Keahlian Komputer Audit TINJAUAN PUSTAKA

95

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Keahlian Komputer Audit

Definisi keahlian sampai saat ini masih belum terdapat definisi operasional yang tepat. Menurut Webster’s ninth New Collegiate Dictionary 1983 dalam Murtanto dan Gudono 1999 mendefinisikan keahlian expertise adalah ketrampilan dari seorang yang ahli. Ahli experts didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau pelatihan. Trotter 1986 dalam Asih 2006 mendefinisikan ahli adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan secara mudah, cepat, intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Menurut Hayes-Roth, dkk 1983 dalam Asih 2006 mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dari lingkungan tersebut dan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut. Keahlian menurut Harrison dan Rainer 1992 dalam Astuti 2003 didefinisikan sebagai berikut: “Keahlian adalah suatu perkiraan atas suatu kemampuan seorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan sukses, seorang yang menganggap dirinya mampu untuk melaksanakan tugas, cenderung akan sukses”. Keahlian menggunakan komputer menurut Igbaria 1994 dalam Astuti 2003 didefinisikan sebagai berikut: 96 “Keahlian menggunakan komputer adalah suatu kombinasi antara pengalaman user dalam menggunakan komputer, latihan yang telah diperoleh dan keahlian komputer secara menyeluruh”. Keahlian dalam menggunakan komputer merupakan kombinasi lamanya pengalaman menggunakan komputer dalam pekerjaannya dengan pendidikan yang diperoleh dalam bidang komputer baik pendidikan formal maupun non formal, misal pelatihan intern Davis et. al., 1989 dalam Widiatmoko, 2004. Seseorang yang memiliki keahlian di bidang komputer biasanya tidak akan merasakan kesulitan jika menjalankan tugas dengan alat bantu komputer. Rasa mudah dalam menggunakan komputer tersebut akan menimbulkan perasaan dalam dirinya bahwa komputer itu berguna sehingga menimbulkan rasa nyaman bila bekerja dengan komputer. Pendapat tersebut sesuai dengan Theory of Reasoned Action TRA yang menyatakan bahwa affect perasaan senang, gembira, dan benci akan berpengaruh dalam pemanfaatan komputer Davis, 1989 dalam Sudaryono dan Astuti, 2005. Igbaria 1996 dalam Sudaryono dan Astuti 2005 menyatakan bahwa keahlian mempengaruhi pemanfaatan komputer melalui pengaruhnya terhadap faktor kompleksitas, kegunaan, dan kenyamanan yang dirasakan. Penerimaan teknologi komputer dipengaruhi oleh teknologi itu sendiri serta tingkat keahlian dari individu yang menggunakan komputer. Keyakinan bahwa setiap orang dapat meningkatkan keahliannya sangat diperlukan, berguna untuk keefektifan penggunaan komputer dan menguatkan rasa percaya diri setiap orang mampu menguasai dan menggunakan teknologi komputer dalam pekerjaannya Astuti, 2003. 97 Sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi tersebut, End User Computing EUC telah menjadi fenomena baru yang memerlukan perhatian dari para manajer. Claudle et al 1991 dalam Wibowo dan Hardiningsih 2003 mengungkapkan bahwa masalah End Use Computing merupakan salah satu dari lima masalah Sistem Informasi yang penting saat ini. Demikian juga diungkapkan oleh Rockart dan Flannery 1983 dalam Rifa dan Gudono 1999 yang menyatakan bahwa perkembangan EUC antara 50 sanpai 90 per tahun. End User Computing yang disingkat dengan EUC adalah pengguna komputer secara langsung oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan computer based solution dengan cepat Horrison dan Rainer, 1992 atau pemanfaatan komputer oleh pemakai Bodnar, 2007. Menurut Raymond 1996 dalam Trisnawari dan Permatasari 2000 end user computing adalah pengembangan seluruh atau sebagian sistem oleh pemakai akhir. Tidak semua orang yang ikut serta dalam EUC memiliki tingkat pengetahuan komputer yang sama. Pemakai akhir menurut John F. Rockart dan Lauren S. Flannery 1983 dalan Suryandari 2002 dikelompokkan menjadi empat golongan berdasarkan kemampuan komputer mereka, antara lain: 1. Pemakai Akhir Tingkat Menu menu-level-end-user Sebagai pemakai akhir tidak mampu menciptakan perangkat lunak mereka sendiri, tetapi dapat berkomunikasi dengan perangkat lunak jadi 98 prewritten software dengan menggunakan menu-menu yang ditawarkan, seperti yang ditampilkan oleh perangkat lunak berbasis windows. 2. Pemakai Akhir Tingkat Perintah command-level-end-user Sebagai pemakai akhir mempunyai kemampuan menggunakan perangkat lunak jadi yang lebih dari sekedar menu-menu. Para pemakai akhir ini dapat menggunakan bahasa perintah dari perangkat lunak untuk melaksanakan operasi aritmatika dan logika pada data. Misalnya membuat perhitungan perpajakan pada aplikasi MsExcell. 