103 dan betina, sifat jasmanirohani yang membedakan sebagai pria dan
wanita, jenis laki-laki atau perempuan genus. Sedangkan gender adalah suatu konsep analisis yang digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial, budaya maupun psikologis
Sugiyanto dan Widayati, 2009. Beberapa penelitian mencoba meneliti hubungan antara jenis
kelamin dengan keahlian komputer. Dalam penelitiannya Gutek dan Bilkson 1985 dalam Rifa dan Gudono 1999 menemukan bahwa pria
cenderung mempunyai keahlian komputer yang lebih baik daripada wanita dalam pekerjaannya.
Hasil penelitian Evans 1987 dalam Sudijanta 2000 menunjukkan bahwa wanita lebih banyak masalah dalam menggunakan komputer. Hasil
penelitian Heinssen 1987 dalam Sudijanta 2000 menunjukkan bahwa wanita mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada pria
apabila duduk di depan komputer. Hasil penelitian Harrison dan Rainer 1992 dalam Rifa dan Gudono 1999 menunjukkan bahwa pria
mempunyai keahlian komputer yang lebih tinggi daripada wanita. Sedangkan hasil penelitian Rifa dan Gudono 1999 menunjukkan
bahwa ada hubungan negatif antara jenis kelamin dengan keahlian dalam menggunakan komputer.
3. Pendidikan.
Menurut Notoatmodjo 2003, pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan. Pendidikan di sini
104 adalah pendidikan jangka panjang atau pendidikan formal yang telah
didapat oleh seorang auditor. Sedangkan pendidikan jangka pendek, biasanya disebut pelatihan perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan
dalam suatu institusi, secara teori dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1
Perbedaan antara Pendidikan dan Pelatihan No
Uraian Pendidikan
Pelatihan a
Pengembangan kemampuan Menyeluruh
Spesifik b
Area kemampuan Kognitif, afektif,
dan psikomotorik Psikomotorik
c Jangka waktu pelaksanaan
Panjang Pendek
d Materi yang diberikan
Lebih umum Lebih khusus
e Penekanan
penggunaan metode belajar mengajar
Konvensional Inkonvensional
f Penghargaan proses akhir
Gelar Sertifikat
Sumber Data: Notoatmodjo, 2003 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa pendidikan dan pelatihan
adalah dua hal yang berbeda. Pendidikan dalam penelitian ini merupakan pendidikan formal dalam memenuhi kebutuhan profesi akuntan publik,
seperti pendidikan sarjana akuntansi S1 akuntansi. Hasil penelitian Igbaria dan Parasuraman 1989 dalam Rifa dan
Gudono 1999 menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara tingkat pendidikan dengan Computer Anxiety. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Rifa dan Gudono 1999 mendukung hasil penelitian dari Harrison dan Rainer 1992 yang menemukan bahwa ada hubungan
105 positif antara tingkat pendidikan dengan keahlian dalam menggunakan
komputer.
4. Pengalaman.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal
maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
Asih, 2006. Pengalaman berdasarkan lama bekerja dengan komputer dalam
melakukan audit merupakan pengalaman auditor dalam menggunakan komputer yang dihitung berdasarkan satuan waktutahun. Sehingga auditor
yang telah lama bekerja dengan menggunakan komputer dalam melakukan audit sebagai auditor dapat dikatakan auditor yang berpengalaman. Karena
semakin lamanya auditor bekerja dengan menggunakan komputer dalam melakukan audit, maka akan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan auditor di bidang akuntansi, auditing, dan sistem informasi akuntansi.
Ludigo dan Carnell 1985 dalam Mayangsari 2003 berpendapat bahwa berbagai macam pengalaman individu akan mempengaruhi
pelaksanaan suatu tugas. Mereka berpendapat bahwa seseorang yang berpengalaman akan memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap
dan sohhisticated dibandingkan dengan orang yang belum berpengalaman. Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan
dalam berbagai penelitian. Marinus, Wray 1997 dalam Herliansyah dan
106 Ilyas 2006 menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur
dengan rentang waktu yang digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas. Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang
dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik sehingga dapat meningkatkan keahlian
seseorang. Purnamasari 2005 memberikan kesimpulan bahwa seorang
karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya; 1 Mendeteksi kesalahan,
2 Memahami kesalahan dan 3 Mencari penyebab munculnya kesalahan. Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan keahlian. Berbagai
macam pengalaman yang dimiliki individu akan mempengaruhi pelaksanakan suatu tugas. Seseorang yang berpengalaman memiliki cara
berpikir yang lebih terperinci, lengkap dan sophisticated dibandingkan seseorang yang belum berpengalaman Taylor dan Tood, 1995 dalam
Gusti dan Ali, 2008. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang
pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas
pengalaman kerja seseorang, semakin trampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan Suartana dan Kartana, 2008. Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan
kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin
107 terampil dan semakin cepat dia menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja
Asih, 2006. Hasil penelitian Harrison dan Rainer 1992 dalam Rifa dan Gudono
1999 menunjukkan bahwa orang yang lebih berpengalaman di bidang komputer mempunyai keahlian komputer yang lebih tinggi daripada orang
yang tidak berpengalaman. Levin dan Gordon 1989 dalam Sudijanta 2000 mengemukakan bahwa subyek yang mempunyai komputer sendiri
lebih termotivasi untuk lebih membiasakan diri mempelajari komputernya dan memiliki sikap yang lebih berpengaruh terhadap komputer daripada
subyek yang tidak memiliki komputer sendiri. Hasil penelitian Dambrot et al. 1988 dalam Sudijanta 2000
menunjukkan bahwa subyek yang gagal dalam mengikuti kursus pemasangan bahasa program, keahliannya akan lebih rendah daripada
subyek yang lulus dalam mengikuti kursus. Sedangkan hasil penelitian Rifa dan Gudono 1999 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
anatar pengalaman dengan keahlian menggunakan komputer.
C. Faktor Personality