4.1.1 Kesalahan Penggunaan afiks pada verba Perfect
Kesalahan penggunaan afiks infleksi pada verba Perfect ini terjadi sebanyak 15 buah. Kesalahan ini terjadi karena santriwati masih sulit
membedakan antara penggunaan persona ketiga tunggal, dual, dan jamak maskulin, persona kedua tunggal, dual, dan jamak feminin, dan kesalahan
penggunaan persona pertama tunggal, dan jamak maskulinfeminin. Contoh kesalahan dapat dilihat pada kalimat berikut ini:
1a ﺖﻧﺍ ﺍﺪﺟ ﺕﺮﻌﺷ
sya’urot jiddan anti
‘kamu merasa TF kali’ 1b
ﺍﺪﺟ ﺕﺮﻌﺷ
sya’urti jiddan
‘kamu merasa TF kali’ Bentuk verba pada kalimat 1a menggunakan persona ketiga TF pada
kata ﺕﺮﻌﺷ sya’urot yang seharusnya menggunakan sufiks {-ti} sebagai penanda
persona kedua TF sehingga verba itu menjadi ﺕﺮﻌﺷ. sya’urti yang terdapat
pada kalimat 1b. 2a
ﺹﻼﺧﺎﻧﺍ ﺖﻤﻬﻓ
fahimat ana
kholas ‘aku sudah faham’
2b ﺹﻼﺧ ﺖﻤﻬﻓ
fahimtu
kholas ‘aku sudah faham’
Pada kalimat 2a terjadi kesalahan penggunaan afiks infleksi persona
ketiga TF pada kata ﺖﻤﻬﻓ fahimat yang seharusnya menggunakan sufiks {-tu}
Universitas Sumatera Utara
menjadi ﺖﻤﻬﻓ fahimtu pada kalimat 2b sebagai penanda persona pertama
tunggal. 3a
ﺎﻔﻧﺍ ﻦﻳﺃﺭ
roaina anifan
‘kalian berdua melihat tadi’
3b ﺎﻤﺘﻧﺍ ﺎﻔﻧﺍ ﺎﻤﺘﻳﺃﺭ
roaitu
mā
anifan
‘kalian berdua melihat DF tadi’
Selanjutnya pada kalimat 3a menggunakan afiks infleksi persona kedua DF pada kata
ﻦﻳﺃﺭ roaina yang seharusnya menggunakan sufiks {-tumā} sehingga verba itu menjadi
ﺎﻤﺘﻳﺃﺭ roaitumā seperti pada kalimat 3b. 4a
؟ﻚﻴﺧﺎﺑ ﺎﻔﻧﺍ ﺙﺪﺤﺗ ﺍﺫﺎﻣ
madza tahddas anifan bi akhiki?
‘apa yang kamu bicarakan tadi dengan adik laki-laki kamu?’ 4b
؟ﻚﻴﺧﺎﺑ ﺎﻔﻧﺍ ﺖﺛﺪﺤﺗ ﺍﺫﺎﻣ
madza tahddasti anifan bi akhiki? ‘apa yang kamu bicarakan TF tadi dengan adik laki-laki kamu?’
Pada kalimat 4a terjadi kesalahan penggunaan afiks infleksi persona persona kedua TF pada kata
ﺙﺪﺤﺗ tahaddasa yang seharusnya menggunakan sufiks {-ti} sebagai penanda persona kedua TF menjadi
ﺖﺛﺪﺤﺗ tahddasti yang terdapat dalam kalimat 4b.
5a ﺎﻤﺋﺍﺩ ﺮﺧﺄﺗ ﺍﺬﻫ ﻦﺘﻧﺍ
antunna hadza ta-akhor
da iman ‘kalian selalu terlambat’
5b ﺎﻤﺋﺍﺩ ﻦﺗﺮﺧﺄﺗ
ta-akhortunna da iman
‘kalian selalu terlambat JF’
Universitas Sumatera Utara
Kesalahan yang terjadi dalam kalimat 5a adalah penggunaan afiks infleksi persona kedua kedua JF yaitu pada kata
ﺮﺧﺄﺗ taakhor yang seharusnya pada kalimat ini menggunakan verba dengan sufiks {-tunna} menjadi
ﻦﺗﺮﺧﺄﺗ taakhortunna seperti dalam kalimat 5b sebagai penanda persona kedua JF.
6a ؟ﻦﺤﻧ ﺍﺫﺎﻣ ﻰﻨﻐﺗ
taghonna
madza nahnu?
