How dan Low 1993. b. Aharony dan Swary 1980 dalam Almira Santosa dan Titik Indrawati 2007 menyimpulkan bahwa tidak banyak berbeda antara menggunakan harga saham per lembar pada hari ke-5 dengan menggunakan harga saham per lembar pada hari ke-20 sebagai ukuran nilai perusahaan. c. How dan Low 1993 dalam Adiana dan Kamarun 2004; Almira Santosa dan Titik Indrawati 2007 membuktikan bahwa ownership retention, underpricing dan investment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan kapitalisasi pasar pada hari ke 20 setelah IPO. Alasan penggunaan kapitalisasi pasar pada hari ke 20 setelah IPO karena akan lebih mencerminkan nilai sesungguhnya saham perusahaan dan selama periode tersebut tidak mengalami penurunan harga kembali. Berdasarkan alasan di atas, maka dalam penelitian ini, dipilih harga saham perlembar pada hari ke-20 setelah perusahaan melakukan IPO sebagai salah satu perhitungan untuk menentukan nilai perusahaan. Secara ringkas rumusannya sebagai berikut: Nilai perusahaan = Ln P 20 x Jumlah saham beredar Ket: P 20 = Harga saham pada hari ke-20 setelah IPO

2. Independen Variabel

Dokumen yang terkait

Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia

24 157 108

Pengaruh Financial Leverage, Return on Equity (ROE), Ukuran Dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 30 95

Pengaruh variabel keuangan dan non keuangan Terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering (ipo) Di bursa efek indonesia

0 5 120

PENGARUH MANAGERIAL OWNERSHIP, FAMILY OWNERSHIP, FIRM SIZE DAN FIRM RISK TERHADAP FIRM VALUE (Studi pada perusahaan terdaftar di BEI)

0 4 71

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, AUDITOR TYPE, UNDERWRITER REPUTATION DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

2 5 114

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, UNDERWRITER REPUTATION DAN FIRM SIZE TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2012 SKRIPSI.

0 7 54

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, UNDERWRITER REPUTATION DAN FIRM SIZE TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2012.

2 6 52

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 2

PENGARUH ANALISIS INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

PENGARUH ANALISIS INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13