Pengujian Hipotesis 1 Pengujian Hipotesis 2,3,4,5, dan 6

3. Jakarta Stock Exchange JSX Statistic Bursa Efek Indonesia untuk mengetahui daftar perusahaan yang go public. 4. Melalui download dari beberapa situs terkait, seperti: http:www.bei.co.id, http:www.bapepam.go.id, http:puslit.petra.ac.id, http: www.yahoofinance.com dan lain-lain.

D. Metode Analisis

1. Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis 1 menggunakan uji one sample t test yang pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi. Untuk menentukan apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel, maka digunakan dasar keputusan yang digunakan adalah jika nilai signifikansi t lebih kecil dari pada taraf keyakinan 5 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa nilai suatu variabel tidak berbeda secara nyata dengan rata-rata sebuah sampel. Sebelum dilakukan pengujian menggunakan one sample t test, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji kolmogorov smirnov untuk menunjukkan kenormalan distribusi data yang digunakan. Jika nilai signifikansi kolmogorov smirnov lebih besar dari α = 5, maka data berdistribusi dengan normal. Jika data terbukti normal, maka selanjutnya dilakukan pengujian one sample t test. Pengujian hipotesis menggunakan one sample test untuk melihat apakah initial return R i,t berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata initial return R t selama pengamatan. One sample test digunakan untuk melihat nilai underpricing selama pengamatan pada hari pertama perdagangan di bursa. Apakah nilai underpricing tersebut benar- benar berbeda dari nilai estimasi. Ketentuan untuk pengambilan keputusan bila signifikansi 0,05 maka H ditolak dan H a diterima. Jika benar nilai saham mengalami underpricing pada hari pertama perdagangan di bursa, maka rata-rata initial return R t adalah positif. Sebaliknya jika nilai saham tidak mengalami underpricing, maka rata-rata initial return R t adalah negatif.

2. Pengujian Hipotesis 2,3,4,5, dan 6

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi dependent variable, independent variable ataupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dilakukan terhadap nilai residual. Uji dilakukan dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal H a : Data residual tidak berdistribusi dengan normal. Jika nilai signifikansi K-S 0,05 maka Ho diterima, berarti model regresi yang akan digunakan berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi K-S 0,05 maka Ho ditolak, berarti model regresi yang akan digunakan tidak berditribusi normal.

b. Uji Asumsi Klasik

Dalam menggunakan analisis regresi agar menunjukkan hubungan yang valid atau tidak bias maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik pada model regresi yang digunakan. Adapun asumsi- asumsi klasik diantaranya diantaranya: 1 Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Imam Ghozali 2003: 91 ada beberapa indikasi adanya multikolinieritas, yaitu: a Jika statistic F signifikan tetapi statistik t banyak atau tidak ada yang signifikan. b Jika R 2 relatif besar tetapi statistik t banyak atau tidak ada yang signifikan. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat juga dilihat dari besarnya VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. Menurut Imam Ghozali 2001: 92, pedoman suatu model regresi yang terbebas dari gejala multikolinearitas adalah: a Mempunyai nilai VIF 10. b Mempunyai angka tolerance 0,1. 2 Uji Autokorelasi Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik adalah bahwa tidak ada autokorelasi atau korelasi serial autocorrelation or serial correlation antara kesalahan penggangu ei. Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi diantara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Tujuan dari uji autokorelasi ini adalah untuk menguji apakah dalam model linier ada korelasi antara kesalahan penggangu dengan periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Sebelumnya, jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak, dapat dilihat melalui nilai Durbin-Watson. Bila nilai DW terletak diantara du d 4 – du maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif, dimana du adalah batas atas dan dl adalah batas bawah. Hipotesis yang akan diuji adalah: H : Tidak terjadi autokorelasi H a : Ada autokorelasi Tabel 3.3 Kriteria Keputusan Durbin Watson Syarat Keputusan Kesimpulan ddl Tolak H Ada autokorelasi positif dl ≤ d ≤ du Tidak ada keputusan Ragu-ragu ada autokorelasi positif du d 4-du Terima H Tidak ada autokorelasi positif atau negatif 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada keputusan Ragu-ragu ada autokorelasi negatif 4-dl d 4 Tolak H Tidak ada autokorelasi negatif Sumber: N.D Nachrowi dan Hardius Usman, 2006 3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tetap konstan, maka disebut homoskedastisitas dan bila berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali 2001:105 ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, antara lain: a Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi –Y sesungguhnya yang telah distudentized. b Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Regresi Berganda