‘nyanyi apa kita?’ 6b
؟ ﺎﻨﻴﻨﻐﺗ ﺍﺫﺎﻣ madza
taghonnai
nā
‘nyanyi apa kita JF?’ Untuk kalimat 6a terjadi kesalahan penggunaan afiks infleksi persona
pertama yaitu pada kata ﻰﻨﻐﺗ taghonna yang seharusnya ditujukan pada persona
pertama jamak menggunakan sufiks {nā} menjadi ﺎﻨﻴﻨﻐﺗ taghonnainā pada
kalimat 6b. 7a
ﻦﺤﻧ ﻑﻻﺍ ﺔﺴﻤﺧ ﺖﻠﻤﺣ
hamaltu khomsatu alafin
‘ kami membawa uang lima ribu’ 7b
ﻦﺤﻧ ﻑﻻﺍ ﺔﺴﻤﺧ ﺎﻨﻠﻤﺣ hama
nā khomsatu alafin
‘ kami membawa uang lima ribu JF’ 8a
ﻦﺤﻧ ﺡﺮﻔﺗ ﺎﻨﻫ ﻦﺤﻧ ﻥﻻ ﺖﺒﺒﺣ
hababtu lianna nahnu huna tafroh
‘kami suka karena kami disini senang JF’ 8b
ﻦﺤﻧ ﺡﺮﻔﻧ ﺎﻨﻫ ﻥﻻ ﺎﻨﺒﺒﺣ habab
nā
lianna huna nafroh ‘kami suka karena kami disini senang JF’
Kemudian pada kalimat 7a dan 8a menggunakan afiks infleksi persona
pertama pada kata ﺖﻠﻤﺣ hamaltu dan ﺖﺒﺒﺣ hababtu yang seharusnya berubah
Universitas Sumatera Utara
menjadi ﺎﻨﻠﻤﺣ hamalnā dengan menggunakan sufiks {nā} sebagai penanda
persona pertamaJF yang terdapat dalam kalimat 7b dan 8b. 9a
ﻦﻫ ﻚﻟﺍﺫ ﻥﺎﺴﻧﺍ ﺕءﺎﺷﺎﻣ
ma sya at insan dzalik
‘ terserah mereka orang itu’ 9b
ﻦﻫ ﻦﺌﺷﺎﻣ
ma syi’na insan dzalik
‘ terserah mereka JF orang itu’ Pada kalimat 9a kesalahan menggunakan penggunaan afiks infleksi
persona ketiga TF pada kata ﺕءﺎﺷﺎﻣ mā syā at yang seharusnya menggunakan
sufiks {-na} sehingga verba itu menjadi ﻦﺌﺷﺎﻣ ma syi’na dalam kalimat 9b
sebagai penanda persona ketiga JF. 10a
؟ﻦﻳﺍ ﻲﻓ ﺔﻠﺴﻟﺍ ﺓﺮﻛ ﺖﺒﻌﻟ ﻝﻭﺭﻮﻧﻭ ﻻﺎﻣ
mala wa nurul la’ibat kurroh as-sallata fi ana?
‘Mala dan Nurul bermain basket dimana?’ 10b
؟ﺔﻠﺴﻟﺍ ﺓﺮﻛ ﺎﺘﺒﻌﻟ ﻝﻭﺭﻮﻧﻭ ﻻﺎﻣ ﻦﻳﺍ Aina Mala wa Nurul la’iba
tā kurroh as-sallata?
‘Mala dan Nurul bermain basket dimana?’ Kalimat 10a terjadi kesalahan penggunaan afiks infleksi persona ketiga
TF yaitu pada kata ﺖﺒﻌﻟ la’ibat yang seharusnya ditujukan pada persona ketiga
DF dengan menggunakan sufiks {- tā} menjadi
ﺎﺘﺒﻌﻟ la’ibatā yang terdapat dalam contoh 10b.
11a ﺫﺎﺘﺳﻻﺎﺑ ﺖﻌﻤﺳ
sami’at bi al-ustadz
‘di dengar Ustadz’ 11b
ﺫﺎﺘﺳﻻﺎﺑ ﻊﻤﺳ
sami’a bi al-ustadz
‘di dengar TM oleh ustadz’
Universitas Sumatera Utara
12a ﻮﻫ ﻰﻣﺎﻣﺍ ﻮﻫ ﺖﻣﺎﻗ
qomat huwa amami
‘dia berdiri di depanku’ 12b
ﻮﻫ ﻰﻣﺎﻣﺍ ﻡﺎﻗ
qoma amami
‘dia berdiri TM di depanku’ 13a
ﺎﻫﺭﺎﻤﺧ ﺖﻋﺎﺿ ﺪﻗ
qod do’at khimaruha
‘hilang jilbabnya’ 13b
ﺎﻫﺭﺎﻤﺧ ﻉﺎﺿ ﺪﻗ
qod dhā’a khimaruha
‘jilbabnya TM hilang’ Selanjutnya pada kalimat 11a, 12a, dan 13a terjadi kesalahan
penggunaan afiks infleksi persona ketiga TF yaitu pada kata ﺖﻌﻤﺳ sami’at, ﺖﻣﺎﻗ
qāmat, dan ﺖﻋﺎﺿ dhā’at seharusnya tidak menggunakan sufiks {-t} menjadi ﻊﻤﺳ sami’a, ﻡﺎﻗ. qāma, dan ﻉﺎﺿ dhā’a yang terdapat dalam kalimat 11b,
12b, dan 13b. 14a
ﻦﻜﺴﻤﻟﺍ ﻒﻈﻧ ﺓﺫﺎﺘﺳﻻﺍ al-ustadzah
nadzofa al-maskana
‘ustadzah telah membersihkan asrama’ 14b
ﻦﻜﺴﻤﻟﺍ ﺖﻔﻈﻧ ﺓﺫﺎﺘﺳﻻﺍ al-ustadzah
nadzofat al-maskana
‘ustadzah telah membersihkan asrama’ 15a
؟ﻚﻌﻣ ﻢﻠﻜﺗ ﻲﻫ ﺍﺫﺎﻣ madza
hiya takallam ma’ki?
