Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

nasabah demi publisitas bonafiditasnya sehubungan dengan kemampuan nasabah tersebut untuk memperoleh kepercayaan dari bank-bank peserta sindikasi, lebih-lebih lagi apabila bank-bank peserta sindikasi itu merupakan bank-bank besar dan terhormat. Tetapi selalu terdapat keragu-raguan bagi bank untuk mengungkapkan keadaan keuangan sesuatu bank kepada pihak lain sekalipun telah ada persetujuan dari nasabah ketentuan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tidak secara tegas memberikan kepastian, apakah adanya persetujuan nasabah menghapuskan kewajiban bank untuk tetap merahasiakan sebagaimana ditentukan menurut ketentuan rahasia bank.

2. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang berupa perubahan atas Undang- undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan diundangkan pada tanggal 10 November 1998. Sehubungan dengan adanya permasalahan tentang rahasia bank dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tersebut di atas, maka pembuat undang-undang menganggap perlu untuk mencamtumkan ketentuan baru dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998 Pasal 40, 41, 41A, 42, 42A, 44A, 47, 47A dan 48 di atur mengenai rahasia bank dengan segala pengecualian serta sanksinya. Defenisi rahasia bank menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 seperti yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 28 adalah : “segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.” Universitas Sumatera Utara Apa yang dimaksud dengan kata-kata “segala sesuatu yang berhubungan dengan” dalam definisi tersebut, dalam penjelasan Pasal tersebut hanya disebut “cukup jelas”. Pasal 40 ayat 1 menentukan bahwa : “Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan penyimpan dan simpanannya.” Keterangan seperti apa yang wajib dirahasiakan oleh bank dari nasabah penyimpan dan simpanannya. Dalam penjelasan ayat tersebut dinyatakan bahwa “keterangan mengenai nasabah selain sebagai nasabah penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan bank.” Bahkan disebutkan bahwa “apabila nasabah bank adalah nasabah penyimpan yang sekaligus juga sebagai nasabah debitur, bank tetap merahasiakan keterangan tentang nasabah dalam kedudukannya sebagai nasabah penyimpan.” Keterangan macam apa yang wajib dirahasiakan oleh bank? Dalam definisi tersebut di atas juga disebutkan “segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan.” Begitupan apa yang di maksud dengan “keterangan” mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Dari apa yang diuraikan di atas, kiranya dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “keterangan” adalah “informasi”, sehingga yang wajib dirahasiakan oleh bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi mengenai nasabah penyimpan dan simpananya,seperti kapan simpanan ditempatkan, simpanan ditempatkan dengan tunai atau melaui transfer atau LLG Universitas Sumatera Utara Lalu Lintas Giro atau dengan menyetor cekbilyet giro dan sebagainya, hanya saja ditegaskan dalam penjelasan Pasal rahasia bank tersebut, bahwa apabila nasabah penyimpan juga sebagai nasabah debitur, maka segala sesuatu informasi mengenai nasabah penyimpan tersebut dalam kedudukannya sebagai nasabah debitur bukan merupakan hal yang wajib dirahasiakan oleh bank. Sehingga apabila nasabah penyimpan kebetulan juga sebagai nasabah debitur seperti nama dan alamat serta jumlah pinjamannya, jaminan pinjaman yang diserahkan kepada bank, sejak kapan pinjaman diberikan, lancermacet pinjamannya, bukan merupakan informasi keterangan yang berwajib dirahasiakan bank. Karenanya tidak heran setelah Undang-undang No. 10 Tahun 1998 diundangkan pada tanggal 10 November 1998, maka 3 minggu kemudian 01 Desember 1998 Komisi VIII DPR-RI langsung mendesak Bank Indonesia untuk menyerahkan nama 50 lima puluh debitur Bank Nasional. 6 6 Majalah Tempo, tanggal 8 September 2010 Begitupun akhir-akhir ini di beberapa media massa ada di muat iklan pengumuman dari BPPN Badan Penyehatan Perbankan Nasional maupun bank- bank tentang nama-nama debitur macet yang jumlahnya sampai ribuan. Iklan pengumuman semacam itu tentu saja akan membawa dampak negative bagi kelangsungan hidup perusahaan yang diumumkan namanya itu. Sebab sudah terbukti ada beberapa perusahaan atau pemilikpemegang saham mayoritas perusahaan tersebut mengeluh karena tidak diperbolehkan membuka rekening di beberapa bank asing. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana diketahui, suatu perusahaan berskala besar tidak mungkin dapat beroperasi tanpa di bantu dengan kredit. Kiranya tidak ada perusahaan berskala besar yang hanya memakai modal sendiri dari pemiliknya untuk menjalankan usahanya. Karena itu, hampir semua perusahaan beroperasi dengan modal kerja sebagaian besar dari dana pinjamankredit. Apabila kemudian nama- nama perusahaan tersebut yang telah memperoleh kredit diumumkan kepada masyarakat, dikhawatirkan nantinya perusahaan tersebut akan sulit untuk melanjutkan usahanya karena semua hutangnya akan ditagih dan perusahaan itu tidak lagi dapat membeli bahan-bahan secara kredit melainkan harus tunai. Dengan demikian, bukankah keadaan ini akan menyulitkan para pengusaha untuk bertahan, belum lagi pengumuman semacam itu dimanfaatkan oleh lawan-lawan dagangnya untuk menjatuhkan usahanya. Singkatnya, pengumuman nama-nama debitur lebih banyak memiliki segi negatifmya dari pada sisi positifnya. Sehingga dikhawatirkan ,perusahaan-perusahaan besar nantinya akan mengusahakan kredit dari bank-bank di luar negeri untuk menghindarkan diumumkannya nama perusahaan yang bersangkutan. Kalau hal ini sampai terjadi, maka yang rugi adalah perbankan nasional kita sendiri.

C. Penerapan Peraturan Rahasia Bank