Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Ibn Qudamah m engatakan bahwa Sa‟îd Ibn Al-Musayyab seorang Tabi‟în
kalangan tua yang juga meriwayatlkan hadi s ini dari Ma‟mar, pernah menimbun
minyak nabati.
8
Akan tetapi Al-Sy aukānî mengatakan bahwa hadis di atas konteksnya
adalah haramnya menahan menimbun barang dagangan tanpa membedakan apakah itu makanan manusia ataupun makanan ternak.
9
Jadi, menurutnya segala bentuk makanan manusia jika ditimbun tetap tidak boleh karena penimbunan jelas
menjadi salah satu penyebab i ḥtikār.
Hadis di atas adalah salah satu hadis etika bisnis. Dimana di dalamnya terdapat larangan terhadap perilaku i
ḥtikār. Dan hal itu terjadi apabila seseoarang menimbun disaat masyarakat benar-benar membutuhkan barang yang dimonopoli
tersebut. Lalu bagaimana statusnya penahanan ataupun penimbunan yang dilakukan disaat barang dagangan itu tidak sangat dibutuhkan dan pasar tetap
teratur? Sebagai seorang muslim, kita telah diajarkan banyak etika oleh nabi
dalam hal apapun, termasuk salah satunya dalam cara bisnis dagang yang baik. Menciptakan bisnis yang terhindar dari perilaku
ihtikār dengan sikap saling menyayangi pada kebaikan satu sama lain toleransi. Sehingga, apa yang
8
Ansyari Taslim, terj. Al-Mughnî Ibnu Qudamah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008 h. 753.
9
Muhammad Ibn „Alî Ibn Muhammad Al-Syaukānî, Nail Al-Auṭār, Beirut: Dār Ehia al-Toura
ṭ al-„Arabî, 1999 h. 244. Terj. Amir Hamzah dkk , terj.Ringkasan Nail al-Authār, Jakarta: Pustaka Azzam, 2006 h. 106.
dilakukan oleh seorang pebisnis itu tidak merugikan dirinya sendiri dan orang banyak. Maka cara menciptakan pasar yang adil dan seimbang adalah dengan
menghargai kehadiran satu sama lain. Rasulullah SAW bersabda
10
:
َُكْنُمْلاُُنْبُُدَمَحُمُيِنَثَدَحَُلاَقُ فِرَطُمُُنْبُُدَمَحُمَُناَسَغُوُبَأُاَنَ ثَدَحُ شاَيَعُُنْبُ يِلَعُاَنَ ثَدَح ُِدْبَعُِنْبُِرِباَجُْنَعُِرِد
ُ َلاَقَُمَلَسَوُِهْيَلَعُُهَللاُىَلَصُِهَللاُ َلوُسَرَُنَأُاَمُهْ نَعُُهَللاَُيِضَرُِهَللا َُمِحَر
ُ ُىَرَ تْشاُاَذِإَوَُعاَبُاَذِإُاًحْمَسُ ًَُجَرُُهَللا
ىَضَتْ قاُاَذِإَو
11
Telah menceritakan kepada kami „Alî Ibn „Ayyasy telah menceritakan kepada ka
mi Abû Ghossān Muhammad Ibn Muṭorrif berkata, telah menceritakan kepada saya Muhammad Ibn Al Munkadir dari
Jābir Ibn „Abdullah radliallahu „anhu bahwa Rasulullah sy
allallahu „alaihi wasallam bersabda: Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan membeli dan juga orang yang meminta
haknya Keseimbangan dapat tercipta apabila dalam pemasaran bisnis tidak ada
yang dizalimi dan tidak adanya distorsi pasar
12
, dimana hal itulah yang
10
Abû „Abdullah Muhammad bin Ismā„il bin Ibrāhîm Al-Bukhārî, Al-Jāmi’ al-Bukhāri Sahih al-Bukh
āri, Bairut: Dār al-Fikr