‘apa yang dia bicarakan kepadamu?’ 15b
؟ﻚﻌﻣ ﺖﻤﻠﻜﺗ ﻲﻫ ﺍﺫﺎﻣ madza
takallamat ma’ki?
‘apa yang dia bicarakan TF kepadamu?’
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya pada kalimat 14a dan 15a terjadi kesalahan penggunaan afiks infleksi persona ketiga TM pada kata
ﻒﻈﻧ nadzzofa, dan ﻢﻠﻜﺗ takallama yang seharusnya menggunakan sufiks {-t} seperti kalimat 14b, dan 15b
sebagai penanda persona ketiga TF yang berubah menjadi menjadi ﺖﻔﻈﻧ
nadzafat, dan ﺖﻤﻠﻜﺗ takllamat.
Kesalahan yang terdapat dalam kalimat di atas akan diklasifikasikan, data kesalahan pada bentuk verba Perfect dapat dilihat pada tabael dibawah ini:
Tabel 1 Bentuk Kesalahan verba Perfect
No Kesalahan
Makna Perbaikan
Makna 1.
ﺕﺮﻌﺷ sya’urot ‘kamu F merasa’
ﺕﺮﻌﺷ sya’urti ‘kamu F merasa’
2.
ﺖﻤﻬﻓ fahimat ‘dia F faham’
ﺖﻤﻬﻓ fahimtu ‘dia F faham’
3.
ﻦﻳﺃﺭ roaina ‘kamu dua F telah
melihat’
ﺎﻤﺘﻳﺃﺭ roaitumā
‘kamu dua F telah melihat’
4.
ﺙﺪﺤﺗ tahddasa ‘kamu F telah berbicara’ ﺖﺛﺪﺤﺗ tahddasti
‘kamu F telah berbicara’
5.
ﺮﺧﺄﺗ taakhoro ‘dia M telah terlambat’
ﻦﺗﺮﺧﺄﺗ taakhortunna ‘dia M telah terlambat’
6.
ﻰﻨﻐﺗ taghonnā ‘kami telahbernyanyi’
ﺎﻨﻴﻨﻐﺗ taghonnainā ‘kami telah bernyanyi’
7.
ﺖﻠﻤﺣ hamaltu ‘kami telah membawa’
ﺎﻨﻠﻤﺣ hamlnā ‘kami telah membawa’
8.
ﺖﺒﺒﺣ hababtu ‘kami suka’
ﺎﻨﺒﺒﺣ hababnā ‘kami suka’
9.
ﺕءﺎﺷﺎﻣ ma syāat ‘dia F serah’ ﻦﺌﺷﺎﻣ mā syi’na
‘dia F serah’
10.
ﺖﺒﻌﻟ la’ibat ‘mereka dua F telah
bermain’ ﺖﺒﻌﻟ la’ibatā
‘mereka dua F telah bermain’
11.
ﺖﻌﻤﺳ sami’at ‘dia M telah mendengar’
ﻊﻤﺳ sami’a ‘dia M telah mendengar’
12.
ﺖﻣﺎﻗ qāamat ‘dia M berdiri’
ﻡﺎﻗ qāma ‘dia M berdiri’
13.
ﺖﻋﺎﺿ dhā ‘at ‘itu benda M telah hilang’
ﻉﺎﺿ dhā’a ‘itu benda M telah
hilang’
14.
ﻒﻈﻧ nadzzofa ‘dia F telah
membersihkan’ ﺖﻔﻈﻧ nadzzofat
‘dia F telah membersihkan’
15. ﻢﻠﻜﺗ takallama
‘dia F telah berbicara’
ﺖﻤﻠﻜﺗ takallamat
‘dia F telah berbicara’
Dari tabel tersebut kesalahan penggunaan morfem infleksi pada verba Perfect berjumlah 15 buah, yang terdiri dari penggunaan sufiks {-t} sebanyak 7
buah terdapat pada nomor 1, 2, 9, 10, 11, 12, dan 13, Kemudian sufiks {-tu}
Universitas Sumatera Utara