Persamaan regresi adalah persamaan matematika yang mendefinisikan hubungan dua variabel atau lebih. Hubungan yang dimaksud yaitu variabel independen X dan variabel dependen Y. Pada penelitian ini, nilai perusahaan yang melakukan IPO sebagai variabel dependen sedangkan ownership retension, underpricing, investment, dan firm size sebagai variabel independen. Variabel firm size adalah variabel dummy dengan memberikan nilai 1 untuk kategori perusahaan besar serta nilai 0 untuk perusahaan kecil. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan 2 model regresi, sehingga model analisis untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: NP j = a + b 1 OWN j + b 2 UP j + b 3 INV j + b 4 SIZE j + ε j NP j = a + b 1 OWN j + b 2 AUP j + b 3 INV j + b 4 SIZE j + ε j Keterangan ; NP j = Nilai perusahaan yang melakukan IPO a = Konstanta b 1 - b 4 = Koefisien regresi OWN j = Ownership Retention UP j = Underpricing AUP j = Adjusted Underpricing yaitu tigkat underpricing yang sudah disesuaikan dengan return pasar. INV j = Investment SIZE j = Firm Size, merupakan variabel dummy, 0 untuk kategori perusahaan kecil dan 1 untuk kategori perusahaan besar.

d. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t adalah untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini, variabel independen terdiri dari ownership retention, underpricing, investment, dan firm size, sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang melakukan IPO. Uji t digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel ownership retension, underpricing, investment, dan firm size secara parsial.   b i i S b T    Dimana bi : Koefisien variabel ke i βi : Parameter ke I yang dihipotesiskan Sb : Kesalahan standar, atau standar error sample. Adapun Sb dapat dihitung dengan cara:       2 2 i r C b X X S S dan k n Y X b Y a Y S i i i i C        2 Adapun untuk menguji hipotesis digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan:  Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.  Jika nilai signifikansi t lebih kecil dari pada taraf keyakinan 5 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

e. Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen ownership retension, underpricing, investment, dan firm size secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen nilai perusahan yang melakukan IPO.     K - n R - 1 1 - K R hitung F 2 2  Dimana : R 2 = Koefisien Regresi K = Jumlah variabel penelitian n = Jumlah sample Adapun untuk menguji hipotesis digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan:  Jika F hitung F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.  Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari pada taraf keyakinan 5 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

f. Adj R Square

Uji ketepatan perkiraan R 2 dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien determinasi R 2 merupakan besaran nilai non negatif. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan 1 1 ≥ R 2 ≤ 0. Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen, sebaliknya nilai koefisien determinasi 1 berarti suatu kecocokan sempurna dari ketepatan perkiraan model.

E. Operasional Variabel

1. Dependen Variabel

Dokumen yang terkait

Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia

24 157 108

Pengaruh Financial Leverage, Return on Equity (ROE), Ukuran Dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 30 95

Pengaruh variabel keuangan dan non keuangan Terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan initial public offering (ipo) Di bursa efek indonesia

0 5 120

PENGARUH MANAGERIAL OWNERSHIP, FAMILY OWNERSHIP, FIRM SIZE DAN FIRM RISK TERHADAP FIRM VALUE (Studi pada perusahaan terdaftar di BEI)

0 4 71

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, AUDITOR TYPE, UNDERWRITER REPUTATION DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

2 5 114

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, UNDERWRITER REPUTATION DAN FIRM SIZE TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2012 SKRIPSI.

0 7 54

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, UNDERWRITER REPUTATION DAN FIRM SIZE TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 – 2012.

2 6 52

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 2

PENGARUH ANALISIS INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 18

PENGARUH ANALISIS INFORMASI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13