ُوُرْمَعُاَنَ ثَدَح ُُنْبُُدَمَحُمَُناَسَغُوُبَأُاَنَ ثَدَحُيِبَأُاَنَ ثَدَحُ يِصْمِحْلاُ راَنيِدُِنْبُِريِثَكُِنْبُِديِعَسُِنْبَُناَمْثُعُُنْب
ُ ُِدَمَحُمُْنَعُ فِرَطُم
َُوُِهْيَلَعُُهَللاُىَلَصُِهَللاُ ُلوُسَرُ َلاَقُ َلاَقُِهَللاُِدْبَعُِنْبُِرِباَجُْنَعُِرِدَكْنُمْلاُِنْب ُاَذِإُاًحْمَسَُعاَبُاَذِإُاًحْمَسُاًدْبَعُُهَللاَُمِحَرَُمَلَس
ىَضَتْ قاُاَذِإُاًحْمَسُىَرَ تْشا
Ibnu Majjah juga meriwayatkan: Telah menceritakan kepada kami „ Amru bin „Utsman
bin Sa„îd bin Katsîr bin Dinār Al Himsyi berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku berkata, te
lah menceritakan kepada kami Abû Ghassān Muhammad bin Muṭarrif dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jābir bin „Abdullah ia berkata, Rasulullah sallallahu „alaihi wasallam
bersabda: Allah menyayangi seorang hamba yang murah hati jika berjualan, bermurah hati jika membeli dan bermurah hati jika memutuskan.
Imām Abî „Abdillah Muhammad ibn Zayd Al-Qazwîni, Sunan Ibn Mājah Jilid 3, Al-
Qahiroh: Dār Ibn Haitsam:2005 h. 20.
11
Abû „Abdullah Muhammad bin Ismā‟il bin Ibrāhim Al-Bukhārî, Al-Jamî„ al-Bukhāri Ṣahîh al-Bukhāri, Bairut: Dār al-Fikr h. 391
12
Adiwarman A. karim, Ekonomi Mikro Islami Edisi Ketiga, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 h. 6.
menyebabkan rusaknya mekanisme pasar yang dapat merugikan orang banyak. Artinya tingkat keseimbangan yang terbebas dari distorsi pasar akan menjamin
tingkat keadilan.
13
Pertanyaan yang cukup signifikan yaitu pertanyaan yang muncul ketika melihat para pebisnis muslim yang berpengalaman. Mereka bertransaksi dengan
cara yang tidak islami ẕalim. Kemudian ada yang mengambil keuntungan dengan
cara yang ba ṭil. Seperti, memilih bersaing dalam dunia bisnis modern yang banyak
menganut sistem pasar kapitalis dari pada mengikuti sistem pasar Islami. Mereka lebih mementingkan keuntungan dunia, tanpa memikirkan keberkahan dari
bisnisnya tersebut yang juga akan menguuntungkannya di akhirat. Sebagaimana dijelaskan beberapa penjelasan dan masalah-masalah di
atas, maka disini penulis merasa perlu melakukan penelitian kualitatif mengenai sistem bisnis yang beretika khususnya tentang praktek i
ḥtikār, dengan tujuan upaya memberikan kesadaran dan membantu membawa kembali bentuk bisnis
yang beretika islami, guna memberikan sedikit informasi akan bebisnis yang bisa menjadi kebaikan di dunia dan akhirat. Maka penulis ingin menyusun skripsi
dengan judul
“ETIKA BERBISNIS PERSPEKTIF HADIS: STUDI ATAS HADIS TENTANG
I ḤTIKĀR”.
Distorsi pasar adalah ketidak seimbangan pasar yang disebabkan oleh setiap tindakan perekonomian yang tidak diperbolehkan dalam islam
13
Adiwarman A. karim, Ekonomi Mikro Islami Edisi Ketiga, Jakarta: PT. RajaGrafindo persada, 2007 h. 6.