3. Pemakai Akhir Tingkat Programer end-user programmer Sebagai pemakai akhir menggunakan bahasa-bahasa pemrosesan seperti HTML Hyper Text Markup Language, Visual Basic, Java Script, serta mengembangkan program-program yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka sendiri. 4. Personil Pendukung Fungsional functional support personnel Di sejumlah perusahaan, spesialis informasi adalah anggota unit-unit fungsional dan bukannya di unit jasa informasi. Personil pendukung fungsional ini adalah spesialis informasi dalam arti sesungguhnya, tetapi mereka berdedikasi pada area pemakai tertentu dan melapor pada manajer fungsional mereka. Dua ciri penting menjadi ciri empat tingkatan kemampuan tingkat akhir. Pertama, semua tingkat memiliki kemampuan untuk mengembangkan berbagai aplikasi, dan kedua, tidak seorangpun yang merupakan anggota dari jasa informasi. 99 Komputer audit adalah suatu program atau software komputer yang dapat digunakan untuk membantu dalam melakukan audit. Terdapat banyak komputer audit yang umum digunakan, salah satunya adalah Generalized Audit Software GAS. Dalam penggunaan Generalized Audit Software GAS, berbagai tingkatan tersebut di atas juga mempengaruhi hasil akhir suatu tugas audit. Auditor yang menggunakan GAS hanya menggunakan menu yang sudah ada bila dibandingkan Auditor yang memiliki kemampuan menyusun bahasa program, akan menghasilkan suatu tingkat ketelitian dan kecermatan evaluasi yang berbeda. Dengan kemampuan penyusunan perintah melalui bahasa program, Auditor dapat menggunakan GAS secara lebih efisien dan efektif serta lebih akurat dalam mengambil kesimpulan hasil audit. Menurut Wilkinson 2006, terdapat tiga pendekatan auditing pada Sistem berbasis Komputer, yaitu auditing around the computer, auditing through the computer , dan auditing with computer. Auditing around the computer adalah audit terhadap penyelenggaraan sistem informasi komputer tanpa menggunakan kemampuan peralatan itu sendiri, pemrosesan dalam komputer dianggap benar, apa yang ada dalam komputer dianggap sebagai “black box” sehingga audit hanya dilakukan di sekitar box tersebut. Pendekatan ini memfokuskan pada input dan output. Auditing through the computer adalah audit melalui komputer, dimana auditor mengajukan data ke komputer untuk diproses. Hasilnya kemudian akan dianalisis oleh proses yang dapat dipercayai dan mempunyai ketepatan dengan program komputer. Auditing with computer adalah audit yang 100 menggunakan komputer sebagai alat bantu bagi auditor dalam melakukan audit. Audit pada Sistem berbasis Komputer memiliki ruang lingkup yang luas. Terdapat beberapa tahapan audit yang harus dilaksanakan dalam melakukan Audit Sistem Berbasis Komputer secara keseluruhan. Tahapan Audit yang dilakukan meliputi Tahap Survey Pendahuluan, Tahap Evaluasi Pengendalian Sistem Audit Sistem Informasi, Tahap Pengujian Ketaatan dan Tahap Pengujian Subtantif serta terakhir Penyusunan Laporan Wilkinson, 2006. Generalized Audit Software dapat memeriksa transaksi dalam jumlah yang sangat besar secara cepat dan akurat. Berbagai analisa dapat dilakuan dengan fasilitas yang ada misalnya membandingkan alamat pemasok dengan alamat pengiriman uang dengan cepat dan dalam volume besar, merekapitulasi penjualanpembelian dalam berbagai pendekatan seperti wilayah, jenis produk, kategori, dsb. Dalam penelitian ini, keahlian komputer audit tidak dibatasi pada keahlian komputer terhadap GAS tetapi terhadap semua program yang dapat digunakan untuk melakukan audit.

B. Faktor Demografi

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, suku bunga, harga minyak dan harga emas terhadap return saham (studi pada pasar modal Indonesia)

0 9 142

Analysis of the effect of inflation rate, interest rate and exchange rate on stock return of consumer goods and property and real estate sector in Indonesia stock exchange (IDX) 2006-2010

0 6 116

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI Rate Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Di BEI 2011-2013).

0 2 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI RATE DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI Rate Dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Di BEI 2011-2013).

0 2 12

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP HARGA SAHAM PT GURANG GARAM Tbk di BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 7

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, NILAI TUKAR USDRUPIAH, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEK HARGA SAHAM GABUNGAN

0 0 11

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI , TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 8

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH/US$, INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI, DAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN - Unika Repository

0 0 14